BRIN

Panduan BRIN: Cara Memastikan Emas Asli Sebelum Membeli

Panduan BRIN: Cara Memastikan Emas Asli Sebelum Membeli
Panduan BRIN: Cara Memastikan Emas Asli Sebelum Membeli

JAKARTA - Emas telah lama menjadi simbol kemewahan dan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati masyarakat. 

Nilainya yang relatif stabil serta mudah diperjualbelikan membuat logam mulia ini selalu menarik perhatian. Namun, maraknya emas palsu yang menyerupai asli membuat pembeli perlu lebih berhati-hati dalam memilih dan membeli.

Kehadiran emas tiruan dengan tampilan nyaris sempurna, berat mendekati emas asli, dan cap atau ukiran yang meniru logam mulia sungguhan membuat banyak orang kesulitan membedakan. Mengetahui perbedaan antara emas asli dan palsu menjadi penting agar investasi lebih aman dan menghindari kerugian finansial.

Peneliti BRIN membocorkan beberapa cara praktis untuk mengenali emas asli, sehingga masyarakat dapat lebih cermat dalam berinvestasi dan membeli perhiasan.

Bobot dan Kode Emas sebagai Penanda

Salah satu cara sederhana membedakan emas asli adalah dengan memperhatikan berat logam. Emas asli memiliki bobot yang terasa berat meski ukurannya kecil.

“Secara fisik, emas asli pasti tidak ringan. Walaupun hanya 5 gram tetap terasa berat,” jelas Fathan Bahfie, Peneliti Ahli Madya dari BRIN. Sebaliknya, emas palsu biasanya terasa ringan atau tidak sesuai dengan berat yang tertera.

Selain bobot, perhatikan kode atau angka pada emas, seperti 10K, 18K, 22K, atau 24K, yang kadang disertai kode toko. Kode ini menjadi penanda bahwa emas tersebut memiliki sertifikasi keaslian. 

“Ada kode terpercaya (kadar emas) dari tokonya yang menyatakan bahwa itu emas asli,” tambah Fathan. Cara ini mudah diterapkan saat membeli perhiasan di toko resmi atau bersertifikat.

Uji Magnet dan Keramik untuk Keaslian

Uji dengan magnet menjadi metode umum untuk membedakan emas asli dan palsu. Emas asli tidak bersifat magnetis sehingga tidak akan tertarik saat didekatkan magnet. 

“Kalau tertarik magnet, artinya ada campuran logam lain seperti besi atau nikel,” jelas Fathan. Metode ini sederhana, cepat, dan aman untuk dilakukan di rumah tanpa merusak emas.

Metode lain yang bisa digunakan adalah goresan pada keramik. Emas asli tidak meninggalkan goresan saat digesekkan ke permukaan keramik. Namun, metode ini tidak disarankan karena berisiko merusak fisik emas batangan. “Tes goresan juga bisa, tapi berisiko merusak emas,” ujar Fathan.

Warna, Kilau, dan Reaksi Asam

Perhatikan warna dan kilau emas. Emas asli 24 karat cenderung memiliki warna kuning gelap, tidak terlalu terang. “Kalau warnanya terlalu mencolok, biasanya kadar rendah atau imitasi,” kata Fathan. Dengan memperhatikan warna, masyarakat dapat menilai keaslian tanpa merusak emas.

Selain itu, tetesan asam nitrat juga bisa digunakan untuk memastikan emas asli atau palsu. Emas asli tidak bereaksi terhadap asam, sedangkan emas palsu menimbulkan reaksi warna berbeda: kuning keemasan untuk logam kuningan berlapis emas, hijau untuk logam besi berlapis emas, dan putih susu untuk logam perak berlapis emas.

Metode ini efektif, terutama untuk emas batangan atau perhiasan bersertifikat.

Cara Sederhana Lainnya: Gigitan dan Kehati-hatian

Cara sederhana lain untuk membedakan emas asli dan palsu adalah dengan menggigit logam. Emas asli lebih lunak, sehingga jika digigit akan meninggalkan bekas. Sebaliknya, emas palsu cenderung tidak berubah bentuk. 

Meskipun sederhana, metode ini cukup membantu jika dilakukan bersamaan dengan cara lain seperti bobot, kode, dan uji magnet.

Memahami berbagai metode ini penting bagi masyarakat agar dapat membeli emas secara cerdas dan aman. Dengan kemajuan teknologi, pemalsuan emas kini bisa semakin halus, sehingga kombinasi beberapa cara menjadi strategi terbaik. 

Penggunaan metode sederhana namun efektif memungkinkan masyarakat menilai keaslian tanpa risiko besar terhadap emas yang dibeli.

Kesadaran akan keaslian emas juga penting untuk investasi jangka panjang. Emas asli tidak hanya memberikan nilai stabil, tetapi juga keamanan dan kepercayaan bagi pemiliknya. 

Dengan memahami tips dari para peneliti, pembeli dapat lebih percaya diri dalam bertransaksi, mengurangi risiko kerugian, dan menjaga nilai investasi tetap optimal.

Masyarakat diharapkan selalu membeli emas dari penjual resmi atau bersertifikat, memeriksa kode dan kadar emas, serta menerapkan cara-cara praktis untuk menilai keaslian. Langkah-langkah ini tidak hanya melindungi investasi, tetapi juga membentuk kebiasaan cermat dalam mengelola keuangan dan aset berharga.

Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat dapat menikmati manfaat emas sebagai simbol kemewahan sekaligus instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Emas asli memberikan rasa aman, nilai stabil, dan kepercayaan dalam setiap transaksi, sementara emas palsu justru membawa risiko kerugian yang bisa dihindari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index