Uang Beredar

Uang Beredar Sedikit Melambat di Oktober 2025, Pengawasan Moneter Diperketat

Uang Beredar Sedikit Melambat di Oktober 2025, Pengawasan Moneter Diperketat
Uang Beredar Sedikit Melambat di Oktober 2025, Pengawasan Moneter Diperketat

JAKARTA - Likuiditas perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang Melambat pada Oktober 2025. 

Uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat sebesar Rp 9.783,1 triliun, tumbuh 7,7% year on year (yoy), sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 8,0% yoy. Perkembangan ini menjadi indikator stabilitas moneter, meskipun pertumbuhan melambat, kondisi tetap menunjukkan ekspansi positif bagi aktivitas ekonomi.

Pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh kontribusi M1 dan uang kuasi. M1 yang terdiri dari uang tunai dan giro memiliki pangsa 57% dari total M2, tumbuh 11% yoy menjadi Rp 5.573,4 triliun. 

Sementara uang kuasi, mencakup deposito berjangka dan tabungan, berkontribusi 42,6% dari M2 dengan pertumbuhan 6,35% yoy atau senilai Rp 4.166,3 triliun. Kombinasi ini menunjukkan keseimbangan antara likuiditas jangka pendek dan simpanan yang lebih stabil.

Faktor Pengaruh Terhadap Pertumbuhan M2

Aktivitas ekonomi dan posisi eksternal turut memengaruhi pertumbuhan uang beredar. Aktiva luar negeri bersih tumbuh 10,4% yoy pada Oktober, meski melambat dibanding September yang 12,6%. Penyaluran kredit perbankan juga mencatat pertumbuhan 6,9% yoy, sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang mencapai 7,2%.

Selain itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat tercatat naik 5,4% yoy, menurun dari pertumbuhan 6,5% pada bulan sebelumnya. 

Kombinasi faktor-faktor ini menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan M2 melambat, dorongan dari sektor perbankan, pinjaman, dan posisi eksternal tetap menopang likuiditas nasional. Hal ini mencerminkan kondisi ekonomi yang stabil dengan tekanan inflasi yang terkendali.

Perkembangan Uang Primer M0 Adjusted

Selain M2, uang primer atau M0 adjusted juga mengalami pertumbuhan positif. Posisi M0 tercatat sebesar Rp 2.117,6 triliun, tumbuh 14,4% yoy, melambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 18,6%. 

Perkembangan ini dipengaruhi oleh giro bank umum di Bank Indonesia yang naik 27,1% yoy, serta uang kartal yang beredar tumbuh 13,4%.

Pertumbuhan M0 menunjukkan kesiapan sistem perbankan dalam memenuhi kebutuhan likuiditas domestik. Kenaikan giro bank di BI mencerminkan kepercayaan perbankan terhadap instrumen moneter, sementara peredaran uang kartal yang sehat mendukung transaksi ekonomi sehari-hari.

Stabilitas Moneter dan Kendali Likuiditas

Bank Indonesia menekankan bahwa pertumbuhan uang beredar yang terkendali menjadi indikator stabilitas makroekonomi. Perkembangan M2 dan M0 telah mempertimbangkan pemberian insentif likuiditas dan kebijakan pengendalian moneter yang disesuaikan. 

Hal ini menunjukkan peran BI dalam menjaga keseimbangan antara ekspansi likuiditas dan pengendalian inflasi.

Secara keseluruhan, pertumbuhan uang beredar yang terkendali memberikan sinyal positif bagi perekonomian nasional. Aktivitas kredit, penyaluran dana, dan posisi eksternal tetap menjadi penggerak utama, sementara stabilitas M0 memastikan ketersediaan likuiditas di pasar. 

Kombinasi ini mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabilitas moneter yang kuat, sehingga masyarakat dan pelaku usaha dapat tetap memanfaatkan likuiditas secara optimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index