Asset Under Management adalah istilah yang sebaiknya dipahami oleh para investor, terutama mereka yang menempatkan dananya di reksadana.
Istilah ini menggambarkan total nilai investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI). Dalam praktiknya, para MI bertanggung jawab untuk mengelola dana ini dan membuat keputusan investasi atas nama investor.
Sebagai salah satu indikator utama dalam mengukur keberhasilan suatu reksadana, Asset Under Management adalah cerminan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan Manajer Investasi.
Selain dikenal sebagai dana kelolaan, AUM sering pula disamakan dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada sebuah produk reksadana.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan penting, yakni NAB mengacu pada nilai bersih sebuah reksadana tertentu, sedangkan AUM mencakup keseluruhan dana yang dikelola oleh Manajer Investasi, termasuk berbagai produk di luar reksadana.
Sebagai contoh, salah satu reksadana saham terbesar di Indonesia, Schroder Dana Prestasi Plus, memiliki AUM atau NAB senilai Rp15,8 triliun.
Sementara itu, PT Schroder Investment Management Indonesia, yang menjadi pengelolanya, mengelola total dana AUM sebesar Rp42,2 triliun dan US$170,4 juta.
Contoh tersebut menunjukkan bagaimana AUM dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang skala pengelolaan dana oleh suatu institusi.
Bagi investor, reksadana merupakan salah satu pilihan investasi yang menarik untuk diversifikasi. Dengan bantuan MI, siapa saja dapat berinvestasi, tanpa memandang besarnya dana yang dimiliki.
Karena itu, pemilihan Manajer Investasi yang tepat menjadi langkah awal yang sangat penting dalam berinvestasi di reksadana.
Di sinilah AUM berperan sebagai salah satu kriteria utama. Semakin besar nilai AUM, semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Manajer Investasi tersebut, yang pada akhirnya memberikan keyakinan lebih bagi investor dalam mempercayakan dananya.
Asset Under Management adalah
Asset Under Management adalah total nilai pasar dari investasi yang dimiliki oleh individu atau yang dikelola atas nama klien tertentu.
Definisi serta formula untuk menghitung AUM dapat bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, tergantung pada kebijakan dan pendekatan yang diterapkan.
Dalam praktiknya, penghitungan AUM sering kali tidak memasukkan elemen seperti deposito bank, reksadana, atau uang tunai yang terkait langsung dengan entitas tersebut.
Beberapa dana investasi yang berada di bawah pengawasan ketat biasanya melibatkan pemberian otoritas penuh dari investor kepada perusahaan untuk melakukan transaksi jual beli atas nama mereka.
Meski demikian, AUM bukanlah satu-satunya indikator dalam menilai kinerja suatu perusahaan atau investasi. Aspek ini sering kali beriringan dengan penilaian terhadap performa manajemen serta pengalaman yang dimiliki oleh tim pengelola.
Para investor cenderung melihat aliran masuk investasi yang lebih tinggi dan nilai AUM yang besar sebagai tanda kualitas dan kredibilitas dari manajer investasi yang bersangkutan.
Selain itu, AUM juga sering kali merujuk pada total nilai dana yang dikelola dalam berbagai bentuk investasi, seperti dana lindung nilai, modal ventura, atau portofolio investasi individual.
AUM dapat diukur dengan berbagai cara tergantung pada tujuannya. Dalam beberapa kasus, AUM menggambarkan total aset yang dikelola untuk seluruh klien suatu perusahaan.
Sementara itu, pada situasi tertentu, AUM dapat mengacu pada aset yang dikelola untuk klien tertentu saja.
Di samping itu, AUM juga mencakup modal yang dapat digunakan oleh manajer investasi (MI) dalam melakukan transaksi, baik untuk satu klien maupun semua kliennya, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan.
Dalam industri pengelolaan kekayaan, nilai AUM sering menjadi kriteria utama. Beberapa manajer investasi bahkan memberlakukan persyaratan minimum AUM agar seorang investor dapat berpartisipasi dalam investasi tertentu, seperti dana lindung nilai.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa klien memiliki kapasitas finansial yang memadai untuk menghadapi dinamika pasar tanpa harus mengalami kerugian yang signifikan.
