JAKARTA - Melihat anak tiba-tiba mengalami reaksi alergi bisa membuat orangtua panik.
Kulit memerah, muncul ruam, muntah, atau sesak napas dapat terjadi hanya dalam hitungan menit. Menurut dr. Tiara Nien Paramita, SpA, kunci pertama adalah tetap sadar dan cepat menghentikan sumber alergi.
Alergi pada anak muncul dari berbagai penyebab, terutama makanan seperti susu sapi, kacang, telur, atau seafood. Namun gejala alergi bisa sangat bervariasi, mulai dari ruam ringan hingga reaksi berat yang mengancam nyawa.
“Langkah awal kalau misalnya alergi harus dibikin cepat. Penanganannya adalah stop hal tersebut,” jelas dr. Tiara. Peran orangtua sangat penting dalam mengenali pola reaksi anak. Tanda-tanda seperti gatal atau sesak napas sering tidak dapat dijelaskan anak dengan jelas.
Bahkan hal-hal kecil seperti mencicipi camilan teman, memberikan kue susu, atau mendekat hewan peliharaan bisa memicu alergi. Oleh karena itu, orangtua perlu peka terhadap lingkungan sekitar dan pemicu alergi sejak dini.
Tindakan Pertama Saat Alergi Terjadi
Langkah pertama saat anak menunjukkan tanda alergi adalah menghentikan paparan penyebabnya. Misalnya, jika anak diketahui alergi susu sapi dan memakan makanan yang mengandung susu, segera hentikan.
Selanjutnya, catat makanan atau benda terakhir yang dikonsumsi atau disentuh anak, karena ini akan membantu dokter mengidentifikasi pemicu alergi.
Tenangkan anak dan jangan panik. Jika gejala ringan seperti ruam atau gatal muncul, perawatan awal di rumah bisa dilakukan dengan pelembap atau krim pereda ruam. “Kalau ruam, hal pertama yang dilakukan adalah stop menggaruk. Menggaruk justru membuat ruam makin meluas,” saran dr. Tiara.
Momen ini juga penting bagi orangtua untuk mengamati respon anak terhadap perawatan awal. Memantau kondisi secara seksama dapat mencegah gejala menjadi lebih parah dan mempersiapkan langkah selanjutnya jika diperlukan penanganan medis.
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter
Kesalahan umum orangtua adalah menunda kunjungan ke dokter hingga alergi kambuh berulang atau gejalanya berat. Padahal, deteksi dini menentukan efektivitas penanganan. Dengan diagnosis tepat, dokter bisa meresepkan obat emergensi atau terapi jangka panjang untuk mencegah reaksi berat.
“Kalau ketemu dokter anak, boleh tanya, ‘Dok, ada nggak obat yang harus saya sediakan di rumah kalau anak saya alergi?’ Jawabannya ada, tapi itu disesuaikan dengan kondisi anak,” jelas dr. Tiara. Selain itu, dokter juga dapat membantu orangtua memahami jenis alergi yang dimiliki anak dan cara menghindari pemicunya.
Deteksi dini tidak hanya mengurangi risiko reaksi berat, tetapi juga membantu orangtua membangun strategi pengelolaan alergi yang tepat di rumah, sekolah, atau tempat pengasuhan. Konsistensi dalam pengawasan pemicu alergi menjadi kunci agar anak tetap aman dan sehat.
Mindful Parenting dalam Menghadapi Alergi
Alergi tidak harus menjadi momok. Dengan penanganan cepat dan tepat, anak dapat tumbuh sehat tanpa takut menghadapi reaksi alergi. Orangtua perlu menerapkan prinsip mindful parenting: tetap tenang, waspada, dan sabar memahami kondisi anak.
“Jadi kita harus langsung tahu ya, oh sebelum ini makan apa nih, tadi minumnya apa. Dari situ kita bisa lihat dan langsung bisa namanya stop dulu, mungkin coba kita ganti yang lain dulu,” tutur dr. Tiara. Pendekatan ini memungkinkan orangtua memberikan respons cepat sekaligus memastikan anak merasa aman dan nyaman.
Kesadaran terhadap alergi dan konsistensi dalam pengawasan, baik di rumah maupun di lingkungan lain, akan membantu mencegah reaksi alergi berulang. Dengan demikian, anak dapat menikmati masa kecilnya dengan aman, orangtua pun tenang mengetahui setiap langkah penanganan sudah tepat.