Prabowo Bangun 1.000 Kampung Nelayan untuk Kemandirian Desa Pesisir

Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:32:19 WIB
Prabowo Bangun 1.000 Kampung Nelayan untuk Kemandirian Desa Pesisir

JAKARTA - Pemerintah terus menegaskan komitmennya dalam mengembangkan sektor kelautan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional. 

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 1.000 desa nelayan terpadu hingga akhir 2026 sebagai langkah strategis untuk memberdayakan masyarakat pesisir dan mengoptimalkan potensi laut Indonesia.

Menurut Prabowo, selama hampir delapan dekade kemerdekaan, Indonesia belum sepenuhnya mampu memanfaatkan kekayaan lautnya, meskipun sekitar tiga perempat wilayah negara ini merupakan perairan. 

Ia menilai kondisi tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang besar untuk mengubah arah pembangunan nasional yang lebih berorientasi pada ekonomi maritim.

“Pada dasarnya kita sangat beruntung karena tiga perempat wilayah Indonesia adalah laut. Namun hal yang menyedihkan adalah kita belum benar-benar memanfaatkan anugerah ini dengan baik,” ujar Prabowo dalam dialog bersama Ketua dan Pemimpin Redaksi Forbes Media, Steve Forbes, pada rangkaian Forbes Global CEO Conference 2025 bertajuk The World Pivot di Jakarta.

Peningkatan Infrastruktur dan Fasilitas Dasar bagi Nelayan

Program 1.000 desa nelayan ini dirancang untuk memberikan solusi menyeluruh terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat pesisir, terutama terkait akses infrastruktur, fasilitas produksi, dan distribusi hasil laut. 

Dalam proyek percontohan yang sudah berjalan, pemerintah telah menyiapkan infrastruktur dasar seperti dermaga, pabrik es, cold storage, hingga panel surya untuk menunjang aktivitas nelayan.

“Banyak desa nelayan bahkan tidak memiliki dermaga sederhana, jadi kami bangunkan dermaga untuk mereka. Mereka juga tidak memiliki es, maka kami bantu pembiayaan agar mereka dapat membangun pabrik es kecil sendiri,” kata Prabowo.

Upaya tersebut menunjukkan hasil nyata. Dalam kurun waktu sekitar satu setengah hingga dua tahun, pendapatan nelayan meningkat hingga 100 persen. Peningkatan tersebut dipicu oleh tersedianya fasilitas penyimpanan hasil tangkapan yang memadai serta sistem pelelangan ikan yang lebih teratur dan efisien.

“Awalnya saya memperkirakan kenaikan pendapatan mungkin hanya 40%-50%, tapi ternyata bisa mencapai 100% hanya dengan penyediaan fasilitas dasar seperti es dan tempat pelelangan ikan,” ungkapnya.

Memberdayakan Dua Juta Nelayan di Seluruh Indonesia

Melihat dampak positif dari program percontohan tersebut, Prabowo menargetkan agar proyek pembangunan 1.000 kampung nelayan rampung hingga akhir 2026.

Program ini diproyeksikan akan memberdayakan dua juta nelayan dan memberikan dampak langsung bagi sekitar delapan juta jiwa masyarakat pesisir di berbagai wilayah Indonesia.

“Target kami hingga akhir 2026 adalah membangun sedikitnya 1.000 desa nelayan di seluruh Indonesia. Artinya, program ini akan memberdayakan dua juta nelayan,” tegasnya. Selain memajukan sektor kelautan, program ini juga menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan ekonomi daerah. 

Dengan dukungan fasilitas yang memadai, masyarakat pesisir diharapkan tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan, tetapi juga mampu mengembangkan usaha berbasis pengolahan hasil laut yang bernilai tambah tinggi.

Integrasi dengan Jaringan Koperasi Desa

Untuk menjamin keberlanjutan program, pemerintah mengintegrasikan pembangunan kampung nelayan ini dengan jaringan koperasi desa (Kopdes) yang kini telah mencapai 81.000 unit di seluruh Indonesia.

Setiap koperasi nantinya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti gudang penyimpanan, cold storage, minimarket, apotek desa, hingga klinik kesehatan.

Prabowo juga menjelaskan bahwa koperasi tersebut akan mendapat dukungan pembiayaan untuk dua armada truk pengangkut hasil panen atau tangkapan nelayan, agar hasil produksi dapat langsung didistribusikan ke pasar tanpa hambatan logistik.

“Dengan begitu seluruh hasil produksi dapat langsung dikirim ke pasar. Tidak akan ada lagi cerita panen busuk karena tak ada pembeli,” ujarnya.

Lebih jauh, program ini diyakini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi fondasi pemerataan ekonomi di wilayah pesisir yang selama ini relatif tertinggal dibandingkan daerah perkotaan.

“Saya rasa ini akan menjadi masa yang menarik bagi Indonesia. Saya sangat bersemangat karena saya melihat mimpi dan konsep ini mulai menjadi kenyataan saat kita duduk di sini hari ini,” pungkas Prabowo.

Dengan semangat pemerataan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, inisiatif 1.000 kampung nelayan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mengubah wajah ekonomi pesisir Indonesia. 

Program ini tidak hanya menumbuhkan optimisme di kalangan nelayan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia di masa mendatang.

Terkini