Kerja Sama Dagang dan Investasi

Kerja Sama Dagang dan Investasi Indonesia-Australia Semakin Menguat

Kerja Sama Dagang dan Investasi Indonesia-Australia Semakin Menguat
Kerja Sama Dagang dan Investasi Indonesia-Australia Semakin Menguat

JAKARTA - Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Australia menjadi momentum penting bagi penguatan hubungan ekonomi kedua negara. 

Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, menekankan bahwa tujuan utama dari perjalanan ini adalah meningkatkan investasi serta perdagangan antara Indonesia dan Australia.

Rosan mencatat total perdagangan kedua negara saat ini baru mencapai US$ 15 juta, dengan defisit sekitar US$ 9 juta bagi Indonesia. 

Meski demikian, Rosan melihat adanya peluang signifikan untuk memperbaiki neraca perdagangan, khususnya melalui pemanfaatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang telah disepakati.

"Kita sudah punya CEPA dan ini kita lihat masih ada potensi yang bisa ditingkatkan terutama di sektor perdagangan dan investasi," ungkap Rosan. Langkah ini menjadi dasar bagi pemerintah untuk merancang strategi agar defisit dapat diminimalkan sekaligus mendorong aliran modal dari Australia ke Indonesia.

Pariwisata dan Sektor Jasa Sebagai Kontributor Utama

Dalam pembahasan kerja sama, Rosan menyoroti sektor jasa, khususnya pariwisata, sebagai kontributor utama bagi hubungan ekonomi kedua negara. Setiap tahunnya, jumlah wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia mencapai dua juta orang. Hal ini menunjukkan potensi besar dalam memaksimalkan sektor jasa.

Namun, Rosan menekankan, potensi ini masih terpusat pada wilayah Bali. "Hal yang sangat positif tapi kita harapkan juga tidak hanya ke Bali tapi juga ke daerah-daerah lain, Labuan Bajo dan lain-lain," jelasnya. 

Pemerintah mendorong penyebaran manfaat ekonomi ke berbagai destinasi wisata lain di Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat lebih merata.

Fokus pada sektor jasa diharapkan dapat meningkatkan kontribusi ekonomi sekaligus menciptakan peluang kerja. Dengan memperluas destinasi wisata yang diminati wisatawan Australia, Indonesia berpeluang menarik investasi tambahan di sektor pariwisata dan layanan pendukungnya.

Penjajakan Kerja Sama dengan Perusahaan Australia

Selain pariwisata, Rosan menekankan pentingnya penjajakan kerja sama dengan perusahaan swasta Australia di berbagai bidang. Beberapa perusahaan telah menanamkan modal di Indonesia, khususnya di sektor kesehatan dan hilirisasi.

"Dua di bidang hilirisasi mereka sudah investasi di Indonesia dan ingin melakukan ekspansi. Itu juga akan kita fasilitasi dan juga untuk agriculture di bidang sapi," papar Rosan. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi perusahaan asing maupun domestik.

Rencana pertemuan dengan lima perusahaan swasta Australia menjadi bagian dari strategi memperluas investasi. Perusahaan-perusahaan ini memiliki pengalaman berinvestasi di Indonesia dan berpotensi membawa proyek-proyek besar, termasuk yang berbasis di Australia, sehingga menciptakan peluang kerja dan transfer teknologi.

Investasi Besar Menjadi Fokus Jangka Dekat

Dalam waktu dekat, Rosan mengungkapkan akan ada investasi besar yang melibatkan Danantara dan berbasis di Australia. Investasi ini diyakini akan membawa dampak signifikan bagi perekonomian nasional, khususnya dalam sektor hilirisasi dan pertanian.

"Memang ada satu investasi kita yang mungkin Danantara yang cukup besar yang base-nya di sini akan kita kejar dalam waktu sangat-sangat dekat ini," jelas Rosan. Pemerintah berkomitmen mendukung percepatan realisasi investasi agar dapat memberikan manfaat ekonomi optimal bagi Indonesia.

Langkah-langkah ini memperlihatkan pendekatan proaktif pemerintah dalam memperkuat kerja sama bilateral. Fokus pada investasi strategis, pariwisata, dan diversifikasi perdagangan diharapkan dapat memperbaiki defisit, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index