JAKARTA - Perum Bulog menegaskan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan menyerap hasil jagung yang ditanam oleh Polri.
Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan, langkah ini merupakan bagian penting dari upaya mencapai swasembada jagung secara berkelanjutan.
“Bulog siap menyerap seluruh jagung hasil tanam Polri,” ujar Rizal dalam keterangan resmi. Ia menegaskan bahwa komitmen tersebut menjadi bagian dari strategi besar Indonesia dalam menjaga pasokan pangan dalam negeri.
Pernyataan itu semakin menegaskan keseriusan pemerintah bersama Bulog dalam memastikan ketersediaan pangan pokok, khususnya jagung, dapat dipenuhi melalui kekuatan produksi nasional.
Panen Raya Jadi Momentum Strategis
Pada akhir September 2025, Bulog bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menghadiri Panen Raya Jagung Serentak di Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.
Acara panen ini juga dihadiri Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi serta Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto. Kehadiran berbagai pihak tersebut menunjukkan bahwa ketahanan pangan merupakan isu yang mendapat perhatian serius lintas lembaga.
Rizal menekankan bahwa momentum panen raya ini bukan sekadar seremoni, tetapi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung visi swasembada pangan Indonesia tahun 2025.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah, Bulog, Polri, TNI, serta masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan kemandirian pangan. Dengan kolaborasi tersebut, Indonesia diyakini mampu mengurangi ketergantungan impor sekaligus menyejahterakan petani.
Kebijakan Harga dan Instruksi Presiden
Selain penyerapan hasil panen, pemerintah juga memastikan kebijakan harga jagung tetap berpihak pada petani. Rizal menjelaskan, harga minimal jagung ditetapkan sebesar Rp5.500 per kilogram untuk kadar air 18–20 persen, dan Rp6.400 per kilogram untuk kadar air 14 persen.
Kebijakan tersebut diatur dalam Keputusan Kepala Bapanas Nomor 216 Tahun 2025 sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Jagung Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).
Langkah ini bertujuan melindungi pendapatan petani sekaligus menjaga stabilitas pasokan dan harga di tingkat nasional. Dengan adanya standar harga tersebut, petani merasa lebih tenang dalam memasarkan hasil panen mereka.
Pemerintah melalui Bulog juga menjalankan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung sebesar 52,4 ribu ton. Penyaluran tersebut menjangkau 2.019 peternak dengan harga Rp5.500 per kilogram, sehingga kebutuhan peternak dapat terpenuhi secara terjangkau.
Capaian Produksi dan Stok Nasional
Panen Raya Jagung Kuartal III tahun 2025 dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, mencakup lahan seluas 1.788 hektare. Di OKU Timur, luas panen mencapai 52 hektare dengan produksi harian sekitar 7.153 ton.
Secara nasional, estimasi panen jagung kuartal III meliputi 166.512 hektare dengan total produksi sekitar 751.442 ton. Angka tersebut menunjukkan potensi besar dalam menjaga ketersediaan pangan dalam negeri.
Bulog sendiri telah menyerap 76,9 ribu ton jagung produksi nasional. Dari jumlah tersebut, sebanyak 72 ribu ton telah tersimpan hingga pekan ketiga September 2025, sehingga mampu memperkuat cadangan pangan pemerintah.
Dengan capaian ini, Bulog optimistis target swasembada jagung dapat tercapai sesuai rencana. Kolaborasi yang telah berjalan membuktikan bahwa kekuatan produksi dalam negeri, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi tulang punggung ketahanan pangan Indonesia.
Ke depan, Bulog menegaskan kesiapan terus memperkuat jaringan distribusi dan memperluas penyerapan hasil panen jagung dari berbagai daerah. Hal ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga di tingkat petani sekaligus memastikan pasokan tetap tersedia bagi kebutuhan nasional.