Kenaikan Harga Minyak Dunia Terpengaruh Sanksi Amerika Serikat

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 13:04:46 WIB
Kenaikan Harga Minyak Dunia Terpengaruh Sanksi Amerika Serikat

JAKARTA - Harga minyak global menunjukkan penguatan tipis pada perdagangan terakhir setelah sanksi Amerika Serikat terhadap dua perusahaan minyak besar Rusia memicu kekhawatiran akan pasokan energi dunia. 

Lonjakan harga ini melanjutkan kenaikan sebelumnya dan menempatkan minyak pada jalur penguatan mingguan. Brent berjangka diperdagangkan sedikit turun di level USD 65,91 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada pada USD 61,47 per barel. 

Pergerakan harga minyak ini mencerminkan perubahan sentimen pasar dari ekspektasi kelebihan pasokan menjadi kekhawatiran kemungkinan kekurangan pasokan.

Fenomena backwardation kembali muncul, di mana kontrak jangka pendek diperdagangkan lebih tinggi daripada kontrak jangka panjang. Hal ini menandakan bahwa para pedagang lebih memilih membeli minyak sekarang ketimbang menimbun untuk dijual pada masa mendatang, yang menunjukkan ketidakpastian terkait pasokan global. 

Lonjakan sebelumnya, sebesar lebih dari 5%, menjadi salah satu kenaikan mingguan terbesar dalam beberapa bulan terakhir.

Dampak Sanksi AS terhadap Pasokan Minyak Rusia

Presiden AS menjatuhkan sanksi kepada Rosneft dan Lukoil, yang masing-masing berkontribusi signifikan terhadap produksi minyak global. Langkah ini bertujuan menekan pemerintah Rusia terkait perang di Ukraina dan memicu perusahaan-perusahaan minyak di China menunda pembelian minyak Rusia. 

Selain itu, perusahaan penyulingan di India, salah satu importir minyak terbesar Rusia, bersiap mengurangi volume impor minyak Rusia secara drastis.

Kondisi ini menimbulkan risiko aliran pasokan ke negara-negara pembeli utama, terutama India, yang membuat para analis menyoroti potensi gangguan distribusi. 

Meski demikian, beberapa perusahaan penyulingan di China memiliki diversifikasi pasokan dan stok yang cukup untuk mengurangi dampak langsung dari sanksi tersebut, sehingga tantangan bagi mereka diperkirakan tidak terlalu signifikan.

Respons OPEC dan Negara Produsen Lainnya

OPEC menyatakan kesiapan untuk meningkatkan produksi minyak guna menutup potensi kekurangan pasokan yang muncul akibat sanksi tersebut. 

Menteri perminyakan Kuwait menegaskan bahwa organisasi tersebut memiliki mekanisme untuk menyeimbangkan pasar. Kesiapan OPEC ini menjadi salah satu faktor penahan lonjakan harga minyak lebih tinggi meski tekanan dari sanksi terus berlangsung.

Sejumlah negara Eropa juga telah menempuh langkah serupa dengan AS, menjatuhkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil, termasuk Uni Eropa yang menambahkan kilang minyak China dalam daftar sanksi Rusia. 

Langkah-langkah ini semakin memperketat akses energi Rusia ke pasar global, yang mendorong perusahaan dan investor meninjau strategi pasokan mereka secara lebih hati-hati.

Perkembangan Diplomasi dan Dampak Pasar

Selain faktor sanksi, perhatian investor kini tertuju pada pertemuan antara Presiden AS dan Presiden China yang akan membahas ketegangan perdagangan dan langkah-langkah pemulihan hubungan ekonomi. Harapan pasar adalah terciptanya kesepakatan yang mampu meredakan ketidakpastian global dan menstabilkan harga minyak.

Di tengah ketidakpastian ini, Rusia menegaskan bahwa sanksi tersebut tidak akan memberi dampak signifikan terhadap ekonomi mereka, menekankan peran strategis Rusia bagi pasokan energi dunia. 

Investor, analis, dan pelaku pasar terus memantau pergerakan harga minyak, karena setiap pengumuman baru terkait sanksi atau kebijakan produksi dari OPEC dapat memengaruhi tren harga dan volatilitas pasar global.

Secara keseluruhan, kenaikan harga minyak dunia yang tipis mencerminkan sentimen pasar yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor geopolitik, kebijakan sanksi, dan respons produsen minyak. 

Sanksi AS terhadap perusahaan minyak Rusia menambah ketidakpastian pasokan, sementara kesiapan OPEC untuk meningkatkan produksi memberikan sedikit penyeimbang. 

Investor dan pelaku industri tetap waspada terhadap perkembangan diplomasi internasional, karena langkah-langkah strategis dari negara besar akan menentukan arah harga energi global ke depan.

Terkini