JAKARTA - Papua dikenal sebagai salah satu provinsi dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa.
Tidak hanya panorama alamnya yang menawan, kuliner Papua juga menawarkan pengalaman rasa yang unik dan autentik. Makanan khas Papua bukan sekadar sajian sehari-hari, tetapi juga mencerminkan kehidupan masyarakat, kearifan lokal, serta bahan baku dari alam sekitar.
Hidangan-hidangan tradisional Papua memiliki karakter yang khas, mulai dari makanan pokok hingga camilan, dari hidangan laut hingga makanan eksotis. Mengenal dan mencicipi kuliner Papua memungkinkan setiap orang menghargai keberagaman budaya Indonesia.
Artikel ini merangkum sepuluh menu khas Papua yang wajib dicoba, dengan informasi bahan dan proses memasak yang menunjukkan kekayaan tradisi kuliner setempat.
Papeda, Udang Selingkuh, dan Ikan Bakar Manokwari
Salah satu makanan pokok yang terkenal adalah Papeda, atau bubur sagu. Papeda memiliki tekstur lengket dan kenyal, dibuat dari sagu yang direbus hingga mengental.
Bahan dasarnya berasal dari pohon sagu yang tumbuh liar di hutan Papua, dan proses memanen sagu memerlukan keahlian khusus yang diwariskan turun-temurun. Hidangan ini menjadi simbol kekayaan alam dan ketahanan pangan masyarakat Papua.
Selain papeda, ada Udang Selingkuh, jenis udang air tawar dengan capit menyerupai kepiting.
Udang ini biasanya diperoleh dari sungai pegunungan, memiliki ukuran besar, dan digunakan dalam berbagai hidangan tradisional. Bentuknya yang unik memberi pengalaman makan yang berbeda, sekaligus memperkenalkan keanekaragaman fauna perairan Papua.
Tidak kalah populer adalah Ikan Bakar Manokwari, hidangan pesisir yang menggunakan ikan segar seperti tuna atau kerapu. Ikan dibumbui dengan rempah khas Papua, dibakar hingga kulit garing dan daging tetap lembut.
Sentuhan bawang, cabai, kunyit, dan jeruk nipis memberikan aroma dan rasa yang khas. Proses pemanggangan yang hati-hati menjadikan ikan bakar ini favorit di berbagai acara dan rumah makan lokal.
Ikan Bungkus, Kue Sagu, dan Aunu Sanebre
Ikan Bungkus merupakan hidangan sederhana namun sarat cita rasa. Ikan segar dibumbui rempah Papua, kemudian dibungkus daun pisang dan dipanggang hingga bumbu meresap sempurna. Aroma daun pisang menambah kelezatan hidangan, menjadikannya sajian yang lezat dan harum untuk dinikmati bersama keluarga.
Kue Sagu, atau bagea, adalah camilan renyah yang terbuat dari sagu, gula aren, dan kelapa parut, dipanggang hingga keras. Kue ini biasanya dinikmati dengan teh atau kopi, serta kerap menjadi oleh-oleh khas Papua. Kue sagu menunjukkan pentingnya sagu sebagai sumber karbohidrat utama masyarakat lokal dan tradisi kuliner yang bertahan lama.
Aunu Sanebre adalah hidangan sederhana berbahan ikan teri, nasi, dan kelapa parut yang digoreng bersama. Kombinasi gurih ikan dan kelapa menciptakan cita rasa khas Papua yang lezat dan bergizi.
Hidangan ini kerap hadir dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga muncul pada acara adat, memperlihatkan fleksibilitas kuliner tradisional dalam berbagai konteks sosial.
Sagu Lempeng, Sate Ulat Sagu, dan Kue Lontar
Camilan lain yang tak kalah menarik adalah Sagu Lempeng, lempengan sagu yang dipanggang hingga renyah.
Teksturnya ringan, ideal sebagai teman minum teh atau kopi, sekaligus dapat dibawa dalam perjalanan jauh. Makanan sederhana ini memiliki nilai nostalgia bagi masyarakat Papua karena menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari.
Hidangan eksotis seperti Sate Ulat Sagu juga menarik perhatian. Ulat sagu dipanggang hingga renyah di luar namun lembut di dalam. Meskipun terdengar unik, rasanya gurih menyerupai sate ayam atau kikil. Hidangan ini biasanya disajikan dalam acara adat, memberikan pengalaman kuliner budaya yang berbeda bagi wisatawan.
Tidak ketinggalan, Kue Lontar, manisan dengan isian telur, susu, dan gula, dipanggang hingga lembut. Pengaruh Belanda terlihat dari bahan dan teknik pembuatannya. Kue ini biasanya disajikan saat perayaan besar, simbol kemewahan dan tradisi kuliner Papua yang menggabungkan unsur lokal dan kolonial.
Sambal Colo-colo dan Keunikan Kuliner Papua
Sebagai pelengkap, Sambal Colo-colo menjadi teman wajib bagi hidangan laut dan ikan. Sambal ini dibuat dari cabai, tomat, bawang merah, dan perasan jeruk nipis, disajikan segar tanpa diulek.
Sensasi pedas, segar, dan asam menambah cita rasa unik Papua. Sambal colo-colo mirip dengan sambal dabu-dabu Manado, namun lebih ringan dan asam, memberikan pengalaman berbeda saat menikmati ikan atau lauk sehari-hari.
Secara keseluruhan, kuliner Papua menampilkan perpaduan rasa, tradisi, dan inovasi bahan lokal. Menu-menu tradisional ini memperlihatkan keunikan budaya Papua dan memupuk apresiasi terhadap ragam kuliner Indonesia.
Dari papeda, udang selingkuh, ikan bakar, hingga kue sagu dan sate ulat sagu, setiap hidangan menawarkan pengalaman makan yang berbeda namun autentik, wajib dicoba oleh pecinta kuliner sejati.