Bank Indonesia

Bank Indonesia Dorong Pembiayaan Hijau Nasional dengan Insentif Triliunan Rupiah

Bank Indonesia  Dorong Pembiayaan Hijau Nasional dengan Insentif Triliunan Rupiah
Bank Indonesia Dorong Pembiayaan Hijau Nasional dengan Insentif Triliunan Rupiah

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah menyalurkan insentif makroprudensial senilai Rp36,38 triliun untuk mendorong bank menyalurkan pembiayaan hijau. 

Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya BI mengimbangi emisi karbon yang timbul dari kegiatan ekonomi dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. 

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menekankan bahwa seluruh kebijakan dan inisiatif ini dirancang untuk menciptakan pembangunan yang inklusif sekaligus ramah lingkungan.

Seiring dengan pemberian insentif, BI juga menanam 37 ribu pohon mangrove di berbagai wilayah Indonesia, langkah yang diharapkan dapat mengurangi emisi karbon.

Selain itu, bank sentral juga membeli kredit karbon sebesar 150 ton CO?e sebagai bentuk kompensasi atas emisi kegiatan ekonomi. Pendekatan ini menunjukkan komitmen BI untuk mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan ke dalam praktik ekonomi dan perbankan.

Lebih jauh, BI aktif mendampingi 159 UMKM hijau melalui pengembangan usaha dan fasilitasi business matching pembiayaan. 

Dukungan ini diharapkan meningkatkan kapasitas UMKM sekaligus memperluas penetrasi pembiayaan hijau di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. Inisiatif ini menegaskan bahwa pembangunan ekonomi dapat sejalan dengan konservasi lingkungan.

Minat Perbankan terhadap Pembiayaan Hijau Meningkat

Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau BI, Nita Anastuty, menyebut minat perbankan untuk menyalurkan pembiayaan hijau terus mengalami peningkatan. 

BI mendukung sisi permintaan pembiayaan hijau, termasuk dari sektor UMKM, dengan membuat pedoman hijau khusus bagi usaha mikro, kecil, dan menengah. Pedoman ini mempermudah bank dalam menyalurkan kredit yang ramah lingkungan sekaligus memperkuat komitmen UMKM terhadap praktik bisnis berkelanjutan.

Nita menambahkan bahwa langkah BI dalam mengimbangi emisi juga mendukung program pemerintah menuju net zero emission pada 2060. Dengan insentif dan pedoman hijau, bank dapat menyalurkan kredit tanpa mengurangi profitabilitas, serta berperan aktif dalam transisi ekonomi rendah karbon. 

Tren positif ini menandai semakin berkembangnya green finance di Indonesia dan memberi contoh bagi sektor perbankan di berbagai daerah untuk turut berperan.

Selain itu, pendekatan ini mendorong bank-bank swasta dan BPD untuk mulai mengembangkan portofolio hijau, meski sebelumnya sebagian besar pembiayaan hijau didominasi oleh Himbara. 

Kesadaran perbankan terhadap pentingnya keberlanjutan semakin meningkat seiring adanya dukungan dari bank sentral dan permintaan dari sektor produktif, termasuk UMKM hijau.

Peran Mangrove dan Ekosistem Pesisir Bali

Langkah BI menanam seribu pohon mangrove di Kawasan Konservasi Maritim Teluk Benoa, Bali, menjadi salah satu bukti nyata komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Rentin, menyebut mangrove berperan penting dalam menyerap karbon, melindungi pantai dari abrasi, dan menjadi habitat berbagai biota laut. 

Penanaman mangrove ini juga sejalan dengan agenda daerah dalam memperkuat tutupan hutan, memulihkan ekosistem, dan mengurangi emisi berbasis lahan.

Made menegaskan bahwa kegiatan BI menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berjalan selaras dengan upaya pelestarian lingkungan. 

Inisiatif ini dapat direplikasi di daerah lain, mendorong kolaborasi antara pemerintah, perbankan, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam sekaligus memperkuat ekonomi hijau. Integrasi antara kebijakan fiskal, insentif perbankan, dan konservasi lingkungan menjadi model yang efektif untuk pembangunan berkelanjutan.

UMKM Hijau sebagai Motor Ekonomi Berkelanjutan

Pendampingan BI terhadap UMKM hijau menunjukkan bahwa sektor usaha kecil dan menengah dapat menjadi motor penggerak ekonomi berkelanjutan. Dengan dukungan pembiayaan hijau, UMKM dapat meningkatkan produktivitas, menerapkan praktik ramah lingkungan, dan memberikan dampak sosial positif bagi komunitas.

Pendekatan ini juga membuka peluang pengembangan bisnis baru yang berfokus pada energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan solusi berbasis alam.

BI menekankan bahwa insentif makroprudensial, pedoman hijau, dan dukungan terhadap UMKM hijau merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat green finance di Indonesia. 

Kolaborasi antara perbankan, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, ramah lingkungan, dan tahan terhadap perubahan iklim. 

Dengan langkah-langkah ini, pembiayaan hijau di Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, menjadi fondasi penting bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index