Prabowo Subianto

Prabowo Siapkan Stimulus Tambahan Kuartal IV untuk Perkuat Daya Beli

Prabowo Siapkan Stimulus Tambahan Kuartal IV untuk Perkuat Daya Beli
Prabowo Siapkan Stimulus Tambahan Kuartal IV untuk Perkuat Daya Beli

JAKARTA - Pemerintah tengah menyiapkan paket stimulus tambahan yang akan digelontorkan pada kuartal IV-2025 untuk memperkuat daya beli masyarakat. Namun, rincian bentuk dan besaran stimulus tersebut masih dirahasiakan hingga Presiden Prabowo Subianto kembali dari kunjungannya ke Mesir.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pengumuman resmi mengenai stimulus akan dilakukan langsung oleh Presiden. 

Ia menyebut kebijakan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan global yang masih berlangsung.

“Kita tunggu sesudah Bapak Presiden kembali,” ujar Airlangga kepada awak media di Jakarta.

Stimulus Tambahan untuk Perluas Jangkauan Bantalan Ekonomi

Airlangga sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa pemerintah memang tengah menyiapkan stimulus tambahan pada kuartal IV-2025. Menurutnya, langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo agar kebijakan perlindungan ekonomi menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.

“Pemerintah akan memberikan stimulus tambahan (penebalan) di kuartal keempat. Arahan Bapak Presiden bahwa bantalan stimulus tambahan itu untuk menjangkau hingga desil keempat atau lebih dari 30 juta keluarga penerima manfaat, plus pekerja,” ujar Airlangga pada 1 Oktober lalu.

Artinya, kebijakan ini tidak hanya menyasar masyarakat berpendapatan rendah, tetapi juga kelompok menengah bawah yang selama ini mungkin belum sepenuhnya menikmati manfaat dari berbagai program bantuan sosial atau insentif ekonomi sebelumnya.

Menjaga Daya Beli di Tengah Ketidakpastian Global

Rencana stimulus kuartal IV ini muncul di tengah kekhawatiran terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat tekanan global dan ketidakpastian geopolitik. 

Pemerintah menilai penguatan daya beli masyarakat menjadi kunci untuk menjaga konsumsi domestik—yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kebijakan fiskal yang ekspansif dengan pemberian stimulus tambahan diharapkan mampu menahan dampak pelemahan permintaan global, sekaligus memastikan aktivitas ekonomi di sektor riil tetap bergerak. 

Pemerintah juga melihat adanya kebutuhan untuk memperkuat kembali sentimen positif di kalangan pelaku usaha dan masyarakat menjelang akhir tahun.

Fokus ke Desil Keempat dan Pekerja

Dalam kebijakan kali ini, pemerintah menargetkan kelompok masyarakat di desil keempat, yaitu kelompok pendapatan menengah ke bawah yang rentan terdampak inflasi dan pelemahan ekonomi. 

Selain itu, program ini juga dirancang untuk mencakup kalangan pekerja formal yang membutuhkan tambahan daya dorong konsumsi menjelang penutupan tahun.

Langkah ini diharapkan dapat mendorong stabilitas daya beli sekaligus mendukung pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Menurut catatan Kementerian Perekonomian, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang lebih dari 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Dengan cakupan lebih dari 30 juta keluarga penerima manfaat dan pekerja, stimulus tambahan ini diprediksi akan memiliki efek berganda terhadap perekonomian nasional, terutama di sektor perdagangan, transportasi, dan industri konsumsi.

Belum Diungkap Bentuk Stimulus

Meski telah mengonfirmasi rencana pengucuran stimulus, Airlangga belum menjelaskan bentuk atau skema yang akan diterapkan. Pemerintah disebut masih menunggu hasil evaluasi atas efektivitas program-program stimulus sebelumnya sebelum memutuskan arah kebijakan lanjutan.

Dalam beberapa kebijakan sebelumnya, stimulus ekonomi biasanya diberikan melalui bantuan langsung tunai (BLT), subsidi energi, dukungan bagi pelaku UMKM, hingga insentif pajak bagi sektor tertentu. 

Namun, Airlangga menegaskan bahwa keputusan akhir akan disampaikan langsung oleh Presiden setelah kembali dari kunjungan luar negeri.

Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah ingin memastikan setiap kebijakan yang diambil memiliki dasar analisis dan dampak yang terukur, serta sejalan dengan prioritas nasional dalam memperkuat ketahanan ekonomi domestik.

Upaya Konsisten Menjaga Momentum Pertumbuhan

Rencana stimulus kuartal IV menjadi kelanjutan dari kebijakan ekonomi yang selama ini dijalankan pemerintah dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. 

Sejak awal tahun, pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk menopang daya beli masyarakat, mulai dari bantuan sosial hingga subsidi produktif.

Namun, data terakhir menunjukkan bahwa meski stimulus sudah digelontorkan secara masif, pertumbuhan ekonomi belum menunjukkan percepatan yang signifikan. 

Karena itu, pemerintah menilai perlu adanya penebalan atau tambahan stimulus agar momentum pertumbuhan tetap terjaga di sisa tahun ini.

Airlangga menegaskan bahwa stimulus tambahan tersebut merupakan bentuk keberlanjutan dari kebijakan ekonomi inklusif yang diarahkan Presiden Prabowo. Fokusnya adalah memastikan agar manfaat pertumbuhan ekonomi bisa dirasakan lebih merata, terutama oleh kelompok masyarakat yang masih rentan.

Menanti Keputusan Akhir dari Presiden

Dengan belum adanya pengumuman resmi, publik kini menunggu langkah konkret pemerintah setelah Presiden Prabowo kembali dari Mesir. Kunjungan kenegaraan tersebut disebut menjadi agenda penting sebelum pemerintah menyampaikan strategi ekonomi lanjutan menjelang akhir tahun.

Stimulus tambahan ini diharapkan dapat memperkuat daya beli, menjaga stabilitas ekonomi, serta memberikan dorongan terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional yang dipatok pada kisaran 5,5 persen di tahun 2025.

Apapun bentuknya, kebijakan baru tersebut menjadi sinyal bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan masyarakat. Semua pihak kini menantikan langkah resmi yang akan diumumkan langsung oleh Presiden Prabowo dalam waktu dekat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index