JAKARTA - Hati merupakan organ terbesar kedua dalam tubuh dan berperan memproses nutrisi dari makanan dan minuman.
Organ ini juga bertugas menyaring zat berbahaya dari darah agar tubuh tetap sehat. Lemak dalam jumlah sedikit normal, tetapi penumpukan berlebihan bisa menimbulkan risiko kesehatan serius.
Ketika lemak menumpuk, hati bisa mengalami peradangan yang merusak jaringan. Kondisi ini dikenal sebagai steatosis hati. Dalam kasus parah, jaringan parut yang terbentuk dapat menyebabkan gagal hati jika tidak ditangani.
Fungsi hati yang optimal sangat penting untuk metabolisme, detoksifikasi, dan produksi protein penting. Oleh karena itu, menjaga jumlah lemak di hati tetap normal menjadi langkah pencegahan kesehatan jangka panjang.
Jenis dan Penyebab Steatosis Hati
Kondisi hati dengan lemak menumpuk lebih dari 5 persen dari berat organ disebut steatosis hati. Istilah ini menggantikan perlemakan hati (fatty liver) untuk mencakup berbagai penyebab penumpukan lemak. Steatosis hati bisa muncul karena faktor alkohol maupun disfungsi metabolik.
Penyakit hati terkait alkohol terjadi akibat konsumsi minuman beralkohol berlebihan. Sel hati mati saat menyaring alkohol, dan produksi sel baru tidak cukup menggantikan sel yang rusak. Akibatnya, terjadi akumulasi sel mati dan risiko kerusakan hati meningkat.
Steatosis hati terkait disfungsi metabolik dikenal sebagai metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD). Faktor pemicu termasuk obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan kelainan lipid. Kondisi ini mencerminkan hubungan erat antara penumpukan lemak hati dan risiko kardiometabolik.
Bentuk Steatosis Hati yang Lebih Serius
Steatohepatitis terkait metabolik atau metabolic-associated steatohepatitis (MASH) merupakan bentuk MASLD yang lebih serius. Lemak menumpuk berkembang menjadi peradangan, merusak jaringan hati, dan membentuk jaringan parut (fibrosis).
MASLD dapat diperparah oleh konsumsi alkohol, dikenal sebagai MetALD. Wanita yang mengonsumsi lebih dari 140 gram alkohol per minggu dan pria lebih dari 210 gram dianggap berisiko tinggi. Kombinasi faktor metabolik dan alkohol meningkatkan kemungkinan komplikasi hati yang serius.
Selain itu, beberapa obat dan penyakit juga dapat memicu penumpukan lemak di hati. Kadang penyebab spesifik sulit diidentifikasi, sehingga deteksi dini menjadi kunci mencegah kerusakan lebih lanjut.
Tahapan Perkembangan Steatosis Hati
Dalam banyak kasus, steatosis hati tidak menimbulkan gejala serius. Namun, pada beberapa orang, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit hati yang lebih berat. Tahap awal dikenal sebagai steatohepatitis, di mana hati meradang dan jaringan mulai rusak.
Tahap selanjutnya adalah fibrosis, ditandai pembentukan jaringan parut yang membuat hati kaku. Jika tidak diatasi, fibrosis berkembang menjadi sirosis hati, di mana jaringan sehat digantikan oleh jaringan parut secara luas.
Sirosis hati dapat memicu gagal hati dan meningkatkan risiko kanker hati. Pencegahan meliputi mengontrol konsumsi alkohol, menjaga berat badan ideal, dan rutin memeriksakan kesehatan hati. Mengidentifikasi tanda awal masalah hati memungkinkan penanganan lebih cepat dan mencegah komplikasi serius.