Prabowo Subianto

Prabowo Subianto Dorong Penguatan Pesantren Nasional Lewat Ditjen Khusus

Prabowo Subianto Dorong Penguatan Pesantren Nasional Lewat Ditjen Khusus
Prabowo Subianto Dorong Penguatan Pesantren Nasional Lewat Ditjen Khusus

JAKARTA - Momentum Hari Santri Nasional menjadi titik penting bagi penguatan pendidikan berbasis pesantren. 

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan restu atas pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di bawah naungan Kementerian Agama. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi pemerintah untuk meneguhkan posisi pesantren sebagai institusi pendidikan sekaligus penjaga nilai moral bangsa.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berperan sebagai penjaga moral bangsa, tetapi juga sebagai pelopor yang menguasai ilmu agama dan ilmu dunia secara bersamaan. 

Dengan pembentukan Ditjen Pesantren, pemerintah ingin memastikan pesantren menjadi pusat pembentukan karakter berakhlak dan berdaya saing.

“Dalam kesempatan ini saya menyampaikan, saya merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren,” ujar Prabowo. Pernyataan ini menandai komitmen pemerintah untuk menempatkan pesantren sebagai prioritas strategis nasional, sekaligus memberikan dukungan penuh dalam memperkuat perannya di masyarakat.

Pesantren sebagai Pilar Pendidikan dan Karakter Bangsa

Presiden menegaskan, santri adalah pilar penting dalam menjaga akhlak bangsa sekaligus membangun daya saing. Pesantren diharapkan mampu menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mendidik dari sisi agama, tetapi juga memperkuat kapasitas santri dalam bidang duniawi. 

Dengan demikian, santri diharapkan mampu bersaing dalam berbagai bidang sambil tetap menjaga nilai moral dan spiritual. Prabowo menyampaikan bahwa negara memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan pesantren, tenaga pendidik, dan santri. 

Restu pembentukan Ditjen Pesantren merupakan sinyal bahwa pemerintah ingin memberikan perlindungan dan perhatian khusus terhadap pondok pesantren, memastikan keberlanjutan peran mereka dalam pembangunan nasional.

“Santri bukan hanya penjaga moral tapi juga pelopor yang menguasai ilmu agama dan dunia yang berakhlak dan berdaya saing,” lanjutnya. Pernyataan ini menekankan bahwa pesantren harus menjadi lembaga yang adaptif terhadap perkembangan zaman, tanpa meninggalkan akar tradisi dan nilai luhur.

Tragedi dan Dorongan Reformasi Pesantren

Dorongan pembentukan Ditjen Pesantren juga berawal dari peristiwa tragis yang terjadi di salah satu pondok pesantren. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menjelaskan bahwa tragedi tersebut membuka mata pemerintah mengenai pentingnya tata kelola dan keselamatan di pesantren.

“Dari peristiwa itu kita mendapatkan fakta bahwa nampaknya pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih kepada pondok-pondok pesantren,” ujarnya. 

Pengalaman ini menjadi pelajaran penting bahwa penguatan lembaga pendidikan berasrama berbasis agama membutuhkan perhatian lebih, baik dari segi manajemen, keselamatan, maupun kualitas pendidikan.

Selain aspek keamanan, pemerintah juga berupaya meningkatkan kesejahteraan santri dan tenaga pendidik, sehingga pesantren bisa berperan lebih optimal dalam pembangunan bangsa. 

Dengan jumlah pesantren mencapai lebih dari 42.000, pembentukan Ditjen ini diharapkan menjadi payung kebijakan yang memperkuat sistem pendidikan pesantren secara nasional.

Harapan dan Doa untuk Santri dan Pesantren

Di akhir sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan doa khusus bagi seluruh santri, kiai, nyai, dan rakyat Indonesia, agar senantiasa diberikan perlindungan dan keberkahan. 

Semangat Hari Santri juga dijadikan momentum untuk meneguhkan tekad pemerintah dalam mengawal kemerdekaan Indonesia menuju peradaban yang lebih berkeadilan dan berakhlak.

“Sekali lagi selamat Hari Santri Nasional, semoga Allah SWT senantiasa melindungi para santri, kiai, nyai, dan seluruh rakyat Indonesia. Terima kasih, merdeka,” tutupnya. 

Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen negara untuk terus menempatkan pesantren sebagai lembaga strategis dalam pembentukan generasi penerus yang berkualitas, berbudi pekerti, dan mampu bersaing di era global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index