JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan kondisi cuaca ekstrem ini dipicu oleh sirkulasi siklonik dan konvergensi angin di beberapa perairan Indonesia.
Salah satunya adalah Siklon Tropis Pengsen di kawasan Laos yang diperkirakan melemah dalam 48–72 jam ke depan, dengan kecepatan angin maksimum 35 knot dan tekanan 1.002 hPa.
Selain itu, Bibit Siklon 95S di Samudra Hindia barat daya Banten menunjukkan peningkatan potensi dan bergerak ke arah barat daya. Sirkulasi siklonik juga terpantau di Laut Jawa bagian timur, Laut Natuna Utara, dan Laut Sulu.
Kondisi ini membentuk area konvergensi dari Nusa Tenggara hingga pesisir utara Jawa Timur serta dari Aceh hingga Laut Cina Selatan, memicu pertumbuhan awan hujan intens di sekitarnya.
BMKG menegaskan bahwa pola ini dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang signifikan di beberapa daerah, sehingga masyarakat harus memperhatikan peringatan dini dan mengantisipasi dampak yang mungkin timbul.
Daftar Wilayah Rawan Hujan Lebat
Menurut prakiraan cuaca, wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat hingga sangat lebat meliputi beberapa pulau besar di Indonesia. Di Sumatra, daerah Aceh, Pekanbaru, Padang, Medan, Jambi, Bengkulu, dan Palembang masuk dalam kategori rawan.
Sementara itu, di Pulau Jawa, Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta diprediksi mengalami hujan deras, dengan tambahan peringatan petir di Surabaya.
Di Bali dan Nusa Tenggara, Denpasar, Mataram, dan Kupang juga berpotensi diguyur hujan lebat. Kalimantan tidak luput dari dampak cuaca ekstrem, terutama Pontianak, Palangkaraya, dan Samarinda, termasuk potensi petir di Banjarmasin dan Tanjung Selor.
Wilayah Sulawesi seperti Manado, Gorontalo, Makassar, Kendari, dan Palu diperkirakan menerima hujan deras, sementara Maluku dan Papua, termasuk Ambon, Ternate, Sorong, Jayapura, dan Merauke, juga harus bersiap menghadapi cuaca ekstrem.
BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, serta memantau informasi cuaca secara berkala.
Peringatan Gelombang Tinggi dan Banjir Pesisir
Selain hujan lebat, BMKG memperingatkan potensi gelombang tinggi di perairan barat daya Banten dan Samudra Hindia, dengan kecepatan angin permukaan lebih dari 25 knot.
Beberapa wilayah pesisir, seperti Sumatra bagian utara, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Maluku, juga berisiko mengalami banjir pesisir atau rob.
Fenomena gelombang tinggi ini dapat mengganggu aktivitas pelayaran dan perikanan, sehingga nelayan dan operator transportasi laut diharapkan menunda perjalanan atau memperhatikan peringatan resmi dari BMKG.
Pemerintah daerah diminta menyiapkan langkah antisipatif, termasuk evakuasi dan penanganan bencana untuk meminimalkan risiko bagi warga pesisir.
Selain itu, masyarakat diminta selalu memperhatikan peringatan cuaca lokal, menyiapkan peralatan darurat, dan mengamankan fasilitas yang rawan terkena dampak banjir atau angin kencang.
Suhu Panas dan Imbauan Kesehatan
Di samping curah hujan tinggi, beberapa wilayah diprediksi mengalami suhu panas antara 32–35°C. Kota-kota seperti Pontianak, Mataram, dan Kupang diperkirakan mencatat suhu maksimum di angka tersebut.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap menjaga hidrasi dengan minum cukup air, serta menggunakan pelindung dari paparan sinar matahari saat beraktivitas di luar ruangan. Prakiraan cuaca ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan setiap individu dalam menghadapi dinamika iklim.
BMKG menekankan bahwa prakiraan harian merupakan gambaran umum, sehingga masyarakat disarankan memantau pembaruan kondisi cuaca secara rutin melalui aplikasi resmi Info BMKG atau situs resmi www.bmkg.go.id. Dengan pemantauan yang cermat, potensi kerugian akibat cuaca ekstrem dapat diminimalkan, sekaligus menjaga keselamatan warga di seluruh Indonesia.