JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menunjukkan capaian signifikan dalam penyerapan anggaran dan jangkauan penerima.
Hingga pertengahan November 2025, realisasi anggaran telah menyentuh lebih dari separuh total pagu, memperlihatkan percepatan pelaksanaan menjelang akhir tahun.
Realisasi Anggaran MBG
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, hingga pertengahan November 2025, realisasi anggaran untuk program MBG telah mencapai Rp41,3 triliun, atau 58,2 persen dari total pagu senilai Rp71 triliun. Angka ini meningkat drastis dibanding realisasi awal Oktober, yang baru sebesar Rp20,6 triliun, menjangkau 31,2 juta penerima.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menegaskan bahwa percepatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan target nasional tercapai.
“Tentu alokasi kita sesuaikan, karena target Bapak Presiden adalah 82,9 juta penerima MBG di seluruh Indonesia,” ujarnya. Hal ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memastikan setiap keluarga mendapatkan manfaat dari program gizi gratis ini.
Selain itu, masih terdapat sekitar Rp30 triliun anggaran yang bisa dialokasikan hingga akhir tahun. Dana ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak penerima di seluruh Indonesia, khususnya wilayah yang masih membutuhkan percepatan distribusi.
Jangkauan Penerima Berdasarkan Wilayah
Program MBG telah menjangkau total 41,9 juta penerima melalui 15.369 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh nusantara. Berdasarkan sebaran wilayah, Pulau Jawa menjadi penerima manfaat terbesar, yakni 25,68 juta orang, diikuti Sumatera sebanyak 8,6 juta orang.
Sulawesi mencatat 2,74 juta penerima, Bali-Nusa Tenggara 2,15 juta orang, Kalimantan 1,70 juta orang, dan Maluku-Papua 0,69 juta orang. Data ini menunjukkan bahwa meskipun Jawa tetap menjadi fokus utama, program MBG berhasil menyentuh hampir seluruh provinsi, termasuk daerah-daerah terpencil dan wilayah timur Indonesia.
Pemerintah juga memastikan setiap SPPG dilengkapi sumber daya manusia yang memadai untuk mengelola distribusi gizi. Hal ini bertujuan agar program dapat berjalan lancar dan tepat sasaran, serta setiap penerima mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan keluarga masing-masing.
Dampak Terhadap Tenaga Kerja
Selain menyasar penerima manfaat, program MBG juga menciptakan peluang kerja. Hingga pertengahan November 2025, program ini telah menyerap sebanyak 556.735 tenaga kerja.
Tenaga kerja ini meliputi petugas pengelola, pendamping SPPG, hingga logistik distribusi, yang semuanya terlibat dalam memastikan makanan bergizi dapat diterima tepat waktu.
Peran tenaga kerja ini menjadi faktor kunci dalam percepatan realisasi anggaran. Dengan adanya tenaga kerja yang cukup dan terlatih, distribusi gizi tidak hanya lebih cepat tetapi juga lebih efisien. Pemerintah berharap jumlah tenaga kerja ini akan meningkat seiring dengan alokasi anggaran yang masih tersedia hingga akhir tahun.
Keberadaan lapangan kerja ini juga berdampak positif terhadap ekonomi lokal, karena sebagian besar tenaga kerja direkrut dari daerah tempat SPPG beroperasi. Dengan demikian, program MBG tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.
Percepatan Realisasi Menjelang Akhir Tahun
Menjelang akhir tahun, pemerintah fokus mempercepat realisasi MBG agar target nasional 82,9 juta penerima bisa tercapai. Peningkatan realisasi anggaran dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya menjadi bukti langkah proaktif pemerintah dalam mengoptimalkan manfaat program.
Kemenkeu memastikan setiap pengeluaran diawasi dengan ketat dan terukur. Pengawasan ini termasuk pemantauan distribusi gizi, verifikasi penerima, hingga evaluasi kinerja setiap SPPG. Langkah ini bertujuan agar setiap rupiah dari anggaran negara benar-benar sampai kepada penerima manfaat dan memberikan dampak maksimal bagi kesehatan masyarakat.
Selain itu, pemerintah terus mendorong integrasi data antara Kemenkeu, Kementerian Sosial, dan pihak terkait lainnya untuk meminimalkan kesalahan distribusi. Dengan mekanisme ini, diharapkan setiap keluarga penerima dapat merasakan manfaat secara merata, termasuk di wilayah yang selama ini kesulitan mengakses layanan publik.
Program MBG menunjukkan progres signifikan dalam penyerapan anggaran dan jangkauan penerima. Hingga pertengahan November 2025, realisasi anggaran sudah mencapai Rp41,3 triliun dengan 41,9 juta penerima yang tersebar di seluruh Indonesia.
Program ini tidak hanya membantu pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga menyerap tenaga kerja dan mendorong ekonomi lokal.
Percepatan realisasi hingga akhir tahun diharapkan dapat memenuhi target nasional 82,9 juta penerima MBG, menjadikan program ini sebagai salah satu inisiatif prioritas dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.