JAKARTA - Sektor pertanian jagung di Kabupaten Bulukumba menunjukkan tren yang positif sepanjang tahun 2025.
Hingga bulan September, produksi jagung telah menembus angka lebih dari 143 ribu ton, dengan luas lahan panen melebihi 25 ribu hektare.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Bulukumba, Nurjasman, menyampaikan bahwa capaian ini menunjukkan stabilitas dan pertumbuhan yang menggembirakan, meski menghadapi tantangan iklim yang cukup dinamis.
“Dengan curah hujan yang cukup dan pengelolaan lahan yang baik, kami optimis produksi jagung hingga akhir tahun akan menembus angka 156 ribu ton, dengan produktivitas rata-rata di atas 56 kwintal per hektare,” jelas Nurjasman.
Peningkatan produksi ini menjadi sinyal positif bagi ketahanan pangan lokal dan prospek ekonomi petani di Bulukumba.
Dukungan dan Kolaborasi untuk Produktivitas
Nurjasman menekankan bahwa keberhasilan produksi jagung tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta. Penyediaan bibit unggul serta penyuluhan teknis menjadi faktor penting untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas.
Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan pihak swasta diharapkan dapat memastikan bahwa Bulukumba tetap menjadi salah satu sentra jagung utama di Sulawesi Selatan. Hal ini juga mendorong peningkatan kualitas produk dan stabilitas pasokan jagung untuk kebutuhan lokal maupun ekspor.
Selain itu, dukungan teknis dari dinas pertanian membantu petani mengatasi tantangan musim dan menjaga lahan tetap produktif. Strategi ini dipandang mampu meningkatkan efisiensi produksi sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat desa yang bergantung pada jagung sebagai komoditas utama.
Dampak Ekonomi dari Produksi Jagung
Konsistensi produksi jagung Bulukumba berperan signifikan dalam menopang ekonomi lokal. Dengan produksi yang stabil, petani memperoleh pendapatan yang lebih pasti, sementara harga jagung di pasar cenderung stabil.
Produktivitas yang meningkat juga memberikan peluang bagi pengembangan industri terkait, seperti pabrik pakan ternak dan pengolahan jagung menjadi produk siap jual. Hal ini membuka kesempatan kerja tambahan bagi masyarakat dan memperkuat rantai nilai ekonomi lokal.
Selain mendukung ekonomi petani, posisi Bulukumba sebagai sentra jagung provinsi dan nasional membantu memperkuat ketahanan pangan di Sulawesi Selatan. Produksi yang stabil menjadikan kabupaten ini sebagai rujukan bagi daerah lain dalam strategi peningkatan hasil pertanian jagung.
Optimisme Petani dan Prospek Masa Depan
Dengan curah hujan yang mendukung dan pengelolaan lahan yang baik, petani Bulukumba tetap optimis menghadapi sisa tahun 2025. Tren peningkatan produksi jagung tidak hanya mencerminkan keberhasilan pertanian lokal, tetapi juga menguatkan posisi Bulukumba sebagai pionir produksi jagung di tingkat provinsi dan nasional.
Nurjasman menyampaikan harapannya agar kerja sama berkelanjutan antara petani, pemerintah, dan sektor swasta dapat terus ditingkatkan. Dukungan berkelanjutan diharapkan mampu menjaga produktivitas, mendorong inovasi pertanian, dan membuka peluang ekspor jagung lebih luas.
Dengan semua upaya tersebut, Bulukumba diharapkan tidak hanya menjadi pusat produksi jagung yang handal, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi lokal, kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan nasional.