minyak

Pemanfaatan Minyak Jelantah sebagai Sabun dan Lilin Apung: Langkah Kreatif Pengolahan Limbah Rumah Tangga

Pemanfaatan Minyak Jelantah sebagai Sabun dan Lilin Apung: Langkah Kreatif Pengolahan Limbah Rumah Tangga
Pemanfaatan Minyak Jelantah sebagai Sabun dan Lilin Apung: Langkah Kreatif Pengolahan Limbah Rumah Tangga

JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga, 60 anggota Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Jatimulyo terlibat aktif dalam pelatihan inovatif pengolahan minyak jelantah. Acara ini dilaksanakan di Masjid Baitul Karim, Jatimulyo, Kota Yogyakarta, sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat yang digagas oleh tim Biologi FAST Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Tim ini beranggotakan Ambar Pratiwi MSc, Ichsan Luqmana Indra P MSi, Eri Eryati, dan Sutan NurChamida, serta melibatkan tiga mahasiswa.

Minyak jelantah, yang selama ini sering dipandang sebagai limbah rumah tangga biasa, ternyata memiliki potensi untuk diolah menjadi produk-produk berguna sehari-hari. Melalui pelatihan ini, peserta diberikan pendampingan intensif dalam mengolah minyak bekas tersebut menjadi sabun padat dan lilin apung. Kedua produk ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi pengurangan pencemaran lingkungan, tetapi juga menawarkan alternatif pemanfaatan limbah yang ekonomis dan kreatif.

Ambar Pratiwi, salah satu inisiator kegiatan ini, mengungkapkan pentingnya pelatihan semacam ini dalam membangun kesadaran masyarakat. "Kegiatan ini merupakan bentuk upaya untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya upaya pengurangan dan pengolahan limbah rumah tangga agar tidak menyebabkan dampak lingkungan," ujarnya pada Sabtu 8Februari 2025.

Proses pelatihan ini tidak sekedar teori belaka. Peserta secara langsung mempraktikkan teknis-teknis pengolahan yang tepat, dimulai dari penyaringan minyak bekas hingga tahapan pembuatan sabun dan lilin apung. Produk-produk yang dihasilkan, selain ramah lingkungan, juga memiliki nilai ekonomi yang bisa menunjang perekonomian rumah tangga.

Sebagai pihak yang diuntungkan langsung dari program ini, Isnaini, Pimpinan PRA Jatimulyo, menyatakan antuasiasmenya atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Dengan adanya pelatihan ini, anggota kami dapat mengurangi limbah rumah tangga terutama minyak jelantah yang selama ini belum dimanfaatkan lebih lanjut, dan memanfaatkannya menjadi produk yang berguna seperti sabun batang dan lilin apung,” katanya dengan penuh semangat.

Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis pembuatan, tetapi juga menekankan pentingnya perubahan pola pikir terhadap limbah. Minyak jelantah yang dulunya dibuang begitu saja, kini mendapat perhatian sebagai sumber daya bernilai, yang dengan kreativitas dan keterampilan, dapat diolah menjadi produk berkualitas.

Dalam skala yang lebih luas, inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi komunitas dan kelompok lainnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Setiap langkah kecil dalam pengolahan limbah dapat memberikan dampak besar terhadap kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya.

Dengan tingginya partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak, khususnya akademisi dan masyarakat, program seperti ini diharapkan dapat diperluas jangkauannya di masa mendatang. Pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi produk yang bernilai tambah adalah salah satu solusi nyata dalam menghadapi tantangan lingkungan saat ini.

Pengolahan minyak jelantah menjadi sabun dan lilin apung ini adalah salah satu contoh baik bagaimana ilmu pengetahuan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjawab permasalahan global seperti pencemaran lingkungan. Dengan semakin banyak orang yang terlibat dan sadar akan pentingnya pengolahan limbah, optimisme terhadap lingkungan yang lebih bersih dan sehat menjadi lebih nyata.

Ke depannya, praktik ini diharapkan dapat ditularkan ke berbagai daerah, menciptakan gelombang kesadaran dan aksi nyata yang berkelanjutan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya diajak untuk berpartisipasi dalam pelatihan, tetapi juga diajak untuk menjadi agen perubahan di lingkungan mereka masing-masing.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index