JAKARTA - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina per hari ini menunjukkan stabilitas di sebagian besar wilayah Indonesia.
Penyesuaian harga dilakukan berkala, terutama untuk kategori BBM non-subsidi, menyesuaikan fluktuasi harga minyak mentah global. Dalam perubahan terbaru bulan ini, terjadi kenaikan pada dua varian BBM, yakni Pertamina Dex (Pertadex) dan Dexlite.
Sebagai contoh, di Jawa Barat, harga Pertadex naik Rp150 per liter, dari Rp13.850 menjadi Rp14.000. Sedangkan Dexlite meningkat Rp100, dari Rp13.600 menjadi Rp13.700 per liter.
Sementara itu, jenis BBM non-subsidi lainnya seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamax Green masih stabil sepanjang Oktober. Harga BBM bersubsidi, termasuk Pertalite dan Solar, tetap berlaku seperti sejak 2022.
Selain itu, penyesuaian ini juga menjadi bagian dari strategi Pertamina untuk menjaga keseimbangan pasokan energi sekaligus memastikan ketersediaan BBM sesuai kebutuhan masyarakat di seluruh provinsi. Pemerataan harga menjadi perhatian utama agar masyarakat tetap dapat mengakses bahan bakar dengan harga wajar.
Daftar Harga BBM di Berbagai Wilayah
Di Provinsi Aceh, Pertamax Turbo dijual Rp13.400 per liter, Pertamax Rp12.500, Pertamina Dex Rp14.300, dan Dexlite Rp14.000. Sementara di Free Trade Zone (FTZ) Sabang, Pertamax Rp11.500 dan Dexlite Rp12.800.
Sumatera Utara tercatat sama dengan Aceh untuk jenis Pertamax Turbo, Pertamax, Pertadex, dan Dexlite, menunjukkan keseragaman harga di wilayah Sumatera Utara.
Provinsi Riau dan Sumatera Barat mengalami harga sedikit lebih tinggi pada Pertadex dan Dexlite, masing-masing Rp14.600 dan Rp14.300. Begitu juga di wilayah Kalimantan Selatan.
Harga Pertamax Turbo Rp13.700, Pertamax Rp12.800, Pertadex Rp14.600, dan Dexlite Rp14.300, mencerminkan tren kenaikan yang sama pada varian diesel.
Di sisi lain, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat mencatat harga Pertamax Turbo Rp13.100, Pertamax Green Rp13.000, Pertamax Rp12.200, Pertadex Rp14.000, dan Dexlite Rp13.700. Stabilitas ini menjadi penting bagi transportasi perkotaan, termasuk kendaraan pribadi dan angkutan umum yang menggunakan BBM non-subsidi.
Ketersediaan dan Dampak Harga BBM
Stabilnya harga Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamax Green membantu masyarakat merencanakan pengeluaran harian, khususnya untuk transportasi. Sedangkan kenaikan kecil pada Pertadex dan Dexlite berdampak pada sektor logistik dan transportasi komersial yang banyak menggunakan BBM jenis ini.
Selain itu, Pertamina terus memantau stok BBM agar tidak terjadi kelangkaan di seluruh wilayah Indonesia, dari Jawa hingga Papua. Kebijakan ini juga membantu mengurangi disparitas harga antarwilayah, sehingga masyarakat di wilayah terpencil tetap dapat memperoleh BBM dengan harga yang relatif terjangkau.
Di sisi lain, harga bersubsidi seperti Pertalite dan Solar tetap dijaga agar tetap sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan program subsidi energi bagi keluarga penerima manfaat, angkutan umum, dan sektor industri kecil.
Transparansi dan Akses Informasi
Pertamina menyediakan informasi harga BBM secara transparan melalui MyPertamina.id dan SPBU di seluruh Indonesia. Masyarakat dapat memantau harga terkini dan ketersediaan BBM di wilayah masing-masing. Langkah ini membantu konsumen merencanakan perjalanan dan kegiatan sehari-hari dengan lebih efisien.
Selain itu, keterbukaan informasi harga BBM memudahkan pemerintah daerah dalam mengawasi distribusi energi. Stabilitas harga juga menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha dan transportasi publik. Dengan demikian, masyarakat mendapatkan kepastian harga, dan distribusi BBM tetap lancar di seluruh Indonesia.
Ke depan, Pertamina berkomitmen untuk terus memantau kondisi pasar dan menyesuaikan harga BBM secara wajar, menjaga keseimbangan antara kebutuhan konsumen, ketersediaan energi nasional, dan pengaruh harga minyak global.
Dengan dukungan regulasi dan transparansi, sistem distribusi BBM di seluruh Indonesia dipastikan tetap efisien dan tepat sasaran.