JAKARTA - Sejumlah warga di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, mengalami insiden berbahaya akibat teralirinya listrik pada atap rumah mereka. Insiden ini disebabkan oleh Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang dimiliki PLTU batubara. Akibatnya, warga kerap tersengat listrik dan perangkat elektronik mengalami kerusakan.

Eriyanti, salah satu warga yang terdampak, mengungkapkan bahwa keluarganya mengalami sengatan listrik secara tiba-tiba sejak SUTT dibangun. "Anak saya sempat tersengat listrik. Peralatan TV kami juga rusak," ujarnya saat ditemui di kediamannya.

Keluhan serupa disampaikan oleh warga lainnya di wilayah tersebut. Hingga saat ini, setidaknya lima rumah dikabarkan terdampak akibat instalasi SUTT.

Warga telah melaporkan insiden ini kepada manajemen PT Tenaga Listrik Bengkulu (PT. TLB). Namun, tanggapan yang diterima berupa kompensasi berupa TV dan pernyataan tertulis yang menyatakan PT TLB tidak bertanggung jawab atas kerusakan di masa depan. "Kami diminta menandatangani surat bermaterai yang membebaskan PT TLB dari tanggung jawab," tambah Eriyanti.

Menanggapi situasi ini, Ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA), Nukila Evanty, menyatakan bahwa banyak warga telah mengeluhkan keberadaan PLTU sejak beroperasi. "Radiasi elektromagnetik dari SUTT ini diduga bisa membahayakan kesehatan, seperti meningkatkan risiko penyakit kanker dan gangguan tidur," tulis Nukila dalam laporannya yang diterima Kompas.com.

Tidak hanya itu, pemandangan kabel-kabel tegangan tinggi yang membentang di atas rumah telah menciptakan kekhawatiran baru bagi warga terkait risiko kecelakaan.

Masyarakat Kelurahan Teluk Sepang kini resah akan dampak SUTT terhadap keamanan dan kesehatan mereka. Nukila menekankan pentingnya pihak berwenang merespons cepat untuk melindungi keselamatan warga.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teror SUTT ke Warga di Bengkulu, Atap Rumah Tiba-tiba Teraliri Listrik dan Menyengat Satu Keluarga"