Batu Bara

Harga Batu Bara Meningkat Meski Impor Asia Lesu, Optimisme Tetap Ada

Harga Batu Bara Meningkat Meski Impor Asia Lesu, Optimisme Tetap Ada
Harga Batu Bara Meningkat Meski Impor Asia Lesu, Optimisme Tetap Ada

JAKARTA - Harga batu bara kembali menunjukkan penguatan pada perdagangan akhir bulan Oktober 2025, meskipun data impor dari Asia menunjukkan penurunan signifikan. 

Kontrak berjangka batu bara Newcastle untuk pengiriman bulan November dan Desember 2025 mengalami kenaikan, memberikan harapan bagi para pelaku pasar bahwa permintaan akan tetap solid dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara pasar Asia menunjukkan penurunan volume impor batu bara pada Oktober 2025, khususnya dari negara-negara besar seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan, harga batu bara di pasar Newcastle justru menguat. 

Kenaikan harga tersebut beriringan dengan optimisme mengenai prospek permintaan energi batu bara dalam jangka menengah. Meskipun ada ketidakpastian seiring dengan lesunya impor di kawasan Asia, sentimen pasar tetap positif, terutama menjelang akhir tahun 2025.

Kenaikan Harga Batu Bara di Pasar Newcastle

Pada 31 Oktober 2025, harga batu bara Newcastle untuk kontrak Oktober 2025 bertahan stabil di angka US$ 104,15 per ton. Namun, kontrak untuk pengiriman November 2025 naik menjadi US$ 109,25 per ton, sementara kontrak Desember 2025 menguat menjadi US$ 111,25 per ton. 

Kenaikan harga ini dipicu oleh prospek permintaan yang relatif optimis meskipun data impor Asia menunjukkan penurunan.

Sebaliknya, harga batu bara di pasar Eropa menunjukkan tren yang kurang menggembirakan. Harga batu bara Rotterdam untuk kontrak Oktober 2025 melemah sebesar US$ 0,25 menjadi US$ 92,9 per ton, dan pada kontrak November 2025 turun lebih tajam sebesar US$ 2,5 menjadi US$ 96,7 per ton. 

Tren negatif ini berlanjut hingga kontrak Desember 2025 yang tercatat turun US$ 2,4 menjadi US$ 98,05 per ton. Meskipun ada perbedaan arah tren harga di kedua pasar ini, optimisme di pasar batu bara Newcastle tetap tinggi.

Penurunan Impor Batu Bara di Asia: Faktor Penyebab dan Dampaknya

Penurunan impor batu bara dari empat importir terbesar dunia China, India, Jepang, dan Korea Selatan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pasar pada Oktober 2025. Data menunjukkan bahwa impor batu bara dari negara-negara tersebut mengalami penurunan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. 

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga batu bara dalam beberapa bulan terakhir, yang memengaruhi daya beli dan permintaan di pasar Asia.

Selain itu, jeda waktu beberapa minggu antara pemesanan kargo dan pengiriman fisik turut berkontribusi terhadap penurunan volume impor, yang tercermin dalam data impor bulanan yang lebih rendah. 

Analis memperkirakan bahwa ketidakpastian terkait harga batu bara yang tinggi menyebabkan beberapa importir untuk menahan pembelian hingga situasi pasar lebih stabil. 

Namun, meskipun ada penurunan impor, banyak pihak masih optimistis terhadap prospek jangka menengah berkat kebijakan-kebijakan yang akan mendukung penggunaan batu bara.

Prospek Permintaan Batu Bara yang Masih Solid

Meskipun data impor menunjukkan penurunan, prospek permintaan batu bara dalam jangka menengah tetap solid. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah kebijakan China yang masih berfokus pada penggunaan batu bara dalam jangka panjang. 

Pemerintah China telah menetapkan target puncak permintaan batu bara pada 2030, yang mengindikasikan bahwa negara tersebut tidak akan beralih secara cepat dari batu bara meskipun ada komitmen untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi ini.

Kebijakan ini juga mencerminkan pola serupa di negara-negara Asia dan Eropa lainnya yang masih bergantung pada batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi mereka, khususnya di tengah tantangan pasokan listrik dan meningkatnya permintaan energi dari berbagai sektor, termasuk pusat data dan industri manufaktur. 

Dalam konteks ini, meskipun pasar batu bara global menunjukkan volatilitas, permintaan di sektor-sektor tersebut diperkirakan akan tetap tinggi.

Optimisme di Tengah Volatilitas

Meskipun ada ketidakpastian yang menyelimuti pasar batu bara global, terutama dengan penurunan impor dari negara-negara besar di Asia, para pelaku pasar tetap menunjukkan optimisme. Hal ini tercermin dari kenaikan harga batu bara kontrak berjangka untuk pengiriman akhir tahun. 

Ekspektasi pasar terhadap permintaan yang tetap kuat pada kuartal IV 2025 dan kuartal I 2026 mendorong sentimen positif di kalangan trader dan analis.

Banyak pihak percaya bahwa meskipun ada penurunan impor batu bara dalam jangka pendek, pasar akan kembali menguat seiring dengan pemulihan permintaan energi di sektor-sektor utama dan rencana pemerintah di berbagai negara untuk menjaga ketergantungan pada batu bara. Kondisi ini diyakini akan menguntungkan bagi penguatan harga batu bara global dalam beberapa bulan mendatang.

Secara keseluruhan, meskipun ada penurunan impor batu bara dari negara-negara besar di Asia pada Oktober 2025, harga batu bara global, khususnya di pasar Newcastle, menunjukkan penguatan. 

Optimisme terhadap prospek permintaan batu bara dalam jangka menengah tetap ada, terutama seiring dengan kebijakan ketergantungan berkelanjutan terhadap batu bara yang diterapkan oleh China dan beberapa negara lainnya. 

Para pelaku pasar masih berharap bahwa meskipun ada penurunan impor dalam jangka pendek, pasar batu bara akan kembali menguat, didorong oleh permintaan yang kuat di sektor-sektor energi dan industri global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index