MPASI

Anak Tumbuh Optimal dengan Protein Beragam Sejak Masa MPASI

Anak Tumbuh Optimal dengan Protein Beragam Sejak Masa MPASI
Anak Tumbuh Optimal dengan Protein Beragam Sejak Masa MPASI

JAKARTA - Pemberian beragam jenis protein sejak anak mulai menerima makanan pendamping ASI (MPASI) menjadi langkah penting dalam mencegah alergi protein, termasuk alergi susu sapi. 

Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Tiara Nien Paramita, SpA, pengenalan protein secara bertahap membuat tubuh anak belajar mengenali berbagai jenis protein sehingga tidak menimbulkan reaksi alergi. 

“Saat ini para ahli sepakat anak harus diberi berbagai jenis protein sejak mulai masa MPASI. Ini supaya tubuh belajar mengenali dan merespon berbagai jenis protein, tidak menganggapnya sebagai musuh sehingga tidak timbul respon alergi,” ujar dr. Tiara.

Memperkenalkan protein sedikit demi sedikit juga memungkinkan orang tua melihat reaksi anak terhadap masing-masing jenis protein. Dengan cara ini, dapat diketahui protein mana yang menyebabkan alergi dan mana yang aman dikonsumsi. 

Anak yang menunjukkan alergi harus segera dihentikan pemberian jenis protein tersebut dan bila perlu dibawa ke dokter atau UGD untuk penanganan medis. Dr. Tiara menekankan pentingnya mengulang pemberian protein setelah anak berusia satu tahun agar daya tahan tubuh terhadap penyebab alergi meningkat secara alami.

Selain itu, pengenalan protein yang tepat sejak MPASI juga membantu membangun fondasi nutrisi yang baik bagi pertumbuhan fisik dan kognitif anak. Kesadaran orang tua terhadap hal ini berperan penting dalam memastikan anak memperoleh nutrisi yang seimbang dan mengurangi risiko defisiensi yang dapat muncul akibat alergi.

Alergi Susu Sapi Masih Menjadi Tantangan Kesehatan Anak

Alergi susu sapi (ASS) merupakan salah satu isu kesehatan anak yang cukup serius. Gejala awal alergi ini sering menyerupai kondisi ringan seperti flu, kolik, iritasi kulit, atau gangguan pencernaan ringan, sehingga kerap sulit dikenali. 

“Akibatnya, banyak anak-anak yang memiliki alergi susu sapi mengalami keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tepat,” jelas dr. Tiara.

Secara global, sekitar 2–3% anak mengalami alergi susu sapi pada tahun pertama kehidupannya. Di Indonesia, prevalensinya bahkan lebih tinggi, yakni antara 2–7,5%. Kondisi ini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak karena gangguan penyerapan nutrisi penting yang berisiko menyebabkan kekurangan gizi. 

Deteksi dini dan pencegahan melalui pengenalan protein yang tepat menjadi strategi penting agar anak tetap memperoleh nutrisi yang diperlukan.

Dr. Tiara juga menekankan bahwa anak dengan riwayat keluarga alergi memiliki risiko lebih tinggi mengalami alergi susu sapi. Oleh karena itu, orang tua perlu jeli mengenali tanda-tanda gejala sekecil apa pun. Pengawasan ketat sejak MPASI dapat mencegah reaksi alergi yang lebih berat di kemudian hari.

Dampak Alergi terhadap Perkembangan Anak dan Keluarga

Alergi susu sapi tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga dapat berdampak pada fungsi kognitif dan kualitas hidup secara keseluruhan. Kondisi ini kerap menimbulkan stres emosional bagi orang tua, terutama ibu, karena harus mengawasi asupan makanan anak dengan lebih ketat. 

Dr. Tiara menambahkan bahwa gejala alergi yang muncul seperti ruam, muntah, diare, atau anak yang rewel merupakan sinyal yang harus diperhatikan oleh orang tua untuk mengambil tindakan cepat.

Selain itu, anak yang mengalami alergi berisiko kehilangan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal. Dengan pengelolaan protein yang tepat sejak MPASI, orang tua dapat meminimalkan risiko defisiensi nutrisi dan memastikan anak tetap berkembang dengan sehat. 

Pendekatan ini juga meningkatkan kualitas hidup anak dan keluarga karena menurunkan kecemasan terkait masalah kesehatan yang tidak terdeteksi.

Peran Orang Tua dan Industri Nutrisi Anak

Kesadaran orang tua menjadi faktor kunci dalam mencegah alergi susu sapi. Menurut Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, perusahaan fokus mendampingi orang tua agar memahami tanda-tanda awal alergi susu sapi dan pentingnya konsultasi dengan dokter anak sejak dini. 

“Momentum World Allergy Awareness Day menjadi kesempatan penting bagi kami untuk mendorong kesadaran orang tua agar lebih mengenali tanda-tanda awal alergi susu sapi dan memahami pentingnya berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat sejak dini,” jelasnya.

Selain itu, edukasi tentang pemberian protein yang beragam, pelatihan literasi nutrisi, dan pemantauan pertumbuhan anak perlu dilakukan secara berkesinambungan.

Program-program seperti ini membantu orang tua mengatur pola makan anak, memahami nutrisi yang diperlukan, serta meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan alergi. Dengan demikian, anak dapat tumbuh optimal baik secara fisik maupun kognitif, sementara orang tua memiliki kepastian dan ketenangan dalam mengasuh anak.

Langkah preventif melalui pengenalan protein sejak MPASI menjadi strategi efektif untuk mengurangi prevalensi alergi susu sapi. Kombinasi antara pemahaman orang tua, dukungan industri nutrisi, dan pengawasan medis profesional memastikan anak-anak memperoleh asupan protein yang beragam, seimbang, dan aman. 

Dengan demikian, pencegahan alergi dapat dilakukan sejak dini tanpa mengorbankan kebutuhan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index