Nikel

Hilirisasi Nikel Dorong Pertumbuhan Industri Stainless Steel Nasional

Hilirisasi Nikel Dorong Pertumbuhan Industri Stainless Steel Nasional
Hilirisasi Nikel Dorong Pertumbuhan Industri Stainless Steel Nasional

JAKARTA - Hilirisasi nikel kini menjadi motor utama pertumbuhan investasi di sektor logam nasional, terutama industri stainless steel. 

Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian, Dodiet Prasetyo, menekankan bahwa strategi hilirisasi ini tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri logam di dalam negeri. 

Pertumbuhan industri logam hingga triwulan kedua tahun 2025 tercatat sebesar 14,91 persen, melampaui pertumbuhan industri nonmigas maupun sektor industri nasional secara keseluruhan.

Menurut Dodiet, keberhasilan ini tidak terlepas dari masifnya investasi pada hilirisasi berbasis baja, besi, nikel, tembaga, dan aluminium. Saat ini, terdapat 73 smelter nikel yang telah beroperasi, membentuk fondasi penting bagi pengembangan industri logam. 

Pemerintah mendorong agar produk turunan nikel tidak hanya berhenti pada feronikel (FeNi) atau nickel pig iron (NPI), tetapi dikembangkan menjadi stainless steel dan produk akhir bernilai tambah tinggi. Langkah ini bertujuan memaksimalkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia di dalam negeri.

Diversifikasi Produk dan Pasar Mendukung Pertumbuhan

Selain hilirisasi, diversifikasi produk dan pasar menjadi fokus penting. Rantai pasok stainless steel diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sektor otomotif, alat berat, pertahanan, dan industri strategis lainnya. 

Strategi ini diharapkan menciptakan permintaan baru di sektor hilir, memperluas lapangan kerja, serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku industri logam tertentu.

Dalam konteks ini, Dodiet menekankan pengembangan industri baja stainless di Indonesia sudah menunjukkan kemajuan signifikan, terutama pada jalur flat product yang mampu memproduksi stainless steel sheet. 

Namun, untuk jalur long product, pengembangan masih terbatas pada steel billet yang sebagian besar diekspor. Ke depan, diharapkan ada investasi baru yang mampu mengolah steel billet menjadi round billet atau seamless pipe di dalam negeri, sehingga kebutuhan industri lokal dapat terpenuhi tanpa bergantung impor.

Lebih lanjut, pengembangan baja karbon dan baja khusus juga mendapat perhatian serius. Produk baja khusus ini memiliki nilai tambah jauh lebih besar dibandingkan baja konstruksi yang mendominasi pasar domestik. Hal ini sejalan dengan kebutuhan sektor strategis seperti otomotif, alat berat, pertanian, dan pertahanan.

Peningkatan Ekspor Produk Baja Nasional

Keberhasilan hilirisasi nikel juga tercermin dari peningkatan ekspor produk baja Indonesia. Baru-baru ini, beberapa ekspor produk baja lapis dilepas ke Kanada dan Amerika Serikat, sementara PT Krakatau Steel mengekspor produk cold rolled coil (CRC) ke Spanyol. 

Pencapaian ini menunjukkan bahwa kualitas produk baja nasional telah diakui secara global dan menjadi bukti bahwa kebijakan hilirisasi nikel berhasil memperkuat daya saing industri logam.

Ekspor yang terus meningkat ini turut memberikan dampak positif pada perekonomian, dengan meningkatkan devisa negara dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. 

Keberhasilan ekspor juga mendorong investor untuk menanamkan modal lebih banyak di sektor hilirisasi, menciptakan siklus positif antara produksi, investasi, dan daya saing internasional.

Kolaborasi Pemerintah dan Dunia Usaha

Kunci keberhasilan hilirisasi nikel terletak pada kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga riset. Pemerintah menyediakan regulasi dan dukungan infrastruktur, sementara sektor swasta mengimplementasikan investasi dan teknologi. 

Sinergi ini diyakini mampu mendorong transformasi industri logam nasional dengan cepat dan berkelanjutan.

Dodiet menegaskan bahwa ke depan, fokus pemerintah tetap pada peningkatan kualitas produk, efisiensi produksi, dan perluasan pasar. Selain itu, penguatan rantai pasok dalam negeri juga menjadi prioritas, agar Indonesia tidak hanya menjadi produsen bahan baku, tetapi juga produsen produk bernilai tambah tinggi.

Hilirisasi nikel yang berjalan efektif membuka banyak peluang baru. Selain mendorong pertumbuhan industri logam, strategi ini juga menumbuhkan investasi baru, memperkuat ekspor, serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelaku industri dalam negeri. 

Transformasi industri ini menjadi bukti nyata bagaimana sumber daya alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index