JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunjukkan kinerja positif dalam menyalurkan dana Rp10 triliun yang diberikan oleh Kementerian Keuangan.
Dari total tersebut, lebih dari Rp5 triliun telah terserap untuk berbagai pembiayaan produktif. Angka tersebut menandakan bahwa lebih dari separuh dana yang dikucurkan telah dimanfaatkan secara efektif untuk menopang sektor ekonomi berbasis syariah.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyampaikan bahwa proses penyaluran dana tersebut berjalan cepat dan melebihi ekspektasi. Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah dan perbankan syariah dalam memperkuat sistem keuangan nasional.
Ia menegaskan bahwa tingkat penyerapan sudah jauh di atas 50%, menandakan komitmen BSI dalam menjalankan mandat pemerintah.
“Pokoknya (penyerapan) sudah lebih tinggi dari 50%. Pokoknya Pak Menteri (Purbaya) datang, saya ceritain berapa persennya," ujar Anggoro kepada media di sela acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di Jakarta.
Fokus Pembiayaan pada Sektor Retail dan UMKM
BSI mengalokasikan dana tersebut secara strategis untuk memperkuat pembiayaan di segmen retail dan konsumer, terutama bagi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Fokus utama diarahkan pada ekosistem haji, umrah, gadai, cicil emas, serta pembiayaan rumah melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Anggoro menjelaskan bahwa dukungan kepada UMKM merupakan bagian dari upaya BSI memperluas dampak ekonomi syariah. Dengan memperkuat sektor ini, bank tidak hanya memperbesar portofolio pembiayaan, tetapi juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.
"UMKM yang terkait dengan ekosistem haji, umrah, islamic, gadai, cicil emas, juga supply chain di SME, plus kami juga bisa membiayai untuk KPR-KPR juga yang terkait dengan ekosistem kami. Jadi, retail dan konsumer,” jelasnya.
Melalui strategi tersebut, BSI berharap dapat menciptakan efek berganda terhadap sektor riil, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan akses pembiayaan syariah. Langkah ini sejalan dengan visi BSI untuk memperkuat ekonomi umat melalui solusi keuangan inklusif dan berkelanjutan.
Target Penyerapan Selesai Lebih Cepat
Optimisme tinggi ditunjukkan BSI terhadap percepatan penyaluran dana yang tengah berlangsung. Anggoro meyakini bahwa target penyerapan penuh bisa tercapai sebelum akhir tahun. Progres yang telah melampaui separuh dari total dana menunjukkan bahwa program ini berada pada jalur yang tepat.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari kesiapan sistem pembiayaan dan infrastruktur BSI yang semakin matang. Dengan jaringan layanan yang luas dan digitalisasi yang terus berkembang, BSI mampu mempercepat proses distribusi dana ke sektor-sektor prioritas.
Bahkan, Anggoro menyebut kemungkinan dana tersebut akan habis terserap dalam waktu dekat. “(Sampai akhir tahun habis?) Oh enggak sampai, (dana suntikan) bentar lagi juga habis," ujarnya dengan optimistis.
Dengan kinerja ini, BSI bertekad menjaga kepercayaan pemerintah terhadap efektivitas bank syariah sebagai mitra penyalur dana stimulus. Realisasi cepat tersebut menjadi indikator kuat bahwa sektor keuangan syariah dapat diandalkan dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Dukungan Pemerintah dan Peran BSI di Ekosistem Himbara
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya telah mengalokasikan dana sebesar Rp200 triliun ke sejumlah bank milik negara atau Himbara, termasuk BSI. Dana tersebut bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah yang disimpan di Bank Indonesia.
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah memperkuat likuiditas dan menjaga stabilitas sektor keuangan nasional. Dalam skema distribusi tersebut, Bank Mandiri, BNI, dan BRI menjadi penerima porsi terbesar dengan masing-masing memperoleh Rp55 triliun.
Kemudian BTN mendapat Rp25 triliun, sementara BSI mendapatkan alokasi Rp10 triliun. Meski porsinya relatif lebih kecil, kinerja penyerapan BSI menjadi salah satu yang paling cepat di antara bank Himbara.
Langkah cepat BSI menunjukkan kesiapan lembaga tersebut dalam mengelola kepercayaan pemerintah. Selain memperkuat posisi likuiditas, dana ini juga dimanfaatkan untuk memperluas pembiayaan sektor produktif, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Keberhasilan BSI menyalurkan dana lebih dari 50% dalam waktu singkat menjadi bukti nyata kapasitas perbankan syariah untuk berperan lebih besar di level nasional. Dengan pengelolaan yang transparan dan efisien, BSI berkomitmen menjaga agar dana pemerintah benar-benar tersalurkan kepada sektor yang tepat sasaran.
Melalui sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, BSI berharap kebijakan ini mampu mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi dan menciptakan kesejahteraan bagi umat.
Bank syariah terbesar di Indonesia ini optimistis akan terus memperluas jangkauan layanan dan memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional di masa mendatang.