Mengenal 10 Faktor Penyebab Inflasi hingga Cara Mengatasinya

Jumat, 07 Februari 2025 | 11:04:15 WIB
faktor penyebab inflasi

Faktor penyebab inflasi, dampak, dan cara menghitungnya merupakan hal yang penting untuk dipahami, terutama bagi pelaku ekonomi yang ingin lebih memahami dinamika pasar.

Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah inflasi, namun tidak sepenuhnya memahami apa yang dimaksud dengan fenomena ini.

Untuk itu, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini agar lebih jelas mengenai faktor penyebab inflasi dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perekonomian.

Apa Itu Inflasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi diartikan sebagai penurunan nilai uang yang terjadi dengan cepat akibat banyaknya uang yang beredar, yang akhirnya menyebabkan harga barang dan jasa mengalami kenaikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan inflasi sebagai kondisi ekonomi yang menyebabkan harga barang dan jasa meningkat dalam jangka waktu panjang, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara arus barang dan uang.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menjelaskan bahwa inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus-menerus dalam periode tertentu, yang dapat mengganggu pemulihan ekonomi, terutama di masa pandemi.

Suatu negara dapat dikatakan sedang mengalami inflasi apabila ada kenaikan harga yang meluas, di mana kenaikan harga barang tertentu memengaruhi harga barang lainnya.

Namun, jika kenaikan hanya terjadi pada satu atau dua jenis barang, hal itu tidak dapat dikategorikan sebagai inflasi.

Faktor Penyebab Inflasi

Tentu saja, inflasi tidak terjadi begitu saja tanpa alasan. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab inflasi yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi. 

1. Meningkatnya Jumlah Uang yang Beredar (JUB)

Salah satu penyebab inflasi adalah meningkatnya jumlah uang yang beredar. Para ekonom klasik berpendapat bahwa ada hubungan antara jumlah uang yang beredar dengan harga barang atau jasa. 

Ketika jumlah uang yang beredar bertambah, sementara jumlah barang tetap, harga barang dan jasa bisa naik. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, maka inflasi dapat terjadi.

2. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation)

Demand-pull inflation merupakan jenis inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam waktu tertentu. 

Inflasi ini terjadi ketika permintaan terhadap barang atau jasa meningkat melebihi kapasitas produsen untuk memenuhinya, yang pada akhirnya mendorong harga naik.

3. Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)

Inflasi jenis ini terjadi ketika biaya produksi naik, yang kemudian menyebabkan harga barang dan jasa meningkat. 

Faktor-faktor seperti kenaikan harga bahan baku dan upah tenaga kerja dapat menyebabkan inflasi dorongan biaya, karena produsen harus menaikkan harga jual untuk menutupi biaya yang lebih tinggi.

4. Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation)

Inflasi ekspektasi terjadi ketika masyarakat memiliki pandangan ke depan atau ekspektasi tentang kondisi ekonomi di masa depan.

Jika masyarakat menganggap bahwa ekonomi akan membaik, mereka cenderung untuk meningkatkan permintaan barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan harga.

5. Inflasi Campuran (Mixed Inflation)

Inflasi campuran terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan barang atau jasa. 

Ketika permintaan barang atau jasa meningkat, tetapi pasokan tidak dapat mengikuti, maka harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan. Ini adalah contoh dari mixed inflation, yang dapat terjadi ketika pasokan barang terbatas.

6. Kekacauan Ekonomi dan Politik

Kekacauan ekonomi dan politik juga dapat menjadi penyebab inflasi. Sebagai contoh, Indonesia mengalami inflasi yang sangat tinggi pada tahun 1998, mencapai 70% bersamaan dengan ketegangan politik dan ekonomi. 

Inflasi normal biasanya berkisar antara 3% hingga 4%, tetapi pada saat itu, ketidakstabilan ekonomi membuat harga-harga melonjak drastis.

7. Struktur Ekonomi yang Kaku

Faktor struktural ekonomi yang kaku juga dapat memicu inflasi. Beberapa negara menghadapi tantangan besar, seperti inflasi yang dapat berujung pada resesi global.

Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa, tetapi produsen kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cepat, yang menyebabkan kesenjangan antara permintaan dan penawaran, serta inflasi.

8. Keputusan Perusahaan

Keputusan yang diambil oleh perusahaan juga dapat memengaruhi inflasi. Ketika suatu produk atau barang yang diproduksi oleh perusahaan menjadi sangat populer, perusahaan mungkin memutuskan untuk menaikkan harga produk tersebut. 

Hal ini terjadi karena konsumen cenderung tetap membeli barang yang mereka inginkan meskipun harganya lebih tinggi, sehingga perusahaan melihat peluang untuk meningkatkan harga. Meskipun tidak selalu disadari, langkah ini dapat menyebabkan inflasi di pasar.

9. Utang Nasional

Utang nasional juga dapat menjadi faktor yang menyebabkan inflasi dalam perekonomian. Ketika utang negara meningkat, pemerintah harus memilih antara menaikkan pajak atau mencetak lebih banyak uang untuk membayar utang tersebut. 

Pencetakan uang yang berlebihan dapat menyebabkan jumlah uang yang beredar meningkat, yang pada akhirnya dapat menyebabkan inflasi.

10. Faktor Luar Negeri

Inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik, tetapi juga oleh faktor eksternal. Misalnya, kenaikan harga minyak mentah atau lonjakan harga komoditas impor dapat memengaruhi harga barang-barang yang diproduksi dalam negeri. 

Jika harga bahan baku impor atau energi meningkat, harga barang dan jasa yang bergantung pada bahan-bahan tersebut juga akan naik, yang bisa memperburuk inflasi, terutama jika kenaikan tersebut berlangsung dalam jangka panjang.

Dampak Inflasi

Halaman :

Terkini