JAKARTA - Kehadiran Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana di ajang Wonderful Indonesia Gourmet (WIG) bertajuk Artisan Food Market di The Meru Sanur, Bali, menjadi simbol dukungan nyata pemerintah terhadap UMKM kuliner.
Ajang ini dirancang untuk menampilkan kekayaan cita rasa nusantara sekaligus menghubungkan pelaku usaha lokal dengan pasar yang lebih luas. Widiyanti menyampaikan pentingnya memahami gastronomi sebagai bentuk penghargaan terhadap karya kuliner berbasis bahan lokal.
"Kami percaya bahwa memahami gastronomi juga berarti menghargai produk kuliner yang dibuat dengan keahlian menggunakan bahan-bahan lokal kita sendiri," ujarnya.
Pameran ini diisi lebih dari 20 pelaku usaha kuliner, menghadirkan produk beragam mulai dari cokelat, keju, tempe, kacang-kacangan, hingga teh dan kopi artisanal. Semua tersaji untuk memberi pengalaman berbeda bagi pengunjung dalam mencicipi kekayaan kuliner Indonesia.
Potensi Gastronomi Sebagai Daya Tarik Wisata
Artisan Food Market tidak hanya menyuguhkan makanan, tetapi juga memamerkan kekuatan budaya yang terkandung di balik setiap produk.
Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan Kemenpar, Vinsensius Jemadu, menyebut lebih dari 60 persen wisatawan mancanegara datang ke Indonesia karena tertarik dengan pengalaman budaya, termasuk kuliner.
Menurutnya, makanan bukan sekadar santapan, melainkan bagian dari narasi budaya yang menambah keistimewaan pariwisata Indonesia. Kehadiran event ini sekaligus menjawab kebutuhan wisatawan global yang kini lebih mengutamakan kualitas pengalaman dibandingkan sekadar jumlah destinasi.
Melalui WIG, pemerintah berkomitmen meningkatkan kualitas wisata gastronomi yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini menjadi strategi untuk mengangkat kuliner Indonesia ke panggung dunia dengan cara yang berakar pada tradisi sekaligus selaras dengan tren wisata internasional.
Platform bagi UMKM dan Ekosistem Industri
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa, menegaskan bahwa acara seperti Artisan Food Market memberi ruang bagi pelaku industri untuk bertemu langsung dengan mitra potensial.
Dari petani beras organik, pengrajin tempe, produsen keju, hingga pembuat wine berstandar global, semua dapat berinteraksi dengan koki maupun pengusaha restoran.
"Kita tahu penting sekali peran industri dalam menyiapkan produk yang akan dikonsumsi oleh wisatawan. Jadi event ini diharapkan menjadi event yang benar-benar dirasakan manfaatnya," kata Rizki.
Artisan Food Market juga membantu memperkuat rantai pasok industri F&B dari hulu ke hilir. Dengan mempertemukan produsen dan konsumen langsung, event ini mempercepat proses kolaborasi yang berujung pada tumbuhnya inovasi kuliner.
Dampak Positif bagi Ekonomi Lokal
Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini, menambahkan bahwa pameran kuliner ini menjadi ajang promosi sekaligus transfer pengetahuan. Konsumen bisa mengenal lebih dekat kualitas produk lokal, sementara pelaku usaha memperoleh peluang memperluas pasar.
"Artisan Food Market kami hadirkan di sini agar masyarakat khususnya di Bali bisa datang, belanja, dan tentu saja diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi," katanya.
Selain pameran, rangkaian acara juga mencakup gastro tour yang membawa peserta berkunjung ke tempat bersejarah dan mengenal resep warisan khas Indonesia. Aktivitas ini melibatkan media dan KOL baik nasional maupun internasional untuk menyebarkan narasi positif tentang kekayaan kuliner nusantara.
Melalui rangkaian ini, pemerintah berharap tercipta konten yang menarik dan narasi yang menonjolkan kearifan lokal, kualitas artisan, serta kreativitas. Semua itu akan memperkuat posisi Indonesia di peta wisata gastronomi dunia sekaligus mendorong UMKM kuliner semakin berkembang.