AUM juga memiliki peran penting dalam menentukan jenis layanan yang diterima oleh seorang investor. Dalam banyak kasus, nilai AUM perorangan dapat memengaruhi kategori jasa pengelolaan kekayaan yang ditawarkan oleh manajer investasi atau pialang.
Pada kasus tertentu, aset yang dikelola secara individual dapat digunakan sebagai indikator kekayaan bersih yang dimiliki oleh seorang klien.
Hal-hal Penting Terkait Asset Under Management
Berikut ini beberapa hal penting terkait Assets Under Management yang perlu dipahami:
AUM mengacu pada total nilai pasar dari seluruh investasi yang dimiliki oleh seseorang atau dikelola atas nama seorang investor.
Setiap hari, AUM dapat mengalami perubahan, mencerminkan pergerakan masuk dan keluarnya dana serta kinerja nilai aset yang dikelola.
Dana dengan jumlah AUM yang besar cenderung memiliki likuiditas lebih tinggi, sehingga lebih mudah untuk diperdagangkan.
Biaya manajemen dan pengeluaran operasional biasanya dihitung sebagai persentase dari total AUM.
Selain itu, perusahaan manajemen sering kali menonjolkan AUM karena hal ini berkaitan langsung dengan strategi investasi serta pergerakan produk dalam menilai kekuatan perusahaan tersebut.
Di waktu yang sama, perusahaan investasi juga memanfaatkan nilai aset yang dikelola sebagai alat promosi untuk menarik minat investor baru.
AUM berfungsi sebagai indikator bagi investor untuk memahami skala operasi perusahaan sekaligus membandingkannya dengan kompetitor lain di industri.
Selain menjadi alat ukur, AUM juga memainkan peran penting dalam menentukan struktur tarif. Banyak produk investasi yang menerapkan biaya pengelolaan berdasarkan persentase dari total aset yang mereka kelola.
Selain itu, penasihat keuangan dan pengelola kekayaan pribadi sering kali mengenakan biaya kepada klien mereka berdasarkan persentase AUM.
Menariknya, persentase biaya ini cenderung menurun seiring pertumbuhan AUM, sehingga memberikan daya tarik lebih bagi investor dengan kekayaan yang lebih besar.
Contoh Assets Under Management
Saat mengelola dana tertentu, investor sering menggunakan AUM sebagai indikator untuk menilai besarnya dana tersebut.
Produk investasi dengan AUM yang besar cenderung memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi, memungkinkan investor untuk membeli dan menjual dengan lebih mudah.
Tingginya volume jual beli pada produk seperti ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi banyak investor.
Contohnya adalah SPDR S&P 500 ETF (SPY), salah satu ETF terbesar yang diperdagangkan di pasar. ETF, atau Exchange-Traded Fund, merupakan dana yang berisi sekumpulan saham atau sekuritas yang mencerminkan indeks tertentu, seperti S&P 500.
Dalam hal ini, SPY menginvestasikan seluruh dananya pada 500 saham yang ada di indeks S&P 500. Per 15 Agustus 2021, SPY memiliki aset kelolaan sebesar US$300 miliar, dengan rata-rata volume perdagangan harian mencapai 51 juta lembar saham.
Volume perdagangan yang besar menunjukkan tingginya likuiditas, yang merupakan faktor penting bagi investor saat ingin membeli atau menjual saham ETF mereka.
Namun, perlu dicatat bahwa baik AUM maupun NAB (Nilai Aktiva Bersih) tidak menentukan harga reksadana.
Oleh karena itu, tidak tepat untuk menyimpulkan bahwa reksadana dengan AUM besar adalah mahal, atau yang memiliki AUM kecil adalah murah.
AUM menjadi elemen penting bagi investor karena dua alasan utama. Pertama, investor berhak mendapatkan informasi yang jujur dan transparan mengenai kinerja Manajer Investasi (MI) dari waktu ke waktu.
Banyak perusahaan manajemen investasi membandingkan ukuran AUM mereka dengan pesaing sebagai tolok ukur kesuksesan. Oleh karena itu, pengungkapan yang akurat sangat penting untuk mengevaluasi kinerja MI dengan tepat.
