Energi

Pertamina Pacu Produksi Migas Dukung Kemandirian Energi Nasional

Pertamina Pacu Produksi Migas Dukung Kemandirian Energi Nasional
Pertamina Pacu Produksi Migas Dukung Kemandirian Energi Nasional

JAKARTA - Memasuki tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia menunjukkan akselerasi signifikan. 

PT Pertamina (Persero), sebagai tulang punggung produksi migas nasional, terus menancap gas melalui berbagai proyek eksplorasi dan produksi strategis, mendukung target 1 juta barel minyak per hari (bph) dan 12,3 miliar kaki kubik gas per hari (Bscfd).

Saat ini, Pertamina dan anak usahanya menyumbang sekitar 69% produksi minyak dan 37% produksi gas nasional, serta mengelola sekitar 24% blok migas Indonesia, termasuk Blok Rokan, Blok Mahakam, dan Offshore North West Java (ONWJ).

 “Kami terus mendorong anak usaha sektor hulu untuk memperkuat cadangan dan meningkatkan kapasitas produksi melalui survei seismik 3D maupun pengeboran sumur eksplorasi,” kata Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina.

Tambahan Cadangan dan Sumber Daya

Upaya ini membuahkan hasil dengan tambahan sumber daya 2C (contingent resources) mencapai 804 juta barel setara minyak (MMboe), serta penambahan cadangan migas terbukti (P1) sebanyak 63 MMboe. 

Produksi Pertamina saat ini mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (Mboepd), terdiri dari 557.000 bph minyak dan 2.798 MMscfd gas. Fadjar menekankan, proyek strategis yang sedang berjalan akan semakin memperkuat produksi dan cadangan migas nasional. 

Proyek-proyek tersebut antara lain pengembangan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) di Indramayu, proyek Sisi Nubi lepas pantai Kalimantan Timur, Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Lapangan Minas Stage-1, serta proyek Lapangan OO-OX di lepas Pantai Utara Jawa Barat.

Proyek Strategis Mendukung Target Nasional

SP ABG, di bawah PT Pertamina EP, dirancang mengolah minyak dan gas hingga 9.000 blpd dan 22 MMscfd, dengan fasilitas tambahan seperti CO2 removal package, gas dehydration unit, dan thermal oxidation untuk memastikan kualitas gas sesuai kontrak jual beli.

Proyek Sisi Nubi AOI 1-3-5 dikembangkan PT Pertamina Hulu Mahakam dengan kapasitas rencana 120 MMscfd dan produksi awal 60 MMscfd, berlokasi 25 km dari Delta Mahakam dengan kedalaman air 60–80 meter.

Sementara itu, CEOR Lapangan Minas akan menambah produksi minyak sebesar 2.800 bph melalui injeksi bahan kimia (alkali, surfaktan, polimer) untuk memaksimalkan pengurasan minyak tahap lanjut. Lapangan Minas memiliki 1.982 sumur, dengan 1.243 sumur aktif, dan rerata produksi harian 2025 mencapai 29.000 bph.

Proyek Lapangan OO-OX, yang diperkirakan mulai berproduksi kuartal I/2026, mampu menambah 2.996 bph minyak dan 21,26 MMscfd gas. Proyek ini melibatkan instalasi platform lepas pantai OOA dan pemboran empat sumur pengembangan.

Selain itu, Pertamina menindaklanjuti temuan migas nonkonvensional (MNK) Blok Rokan dengan potensi 724 MMboe, serta sumur eksplorasi Sembakung Deep potensi 9 MMscfd, yang akan masuk tahap delineasi sebelum pengembangan.

Dukungan Sumur Rakyat dan Pemerintah

Pertamina juga mendukung pengelolaan sumur rakyat melalui Permen ESDM Nomor 14 Tahun 2025, yang memungkinkan UMKM, koperasi, dan BUMD mengelola sekitar 45.000 sumur.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menekankan pendampingan legalitas sumur rakyat agar keselamatan kerja dan lingkungan tetap terjaga, serta memastikan harga dan pembayaran sesuai ketentuan.

Tantangan dan Dukungan Kebijakan

Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Indef, Abra Talattov, menilai Pertamina memainkan peran strategis untuk kemandirian energi, namun menghadapi tantangan investasi, reputasi, dan regulasi. 

“Produksi minyak yang meningkat penting agar kilang domestik mendapat pasokan cukup. Namun keberhasilan ini membutuhkan dukungan pemerintah berupa reputasi dan kepastian regulasi,” ujarnya.

Abra menekankan bahwa kepastian regulasi menjadi fondasi bagi perusahaan global untuk bermitra dalam proyek hulu migas, yang memiliki risiko tinggi dan horizon investasi jangka panjang.

 Dengan kebijakan yang solid, Pertamina diyakini mampu menjaga momentum produksi, memperkuat eksplorasi, dan mempercepat realisasi proyek strategis.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index