Teknologi Canggih AI dan Robotik Ubah Wajah Terminal Teluk Lamong

Senin, 13 Oktober 2025 | 11:05:38 WIB
Teknologi Canggih AI dan Robotik Ubah Wajah Terminal Teluk Lamong

JAKARTA - Transformasi digital terus diperkuat di sektor logistik maritim Indonesia. 

Salah satu langkah nyata datang dari PT Terminal Teluk Lamong (TTL) yang kini mengandalkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan sistem robotik untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat peti kemas.

Melalui inovasi ini, proses kerja di pelabuhan menjadi lebih cepat, presisi, dan efisien. Sistem robotik yang diterapkan TTL memungkinkan berbagai aktivitas di terminal peti kemas berjalan otomatis, meminimalkan keterlibatan manusia, sekaligus menjaga tingkat akurasi tinggi dalam setiap operasi.

Direktur Utama Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah mengoperasikan 20 unit automatic stacking crane (ASC). Ke-20 alat tersebut dikendalikan hanya oleh sekitar lima orang yang bekerja di ruang kontrol.

Sistem Otomatisasi untuk Efisiensi Operasional

Menurut David, kehadiran ASC berfungsi membantu proses pengangkutan peti kemas sesuai dengan kepemilikan pengguna jasa. Secara umum, alat tersebut bertugas memindahkan peti kemas dari atau menuju container yard (CY).

Jika sebelumnya setiap alat memerlukan satu operator khusus, kini sistem robotik memungkinkan proses dilakukan lebih efisien karena mampu mendeteksi keberadaan peti kemas yang akan diambil oleh pengguna jasa.

Nantinya, ASC akan mengangkut peti kemas secara otomatis dari CY menuju truk pengangkut. Setelah mencapai jarak sekitar tujuh meter di atas truk, barulah operator mengambil alih proses akhir. .

Begitu pula sebaliknya, ketika truk datang membawa peti kemas, kendaraan akan diparkir sesuai blok yang ditentukan oleh tim perencanaan, dan ASC akan melakukan pengambilan serta penataan otomatis.

“Jadi menggunakan AI untuk khusus di CY. Robot bisa mengetahui lintang, bujur, serta ketinggian secara presisi. Jadi bukan operator yang mengoperasikan. Begitu diangkat dari truk, biarkan robot menata langsung ke CY,” jelas David.

Interaksi Sopir dan Sistem Canggih di Pelabuhan

Penerapan teknologi robotik di Terminal Teluk Lamong juga diikuti dengan peningkatan kompetensi bagi para sopir truk pengangkut. David menuturkan bahwa pihaknya mendatangkan alat dari Finlandia sekaligus memberikan pelatihan kepada seluruh sopir yang akan beroperasi di kawasan pelabuhan.

Untuk mendukung hal ini, TTL telah menerapkan sistem driver ID, yang berfungsi mengidentifikasi sopir pengguna jasa. Mereka diwajibkan mengikuti pelatihan khusus sebelum diizinkan beraktivitas di area terminal. Sebab, kini para sopir tidak lagi berinteraksi dengan petugas manusia, melainkan dengan sistem robotik otomatis.

“Semua sopir yang masuk ke sini harus sudah dilatih. Karena berbeda dengan terminal lain, mereka tidak bertemu dengan orang, tetapi dengan robot. Jadi harus memahami aturannya. Kalau sudah lulus pelatihan di Teluk Lamong, mereka bisa masuk ke terminal lainnya,” ujar David.

Selain ASC, TTL juga mengoperasikan teknologi Optical Character Recognition (OCR) untuk mengidentifikasi truk peti kemas yang masuk melalui gerbang otomatis sekaligus mendeteksi potensi kerusakan pada peti kemas.

“Teknologi AI dan robotik ini adalah tulang punggung smart port. Data ASC dan OCR langsung terintegrasi dengan Terminal Operating System (TOS), memastikan proses bongkar muat yang efisien, transparan, dan minim kesalahan,” terang David.

Smart Port Teluk Lamong Jadi Contoh Modernisasi Pelabuhan

Digitalisasi yang diterapkan Terminal Teluk Lamong tidak hanya meningkatkan efisiensi bongkar muat, tetapi juga memperkuat akurasi layanan terhadap pengguna jasa. Sistem yang terintegrasi ini memperkecil risiko kesalahan manusia dan mempercepat alur distribusi barang.

Lebih jauh, TTL tengah mempersiapkan diri untuk memperluas penerapan konsep smart port ke berbagai wilayah Indonesia Timur. Hingga tahun 2027, setidaknya 16 terminal diproyeksikan akan berada di bawah manajemen TTL dan mengikuti praktik terbaik yang telah berhasil diterapkan di Teluk Lamong.

Sepanjang tahun 2025, TTL berhasil mencatatkan throughput peti kemas sebesar 1.165.150 TEUs, melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2025 sebesar 102,9%, serta tumbuh 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

David menegaskan bahwa keberhasilan tersebut menunjukkan efektivitas penerapan teknologi digital dan sistem otomasi di pelabuhan. Dengan dukungan AI dan robotik, Teluk Lamong mampu menekan waktu operasional, meningkatkan keselamatan kerja, serta mendorong efisiensi logistik nasional.

Terkini