Kepala Perpusnas Ungkap Rahasia Sukses Gerakan Relima Nasional

Selasa, 11 November 2025 | 15:56:10 WIB
Kepala Perpusnas Ungkap Rahasia Sukses Gerakan Relima Nasional

JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E Aminudin Aziz menekankan tiga pilar utama dalam memperkuat Relawan Literasi Masyarakat (Relima), yakni semangat, keikhlasan, dan konsistensi.

“Semangat para Relima sudah tumbuh kuat. Mereka ikhlas bekerja tanpa mengeluh, meski insentif terbatas ternyata menjadi sesuatu yang tidak dikejar. Konsistensi mereka untuk terus hadir, meski kerap mendapatkan penolakan, menjadi motor penggerak gerakan literasi,” ujarnya.

Aminudin menyampaikan hal tersebut saat membuka pertemuan pembelajaran sebaya Relima di Bogor, Jawa Barat. Ia menegaskan, tantangan yang muncul dari pegiat literasi di berbagai daerah tidak mengurangi tekad mereka untuk membangun masyarakat literat sebagai modal utama kemajuan bangsa.

“Kita semua punya tujuan yang sama yaitu membangun masyarakat menjadi literat, yang menjadi modal utama negara maju,” ucapnya. Relima, menurut Aminudin, merupakan gerakan nasional yang sejajar dengan inisiatif literasi lain, namun memiliki karakteristik unik karena dijalankan secara sukarela.

Keberadaan fasilitator daerah (Fasda) menjadi pendukung penting yang seharusnya bersinergi dengan Relima.

“Persoalannya adalah, silaturahmi belum terbangun antara Relima dan Fasda, sehingga muncul anggapan seolah-olah Relima merupakan pengganti forum dan sinergi Perpusnas dengan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Padahal, gerakan literasi akan lebih kuat bila berjalan bersama,” jelasnya.

Perpustakaan Nasional berkomitmen memperluas cakupan Relima, dengan target jumlah lokus yang lebih besar pada tahun mendatang. Aminudin menekankan pentingnya komunikasi dan sinergi antar Relima agar dampak kegiatan literasi terasa lebih luas.

“Jika kita tidak dapat mengerjakan hal-hal besar, mari kita kerjakan yang kita bisa. Hal kecil yang dikerjakan dengan semangat, keikhlasan, dan konsistensi, bila dilakukan bersama akan menjadi besar,” ujarnya.

Komitmen ini sejalan dengan rencana Perpusnas menambah jumlah Relima menjadi 350 lokus, meningkat dari 180 Relima yang tersebar di 178 kabupaten/kota di 33 provinsi.

Pembelajaran Sebaya Relima Jadi Ajang Berbagi Praktik Literasi

Kegiatan Pembelajaran Sebaya Relima Tahun 2025 berlangsung selama empat hari, menghadirkan dialog dan berbagi pengalaman dari berbagai daerah.

Pada hari kedua, kegiatan akan diisi dengan dialog literasi bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Wakil Menteri Dalam Negeri.

Forum ini menjadi wadah bagi Relima untuk saling bertukar cerita mengenai implementasi karya nyata di lapangan, serta strategi menghadapi tantangan dalam penguatan literasi di masyarakat.

Acara ini juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas instansi dan pemerintah daerah. Aminudin menilai bahwa kegiatan ini dapat menjadi sarana penguatan jaringan Relima sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai nilai dan manfaat literasi. Dengan bertemu dan berdiskusi langsung, para Relima dapat menyerap praktik baik dan memperluas cakupan kegiatan literasi di masing-masing wilayah.

Selain dialog, peserta juga akan mengikuti sesi pelatihan intensif untuk mengasah kemampuan komunikasi, pengelolaan program literasi, dan manajemen kegiatan. Kegiatan ini dirancang agar setiap Relima dapat menjadi penggerak literasi yang efektif di komunitasnya masing-masing.

Dengan cara ini, setiap langkah kecil yang dijalankan Relima dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, sekaligus meningkatkan kapasitas pegiat literasi di tingkat nasional.

Relima Dorong Literasi sebagai Modal Pembangunan Bangsa

Perpusnas menekankan bahwa literasi bukan sekadar membaca atau menulis, tetapi menjadi pondasi pembangunan bangsa yang berkelanjutan.

Relima berperan penting dalam menanamkan budaya literasi di berbagai kalangan masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, sehingga membentuk generasi yang kritis dan cerdas. “Partisipasi aktif Relima di lapangan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari,” kata Aminudin.

Selain itu, gerakan Relima membantu meningkatkan kualitas pendidikan non-formal dengan memberikan akses informasi dan pengetahuan yang relevan.

Sinergi antara Relima dan Fasda diharapkan menciptakan program literasi yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat, termasuk daerah-daerah yang selama ini minim akses perpustakaan.

Upaya ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menutup kesenjangan literasi di tingkat nasional.

Peran Strategis Relima untuk Masa Depan Generasi Muda

Gerakan Relima juga menjadi fondasi untuk pembentukan karakter generasi muda yang terbiasa membaca, menulis, dan berpikir kritis.

Aminudin menekankan bahwa penguatan literasi sejak dini akan membekali anak-anak dengan keterampilan sosial dan intelektual yang diperlukan untuk menghadapi tantangan global.

Dengan pendekatan berbasis semangat, keikhlasan, dan konsistensi, Relima membentuk masyarakat yang mampu memanfaatkan literasi untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

Program Relima diharapkan dapat menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan dan praktik literasi yang inovatif. Setiap Relima menjadi contoh nyata bagaimana tindakan kecil di komunitas lokal dapat memberikan dampak besar bagi pembentukan masyarakat literat.

Dengan penguatan kapasitas Relima, Perpusnas menargetkan terciptanya generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan mampu beradaptasi dalam berbagai situasi sosial.

Terkini