Kedua, sebagian besar perusahaan manajemen investasi menetapkan biaya manajemen sebagai persentase tetap dari AUM.
Hal ini membuat pemahaman terhadap cara perhitungan AUM menjadi penting bagi investor untuk mengukur biaya yang dikenakan.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, investor sering kali memperhatikan AUM dan merasa tertarik ketika AUM suatu reksadana tinggi.
Pandangan umum adalah bahwa jika banyak orang telah berinvestasi dalam reksadana tertentu, hal itu mencerminkan kepercayaan terhadap reksadana tersebut maupun terhadap MI yang mengelolanya.
Namun demikian, AUM bukan satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih reksadana. Faktor lain yang juga penting mencakup reputasi MI serta kepatuhan terhadap mandat investasi.
Dengan kata lain, meskipun AUM merupakan indikator yang baik untuk menilai popularitas dan kinerja dana, hal itu tidak seharusnya menjadi satu-satunya acuan dalam pengambilan keputusan investasi.
Fungsi Asset Under Management
Berikut adalah empat fungsi utama AUM bagi investor yang perlu diketahui.
1. Menampilkan Kinerja Manajer Investasi secara Transparan
AUM menjadi alat penting untuk memantau performa manajer investasi secara lebih jelas dan terbuka dari waktu ke waktu.
Ini merupakan informasi yang krusial bagi investor, mengingat manajer investasi bertanggung jawab dalam mengelola dana yang diinvestasikan.
2. Sebagai Indikator untuk Memantau Dana Investasi
Melalui AUM, investor dapat mengevaluasi apakah produk investasi tertentu memberikan keuntungan optimal atau kurang memadai dalam periode tertentu.
Saat menanamkan dana pada instrumen investasi, AUM menjadi indikator utama untuk mengukur perkembangan perusahaan serta cara manajer investasi mengelola dana Anda.
3. Menilai Likuiditas Pasar Investasi
Besarnya AUM biasanya sejalan dengan tingginya likuiditas. Semakin besar nilai AUM suatu perusahaan, semakin besar pula jaminan pencairan dana dalam jumlah besar.
Jika Anda membutuhkan dana likuid secara mendadak dengan melakukan redemption pada reksa dana, memilih produk dengan AUM yang tinggi dapat menjadi langkah yang bijak.
4. Dasar Pertimbangan dalam Memilih Investasi
AUM membantu investor menentukan instrumen investasi dengan prospek yang baik. Ketika suatu reksa dana memiliki banyak investor, hal itu menunjukkan bahwa produk tersebut diminati dan dipercaya oleh masyarakat.
Dengan demikian, AUM dapat menjadi salah satu faktor yang digunakan sebagai acuan dalam memilih produk reksa dana.
Menghitung Assets Under Management
Metode perhitungan aset yang dikelola (AUM) dapat berbeda-beda di setiap perusahaan. AUM mencakup aliran dana investor yang masuk dan keluar dari suatu produk investasi, sehingga nilainya dapat berubah setiap hari.
Selain itu, kinerja aset, apresiasi nilai modal, dan reinvestasi dividen turut berkontribusi pada peningkatan AUM. Total aset yang dikelola perusahaan juga dapat bertambah seiring bertambahnya pelanggan baru dan aset mereka.
Namun, ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan penurunan AUM, seperti penurunan nilai pasar akibat kerugian investasi, penutupan dana tertentu, atau berkurangnya aliran dana dari investor.
AUM mencakup seluruh modal yang diinvestasikan oleh klien dalam berbagai produk perusahaan, dan dalam beberapa kasus juga mencakup modal yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan investasi itu sendiri.
Di Amerika Serikat, Securities and Exchange Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas dan Bursa menetapkan persyaratan tertentu terkait AUM bagi dana dan perusahaan investasi yang wajib melakukan pendaftaran.
SEC, yang bertugas menjaga keadilan dan transparansi pasar keuangan, menetapkan batas AUM antara US$25 juta hingga US$110 juta untuk keperluan pendaftaran, tergantung pada sejumlah faktor seperti lokasi perusahaan.
Sebagai penutup, Asset Under Management adalah indikator penting yang mencerminkan kemampuan manajer investasi dalam mengelola dana secara efektif.