Harga Bahan Pangan

DPR Soroti Dampak Kenaikan Harga Bahan Pangan Menjelang Akhir Tahun

DPR Soroti Dampak Kenaikan Harga Bahan Pangan Menjelang Akhir Tahun
DPR Soroti Dampak Kenaikan Harga Bahan Pangan Menjelang Akhir Tahun

JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan, menyoroti lonjakan harga bahan pangan yang terjadi di sejumlah daerah menjelang akhir tahun 2025. 

Menurut Daniel, kenaikan harga ini bukan semata akibat permintaan meningkat menjelang liburan, melainkan juga menandakan kelemahan dalam tata kelola pangan nasional. Ia menekankan perlunya langkah strategis dan berkelanjutan agar stabilitas harga dapat terjaga serta pendapatan petani dan pelaku usaha kecil tetap aman.

Contoh kenaikan harga yang terjadi antara lain daging ayam di pasar Jakarta dan Bandung yang mencapai Rp 50.000 per kilogram. Sementara itu, cabai rawit dan cabai keriting juga mengalami kenaikan signifikan, menembus angka Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per kilogram. 

Lonjakan harga ini dianggap tidak hanya membebani konsumen, tetapi juga mencerminkan permasalahan mendasar dalam distribusi dan ketersediaan bahan pangan di dalam negeri.

Daniel menilai bahwa pemerintah harus mengambil tindakan cepat dan tepat untuk menstabilkan harga. Ia menekankan bahwa intervensi jangka pendek seperti operasi pasar atau penyaluran beras SPHP masih terbatas jangkauannya dan tidak cukup untuk menciptakan stabilitas harga yang permanen. 

Pendekatan yang lebih menyeluruh dan strategis menjadi kunci agar sistem pangan nasional lebih tangguh menghadapi tekanan pasar.

Intervensi Pemerintah dan Upaya Jangka Pendek

Daniel menjelaskan bahwa operasi pasar dan penyaluran beras SPHP memiliki peran penting dalam menahan gejolak harga di tingkat konsumen. 

Namun, langkah-langkah tersebut hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah struktural dalam sistem pangan nasional. Menurutnya, fokus pemerintah seharusnya mencakup penguatan produksi domestik, efisiensi distribusi, dan pemberdayaan petani lokal.

Selain itu, pemerintah diminta untuk memantau harga bahan pangan di pasar-pasar utama, memastikan ketersediaan pasokan tetap terjaga, dan mengantisipasi potensi lonjakan harga menjelang momen libur panjang atau perayaan akhir tahun. 

Daniel menekankan pentingnya koordinasi antara kementerian terkait, pemerintah daerah, dan pelaku usaha agar intervensi dapat tepat sasaran dan berdampak maksimal.

Dengan strategi yang tepat, intervensi jangka pendek tidak hanya menstabilkan harga konsumen, tetapi juga memberikan kepastian bagi pelaku usaha skala kecil dan menengah. Pendekatan yang seimbang antara pengendalian harga dan keberlanjutan produksi menjadi fondasi agar sistem pangan nasional lebih stabil dan resilient.

Mengurangi Ketergantungan Impor dan Memperkuat Produksi Dalam Negeri

Daniel juga menekankan perlunya mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan dari luar negeri. Menurutnya, stabilisasi harga hanya akan menjadi agenda tahunan yang melelahkan jika faktor cuaca dan impor terus menjadi penentu utama. 

Pemerintah diminta memprioritaskan peningkatan produksi domestik melalui inovasi pertanian, penyediaan pupuk dan bibit berkualitas, serta perbaikan proses distribusi yang lebih efisien.

Penguatan produksi dalam negeri tidak hanya mengurangi tekanan impor, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani lokal. 

Daniel menekankan bahwa efisiensi distribusi menjadi kunci agar harga di tingkat konsumen tetap stabil tanpa membebani pelaku usaha. Dengan langkah-langkah tersebut, ketahanan pangan nasional dapat meningkat sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat dan perekonomian lokal.

Lebih jauh, ia menyarankan agar pemerintah mendorong investasi di sektor pangan strategis, termasuk teknologi pengolahan dan penyimpanan hasil pertanian. Hal ini penting untuk memastikan bahan pangan tetap tersedia sepanjang tahun dan mengurangi fluktuasi harga yang merugikan konsumen maupun produsen.

Stabilitas Harga Pangan untuk Masa Depan

Daniel menegaskan bahwa menjaga stabilitas harga bahan pangan adalah tanggung jawab bersama pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. 

Pendekatan jangka panjang yang mengedepankan produksi dalam negeri, distribusi efisien, serta edukasi konsumen akan menciptakan sistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

Selain itu, kebijakan yang memprioritaskan kemandirian pangan nasional akan mengurangi risiko ketergantungan impor dan fluktuasi harga akibat faktor eksternal. 

Daniel menekankan bahwa kombinasi strategi jangka pendek dan jangka panjang menjadi kunci agar harga bahan pangan tetap terjangkau bagi konsumen tanpa mengorbankan kesejahteraan petani.

Secara keseluruhan, perhatian DPR terhadap kenaikan harga pangan menekankan perlunya tindakan konkret dari pemerintah untuk menciptakan sistem pangan nasional yang stabil, efisien, dan berkelanjutan. 

Dengan pendekatan yang tepat, masyarakat dapat tetap memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan harga wajar, sementara petani dan pelaku usaha kecil memperoleh dukungan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan mereka.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index