Waspada Radang Tenggorokan Anak Agar Terhindar Jantung Reumatik

Selasa, 11 November 2025 | 13:51:12 WIB
Waspada Radang Tenggorokan Anak Agar Terhindar Jantung Reumatik

JAKARTA - Radang tenggorokan sering dianggap ringan, terutama pada anak-anak, padahal bisa menimbulkan risiko serius jika tidak ditangani. 

Infeksi yang tampak sepele seperti sakit menelan atau demam ringan bisa berkembang menjadi penyakit jantung reumatik yang mengancam nyawa. Penting bagi orang tua untuk memahami gejala dan langkah pencegahan agar kesehatan anak tetap terjaga.

Gejala Awal dan Risiko Infeksi

Radang tenggorokan pada anak biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus beta-hemolyticus grup A (SGA). 

Infeksi ini dapat memicu demam rematik, yaitu reaksi kekebalan tubuh yang muncul beberapa minggu setelah infeksi. Demam rematik dapat menyerang sendi, kulit, bahkan jantung, sehingga memicu kerusakan katup jantung jika tidak ditangani dengan tepat.

Gejala radang tenggorokan akibat SGA meliputi demam tinggi lebih dari dua hari, nyeri saat menelan tanpa batuk, amandel merah bengkak, serta pembengkakan kelenjar leher. 

Beberapa anak juga mengalami ruam kemerahan di kulit. Jika demam tak kunjung reda dengan obat penurun panas, orang tua disarankan segera membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Pencegahan Primer dan Sekunder

Upaya pencegahan menjadi kunci menurunkan risiko penyakit jantung reumatik. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan memastikan infeksi tenggorokan diobati hingga tuntas menggunakan antibiotik selama 10–14 hari. 

Selain itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting, seperti rajin mencuci tangan, tidak berbagi alat makan, menutup mulut saat batuk atau bersin, serta memastikan ventilasi rumah dan sekolah baik.

Pencegahan sekunder diperlukan bagi anak yang pernah mengalami demam rematik. Anak perlu mendapatkan suntikan Benzatin Penisilin G (BPG) secara rutin, minimal lima tahun atau hingga usia 21 tahun, tergantung tingkat keparahan kerusakan katup jantung. 

Suntikan ini mencegah kekambuhan demam rematik dan memperparah penyakit jantung reumatik. Orang tua juga disarankan menjaga kebersihan alat makan, memastikan anak tidak bertukar sendok atau botol minum, serta memberikan waktu istirahat yang cukup.

Tingginya Risiko Penyakit di Indonesia

Indonesia termasuk negara endemis penyakit jantung reumatik. Angka kematian akibat penyakit ini mencapai 4,8 per 100.000 penduduk, lebih tinggi dibanding malaria yang sebesar 3 per 100.000 penduduk. 

Data menunjukkan hanya enam dari sepuluh anak mampu bertahan hidup setelah delapan tahun terdiagnosis penyakit ini, sementara empat lainnya mengalami kerusakan katup jantung progresif.

Tantangan utama penanganan meliputi deteksi dini yang rendah, ketidakpatuhan minum obat, hingga terbatasnya ketersediaan BPG di rumah sakit daerah. Kondisi ini menjadikan pencegahan primer dan sekunder sangat penting agar anak terhindar dari komplikasi serius, termasuk gagal jantung dan stroke.

Langkah Orang Tua Menjaga Kesehatan Anak

Orang tua memegang peran penting dalam mengurangi risiko penyakit jantung reumatik. Jika anak mengalami gejala radang tenggorokan, segera konsultasikan ke tenaga medis dan pastikan pengobatan antibiotik dijalankan hingga tuntas. 

Selain itu, perhatikan kebersihan lingkungan, alat makan, dan interaksi anak dengan teman sebaya agar infeksi tidak menular.

Memberikan waktu istirahat yang cukup, makanan bergizi, serta menjaga ventilasi rumah dan sekolah juga menjadi langkah preventif penting. Kesadaran orang tua terhadap gejala radang tenggorokan, pencegahan primer, dan pemantauan jangka panjang akan membantu anak tumbuh sehat tanpa komplikasi jantung reumatik.

Dengan memahami risiko radang tenggorokan dan penyakit jantung reumatik, orang tua dapat mengambil langkah preventif sejak dini. Pencegahan, pengobatan tepat waktu, dan perhatian penuh terhadap kebersihan menjadi strategi utama agar anak tetap sehat dan terhindar dari komplikasi serius.

Terkini