Patah Tulang

Perhatikan dengan Seksama Tanda Anak Mengalami Patah Tulang Setelah Terjatuh

Perhatikan dengan Seksama Tanda Anak Mengalami Patah Tulang Setelah Terjatuh
Perhatikan dengan Seksama Tanda Anak Mengalami Patah Tulang Setelah Terjatuh

JAKARTA - Banyak orangtua sering kali tidak menyadari bahwa cedera ringan yang dialami anak bisa menjadi tanda patah tulang. 

Setelah terjatuh, anak mungkin tampak baik-baik saja, namun ketika muncul rasa nyeri berlebihan atau enggan menggerakkan bagian tubuh tertentu, kondisi ini tidak boleh diabaikan.

Dokter Spesialis Anak, dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A, menjelaskan bahwa patah tulang pada anak tidak selalu membahayakan nyawa, tetapi bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. 

Ia menegaskan bahwa perhatian orangtua sangat penting dalam mendeteksi tanda awal cedera tulang, karena penanganan cepat dapat mencegah komplikasi yang lebih berat. Menurut dr. Rizky, perbandingan antara cedera kepala dan patah tulang pada anak cukup signifikan. 

Jika benturan kepala bisa membahayakan nyawa, patah tulang lebih sering menimbulkan rasa sakit intens yang membutuhkan perhatian khusus agar proses penyembuhan berjalan baik dan tidak menimbulkan kelainan bentuk di kemudian hari.

Bengkak dan Kemerahan Bisa Jadi Tanda Awal

Salah satu ciri paling umum dari patah tulang pada anak adalah munculnya bengkak dan kemerahan di area tubuh yang terbentur. Reaksi ini terjadi karena adanya peradangan pada jaringan dan tulang akibat benturan keras.

“Ciri-ciri anak patah tulang yaitu ada bengkak di area tubuh yang terbentur atau jatuh. Kemudian akan disertai kemerahan di area tersebut,” jelas dr. Rizky. Bengkak biasanya muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah anak mengalami jatuh atau benturan.

Jika bengkak disertai nyeri hebat dan anak menolak menggerakkan bagian tubuh tersebut, maka sangat mungkin terjadi fraktur atau patah tulang. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh karena dapat mengganggu pertumbuhan tulang anak jika tidak ditangani dengan tepat. 

Pengawasan intensif dan konsultasi medis menjadi langkah penting untuk memastikan kondisi anak aman dan tertangani sejak dini.

Anak Enggan Bergerak dan Perubahan Perilaku Jadi Sinyal Bahaya

Selain bengkak dan kemerahan, tanda lain yang sering muncul adalah keengganan anak menggerakkan bagian tubuh yang cedera. Rasa sakit yang dirasakan membuat anak cenderung menolak disentuh di area tersebut. 

“Biasanya anak tidak mau menggerakkan area badan yang patah tulang, kalau dipegang pun akan menangis karena sakit. Kondisi ini patut dicurigai karena bisa jadi memar atau patah tulang,” ujar dr. Rizky.

Pada anak yang masih kecil dan belum mampu mengungkapkan rasa sakitnya dengan jelas, perubahan perilaku menjadi indikator penting. Anak bisa tampak rewel, menangis tanpa henti, atau menolak disentuh di bagian tubuh tertentu. 

Orangtua perlu peka terhadap sinyal tersebut dan segera membawa anak ke dokter jika dicurigai mengalami cedera serius. Pemeriksaan medis umumnya mencakup pemeriksaan fisik serta rontgen untuk memastikan apakah benar terjadi patah tulang. 

Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah gangguan pertumbuhan tulang yang tidak simetris atau menimbulkan rasa nyeri berkepanjangan. Menurut dr. Rizky, deteksi dini bisa membuat proses pemulihan berjalan lebih baik dan menghindari komplikasi di masa depan.

Perhatikan Mekanisme Jatuh dan Lakukan Pemantauan Tepat

Selain memperhatikan gejala, orangtua juga perlu memahami mekanisme jatuh yang dialami anak. Cara anak terjatuh bisa menjadi petunjuk bagian tubuh mana yang paling berisiko mengalami patah tulang. 

“Hal yang perlu diperhatikan adalah lihat jatuhnya seperti apa. Dengan tahu mekanisme jatuhnya, orangtua jadi tahu area mana yang memar atau terbentur,” jelas dr. Rizky.

Jika anak jatuh dengan posisi tangan menahan tubuh, maka area pergelangan tangan atau siku menjadi bagian yang rentan cedera. Sebaliknya, bila anak jatuh terduduk, maka tulang panggul dan punggung bawah perlu diwaspadai. 

Memahami pola ini membantu orangtua menentukan langkah awal pertolongan sebelum anak dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan. Selama masa pemulihan, anak sebaiknya tidak banyak bergerak pada bagian tubuh yang cedera. 

Kompres dingin dapat digunakan untuk mengurangi bengkak pada tahap awal. Bila dokter telah memberikan gips atau perban elastis, pastikan anak memakainya sesuai petunjuk agar proses penyembuhan berjalan optimal. 

Meskipun tulang anak lebih lentur dibanding orang dewasa dan memiliki kemampuan regenerasi yang lebih cepat, cedera tetap tidak boleh diabaikan. Pemantauan ketat dan evaluasi berkala tetap menjadi langkah terbaik agar anak dapat pulih sepenuhnya tanpa risiko deformitas atau gangguan pertumbuhan.

Peran Orangtua dalam Proses Pemulihan Anak

Proses pemulihan pasca-patah tulang pada anak sangat bergantung pada perhatian dan kedisiplinan orangtua. Memastikan anak tidak terlalu aktif, menjaga kebersihan area luka, dan mengikuti anjuran dokter secara rutin menjadi kunci utama keberhasilan terapi. 

Selain itu, dukungan emosional juga penting agar anak merasa nyaman selama masa penyembuhan. Anak-anak umumnya memiliki kemampuan penyembuhan yang lebih baik dibandingkan orang dewasa, tetapi hal ini tetap harus diimbangi dengan pengawasan medis. 

Setiap tanda nyeri yang berlanjut, pembengkakan yang tak kunjung reda, atau perubahan warna kulit di sekitar area cedera perlu segera dikonsultasikan ke dokter. dr. Rizky mengingatkan bahwa perhatian kecil dari orangtua bisa mencegah risiko besar. 

Mengabaikan tanda-tanda awal patah tulang dapat berdampak pada pertumbuhan tulang yang tidak sempurna. Dengan kewaspadaan dan perawatan yang benar, anak dapat kembali aktif tanpa meninggalkan masalah kesehatan di kemudian hari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index