Jawa Tengah Siapkan Tambak Besar untuk Penuhi Kebutuhan Ikan MBG

Selasa, 14 Oktober 2025 | 11:00:15 WIB
Jawa Tengah Siapkan Tambak Besar untuk Penuhi Kebutuhan Ikan MBG

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan kebutuhan ikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Pulau Jawa akan mencapai sekitar 70.000 ton per tahun. 

Angka tersebut menunjukkan potensi besar bagi sektor perikanan nasional, terutama dalam mendukung penyediaan protein hewani untuk masyarakat.

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebut bahwa potensi kebutuhan tersebut sangat besar dan akan menjadi peluang bagi peningkatan produksi ikan di dalam negeri. “Ya, sangat besar potensinya. Kira-kira sekitar 70.000-an ton,” ujarnya saat memberikan keterangan di Semarang.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Pangan berencana membangun tambak-tambak besar di wilayah Jawa Tengah sebagai pusat produksi ikan air tawar dan ikan konsumsi.

Pemerintah Siapkan Tambak Besar untuk Dukung Swasembada Pangan

Rencana pembangunan tambak ikan di Jawa Tengah menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai target swasembada pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. 

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa peningkatan produksi ikan merupakan langkah penting untuk memperkuat ketahanan pangan dan memperluas akses sumber protein.

“Swasembada pangan ini pelopor untuk meningkatkan protein dari ikan, ayam, dan sapi. Di Jawa Tengah ini akan dibangun besar-besaran tambak ikan,” kata Zulkifli Hasan dalam keterangannya.

Langkah tersebut juga dinilai strategis karena selain mendukung program MBG, pembangunan tambak baru akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat pesisir dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Serapan Lele Capai 30.000 Ton per Tahun

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, menjelaskan bahwa pelaksanaan program MBG yang dijalankan melalui sekitar 1.500 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berpotensi menyerap hampir 30.000 ton lele setiap tahunnya.

“Ini hanya ilustrasi. Potensinya sangat luar biasa untuk kebutuhan MBG. Sebelum ada program MBG saja, kebutuhan ikan air tawar seperti lele, bandeng, dan nila sudah besar. Bahkan untuk lele saja bisa mencapai 29.000 ton per tahun,” ungkap Endi.

Potensi serapan ini, kata Endi, hanya berasal dari satu jenis ikan, yakni lele. Jika ditambah dengan kebutuhan untuk ikan nila dan bandeng, jumlah permintaan ikan air tawar akan meningkat signifikan. Oleh karena itu, DKP mendorong peningkatan kapasitas produksi ikan setiap tahunnya agar mampu memenuhi kebutuhan nasional.

DKP juga telah merancang langkah optimalisasi dengan memanfaatkan tambak-tambak idle atau tidak aktif untuk kegiatan budidaya. “Jawa Tengah sedang meningkatkan produktivitas lele dan mulai memanfaatkan tambak idle untuk produksi nila salin. Jenis nila salin ini bisa meningkatkan produktivitas ikan nila di Jawa Tengah,” jelas Endi.

Produksi Nila Salin Terus Ditingkatkan Hingga 2029

Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan budidaya nila salin yang cukup cepat. Berdasarkan data DKP, pada tahun 2024 provinsi ini menghasilkan sekitar 11.000 ton nila salin dari lahan seluas 4,41 hektar. Tahun ini, produksi ditargetkan naik menjadi 11.100 ton dengan luas lahan yang relatif sama.

Untuk tahun 2026, luas lahan budidaya ditargetkan meningkat menjadi 7,29 hektar dengan produksi mencapai 18.200 ton. Kenaikan signifikan direncanakan pada tahun 2027, ketika luas lahan mencapai 13,4 hektar dengan produksi sekitar 33.500 ton.

Lebih jauh, pada tahun 2028 hingga 2029, DKP menargetkan ekspansi lahan hingga 19 hektar, yang diproyeksikan mampu menghasilkan sekitar 48.700 ton nila salin per tahun.

Endi menambahkan bahwa DKP berencana mengusulkan kawasan budidaya nila salin di Kabupaten Pati untuk dijadikan kampung budidaya tematik. 

“Tahun depan kami akan mengusulkan terutama kawasan nila salin yang di Pati ini untuk bisa dijadikan kampung budidaya. Kalau sekarang ini yang diprogramkan oleh pusat ada beberapa kampung tematik untuk komoditas lele, bandeng, dan nila salin,” ujarnya.

MBG Jadi Pendorong Pertumbuhan Sektor Perikanan

Program Makan Bergizi Gratis diproyeksikan menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan sektor perikanan nasional. Kebutuhan ikan yang tinggi, terutama di Pulau Jawa, akan menjadi peluang besar bagi petani dan pembudidaya untuk meningkatkan produksi.

Dengan dukungan pemerintah melalui pembangunan tambak besar, revitalisasi lahan idle, serta pengembangan kampung budidaya, Jawa Tengah berpotensi menjadi pusat produksi ikan air tawar terbesar di Indonesia.

Langkah sinergis antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha perikanan diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan MBG, tetapi juga memperkuat kemandirian pangan dan memperluas akses protein hewani bagi masyarakat Indonesia.

Terkini