JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkuat dukungannya terhadap sektor ekspor nasional melalui penandatanganan kerja sama strategis dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank. Kolaborasi ini ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan pembiayaan ekspor nasional secara terstruktur, sekaligus memperkuat peran UMKM sebagai bagian dari ekosistem ekspor yang berkelanjutan.
Kerja sama ini mencakup penyaluran kredit jangka pendek senilai Rp1 triliun, serta pemberian fasilitas treasury line dengan credit equivalent limit sebesar USD 3,6 juta. Selain itu, terdapat skema penjaminan kredit bagi pelaku usaha berorientasi ekspor serta program pengembangan kapasitas untuk UMKM.
Dalam keterangan resminya, Senior Executive Vice President Bank Mandiri, Dadang Ramadhan, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan wujud konkret komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat posisi sebagai mitra keuangan utama pelaku ekspor Indonesia.
“Lewat sinergi ini, Bank Mandiri menyediakan akses pendanaan yang lebih fleksibel untuk mendukung pelaku usaha dalam meningkatkan kontribusi ekspor Indonesia,” ujar Dadang.
Ia menambahkan bahwa pihaknya bersama LPEI berkomitmen untuk terus memperluas dukungan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui berbagai program pembinaan serta penyediaan akses permodalan agar mereka mampu menembus pasar global.
Sementara itu, Plt. Direktur Pelaksana Keuangan, Operasional, dan Teknologi Informasi LPEI, Anwar Harsono, menjelaskan bahwa fasilitas kredit jangka pendek dan treasury line dari Bank Mandiri akan digunakan untuk mengakselerasi pembiayaan ekspor, khususnya bagi produk bernilai tambah tinggi.
“Fasilitas Bank Mandiri diharapkan dapat mendukung pelaksanaan peran LPEI dalam memfasilitasi pelaku ekspor nasional secara lebih optimal,” tegas Anwar.
Ia juga menyoroti pentingnya skema penjaminan kredit yang diberikan oleh LPEI terhadap pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Mandiri. Penjaminan tersebut akan memberikan keuntungan struktural dalam manajemen risiko pembiayaan, karena pinjaman yang dijamin akan memiliki bobot Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebesar 0 persen, sehingga tetap tercatat sebagai aset produktif berkualitas.
“Di sisi lain, skema ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri pelaku usaha untuk melakukan ekspansi ekspor ke pasar internasional,” tambah Anwar.
Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada pembiayaan, tetapi juga pada peningkatan kapasitas UMKM yang menjadi mitra Bank Mandiri. Melalui pelatihan, pendampingan, dan pembekalan teknis, pelaku UMKM didorong untuk mampu bersaing di pasar global dengan produk unggulan yang memenuhi standar ekspor.
Bank Mandiri bersama LPEI akan melaksanakan pelatihan UMKM di 12 wilayah operasional Bank Mandiri di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, program tersebut telah dilaksanakan di Jakarta, Garut, dan Bogor, dengan total 113 peserta UMKM yang bergerak di sektor fesyen, kerajinan tangan, makanan dan minuman, serta produk lokal lainnya yang berpotensi ekspor.
Program peningkatan kapasitas ini dirancang untuk menjawab tantangan ekspor yang dihadapi oleh pelaku UMKM, terutama terkait keterbatasan modal kerja dan pemahaman terhadap pasar internasional. Dalam konteks ketidakpastian ekonomi global, penguatan peran UMKM sebagai motor ekspor dinilai sangat strategis.
“Kami ingin UMKM Indonesia tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam rantai nilai ekspor global. Untuk itu, pelatihan dan akses permodalan harus berjalan beriringan,” ujar Dadang.
Dengan skema pembiayaan yang terstruktur dan program pendampingan menyeluruh, Bank Mandiri dan LPEI berharap dapat mencetak lebih banyak eksportir baru dari kalangan UMKM. Kolaborasi ini sejalan dengan agenda pemerintah untuk memperluas basis ekspor nasional dan menjadikan sektor UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.