JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menegaskan komitmennya dalam membangun sumber daya manusia Papua yang terampil dan siap kerja melalui Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN).
Program pendidikan vokasi ini menjadi fokus utama perusahaan untuk mempersiapkan generasi lokal menghadapi dunia industri. Senior Vice President Community Development PTFI, Nathan Kum, menyampaikan bahwa investasi di sektor pendidikan merupakan bagian strategis dari tanggung jawab sosial perusahaan.
“Fokus kami adalah memastikan generasi muda Papua memperoleh keterampilan nyata yang dapat digunakan untuk bekerja dan membangun karier,” ujarnya.
IPN dirancang sebagai lembaga pendidikan vokasi non-formal yang memberikan pelatihan teknis dan disiplin kerja yang dibutuhkan di sektor pertambangan. Lulusan diharapkan dapat langsung menerapkan ilmu yang diperoleh untuk membangun karier profesional dan berperan aktif dalam pengembangan ekonomi lokal.
Ekosistem Pendidikan Terintegrasi
Sejak berdiri pada 2003, IPN telah mengembangkan ekosistem pendidikan yang terintegrasi, mulai dari pelatihan kelas hingga pengalaman praktik di lapangan.
Lebih dari 4.000 siswa telah mengikuti program pelatihan, dengan sekitar 90% berasal dari Orang Asli Papua (OAP). Saat ini, 71% lulusan bekerja di PTFI maupun perusahaan kontraktor.
Nathan menjelaskan, program di IPN tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter, keselamatan kerja, dan kemampuan bekerja sama dalam tim. Pendekatan ini memastikan peserta siap menghadapi tantangan industri dan dapat terus meningkatkan kompetensinya seiring waktu.
Kisah Sukses Alumni IPN
Salah satu alumni IPN, Isai Kum, menceritakan pengalamannya mengikuti program Apprentice sebagai Operator Haul Truck. Setelah menjalani pelatihan intensif dan magang di area operasi PTFI, Isai kini menjadi karyawan tetap.
“Di IPN, saya belajar teknik, disiplin, dan keselamatan kerja. Program magang membuat saya merasakan langsung dunia kerja di tambang dan bangga bisa kembali membangun Papua,” ujarnya.
Contoh lain datang dari Sri Ningsih W. Watora, peserta pelatihan jurusan Electrician. Perempuan dari Suku Kamoro ini menekankan pentingnya pelatihan, sertifikasi, dan pengalaman praktik yang diterimanya di IPN. Program ini memberi kepercayaan diri untuk bersaing di industri yang sebelumnya terasa jauh dari jangkauan generasi lokal.
Program Pelatihan Inklusif dan Kewirausahaan
Pada 2024, sebanyak 289 peserta terpilih mengikuti program pelatihan siswa (Apprentice) dari 4.938 pendaftar. Peserta terdiri dari berbagai suku di Papua, termasuk Amungme dan Kamoro, dengan 70 orang di antaranya perempuan. Hal ini menunjukkan komitmen IPN terhadap keberpihakan masyarakat lokal dan inklusivitas gender.
Program pelatihan meliputi Mekanikal, Operator Alat Berat, dan Pekerja Tambang Bawah Tanah. Pelatihan Mekanikal dibagi menjadi Kelistrikan, Pengelasan, Mekanik Alat Berat, dan Mekanik Pabrik.
Selain keterampilan teknis, IPN juga menjalankan Papuan Bridge Program Youth Entrepreneurship (PBP YET) yang mengajarkan anak muda Papua menciptakan peluang usaha, inovasi bisnis, dan kemandirian ekonomi melalui pelatihan, pendampingan, dan akses sumber daya.
Dengan program ini, PTFI menegaskan perannya tidak hanya sebagai penggerak industri tambang, tetapi juga sebagai pengembang SDM Papua yang berkompeten, berdaya saing, dan siap berkontribusi bagi pembangunan daerah serta perekonomian nasional.