JAKARTA - Telur merupakan salah satu makanan paling bergizi yang mudah ditemui dan diolah.
Selain kaya protein, telur juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti vitamin A, D, E, B12, fosfor, dan selenium. Kandungan protein dalam telur dapat mendukung perbaikan sel dan pemenuhan energi tubuh.
Namun, meskipun telur memiliki banyak manfaat, cara mengonsumsinya juga perlu diperhatikan. Menggabungkan telur dengan beberapa makanan tertentu bisa memengaruhi penyerapan nutrisi dan menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan.
Memahami makanan yang sebaiknya tidak dikombinasikan dengan telur dapat membantu tubuh memanfaatkan nutrisi secara optimal.
Makanan yang Mengurangi Penyerapan Nutrisi
Beberapa jenis makanan dapat bersaing dengan protein dalam telur sehingga penyerapan nutrisi tidak maksimal.
Susu kedelai, misalnya, meski juga kaya protein, ketika dikonsumsi bersamaan dengan telur dapat membuat tubuh sulit memanfaatkan protein secara penuh. Kedua protein ini saling bersaing dalam proses pencernaan, sehingga manfaat keduanya tidak optimal.
Selain itu, teh yang sering diminum bersamaan dengan sarapan telur juga sebaiknya dihindari. Kandungan tannin dalam teh dapat menurunkan penyerapan protein dari telur hingga 17 persen.
Kombinasi telur dan teh juga berpotensi memicu perut kembung, sembelit, atau naiknya asam lambung, membuat pencernaan bekerja lebih berat dari biasanya.
Pisang yang manis dan sehat pun sebaiknya tidak dimakan bersamaan dengan telur. Kedua makanan ini bisa memperlambat proses pencernaan dan memberi beban lebih pada lambung. Akibatnya, rasa nyaman di perut bisa terganggu dan energi tubuh terasa tidak optimal.
Kombinasi yang Membebani Pencernaan
Beberapa makanan tinggi protein dan lemak juga kurang ideal dikonsumsi bersamaan dengan telur. Misalnya, daging merah yang kaya protein dan lemak jika dimakan bersamaan dengan telur dapat membuat tubuh terasa lesu karena energi terserap untuk mencerna makanan.
Hal serupa berlaku untuk bacon yang tinggi lemak jenuh. Kombinasi telur dan bacon membuat rasa kenyang datang lebih cepat, tetapi energi yang diperoleh tidak bertahan lama.
Gula, meskipun sering digunakan dalam olahan telur seperti cake atau puding, juga perlu diperhatikan. Reaksi kimia antara asam amino telur dan gula dapat menghasilkan senyawa yang berpotensi berbahaya bagi tubuh serta meningkatkan risiko penggumpalan darah.
Buah kesemek adalah contoh lain makanan yang sebaiknya tidak dimakan bersamaan dengan telur. Kandungan tanin dalam kesemek dapat bereaksi dengan protein telur dan memicu gangguan pencernaan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan kombinasi makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Tips Mengonsumsi Telur dengan Aman
Secara umum, telur tetap aman dikonsumsi setiap hari dan menjadi sumber protein berkualitas tinggi. Kuncinya adalah mengonsumsi telur secara terpisah dari beberapa makanan tertentu agar nutrisi dapat terserap maksimal.
Untuk menjaga kesehatan pencernaan, sebaiknya konsumsi telur bersama makanan yang ringan dan mudah dicerna seperti sayuran rebus, roti gandum, atau buah rendah tanin. Dengan mengetahui kombinasi yang tepat, manfaat telur dapat dirasakan sepenuhnya, termasuk pemenuhan kebutuhan protein, vitamin, dan mineral bagi tubuh.
Menerapkan pola makan yang cerdas dan memperhatikan kombinasi makanan akan membantu tubuh tetap bugar dan menjaga kesehatan jangka panjang. Telur tetap menjadi pilihan sarapan yang praktis, bergizi, dan bermanfaat bagi siapa pun yang mengonsumsinya dengan cara yang tepat.