Kecantikan

Beautiverse dan Edho Zell Dorong Anak Muda Hadapi Tantangan Industri Kecantikan Indonesia Melalui Inovasi Digital

Beautiverse dan Edho Zell Dorong Anak Muda Hadapi Tantangan Industri Kecantikan Indonesia Melalui Inovasi Digital
Beautiverse dan Edho Zell Dorong Anak Muda Hadapi Tantangan Industri Kecantikan Indonesia Melalui Inovasi Digital

JAKARTA – Industri kecantikan Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan pesat, didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perawatan diri dan gaya hidup sehat. Di tengah tren ini, Beautiverse bersama kreator digital ternama Edho Zell hadir sebagai motor penggerak pemberdayaan generasi muda dan transformasi digital di sektor kecantikan.

Beautiverse, sebuah ajang pameran kecantikan dan kesehatan yang diinisiasi oleh Alpha Seven, dirancang sebagai platform kolaboratif yang mempertemukan pelaku industri, kreator konten, dan komunitas. Tujuan utamanya adalah memberdayakan potensi lokal agar bisa bersaing di kancah global.

Menurut Edho Zell, pendiri dan CEO agensi digital Social Bread, kehadiran Beautiverse bukan sekadar pameran, melainkan gerakan nyata untuk memperkuat ekosistem industri kecantikan lokal. Ia menilai bahwa transformasi digital adalah kunci penting bagi keberlangsungan industri ini.

"Brand-brand lokal harus mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru konsumen yang semakin digital. Tanpa transformasi ini, mereka bisa tertinggal," ujar Edho Zell.

Kolaborasi Beautiverse dan Edho Zell menjadi salah satu upaya konkret dalam memperluas jangkauan brand lokal kepada generasi muda, khususnya Gen Z, yang mendominasi sekitar 60 persen pasar kecantikan nasional. Generasi ini dikenal sangat aktif di media sosial dan lebih sering mencari informasi produk melalui konten digital sebelum memutuskan untuk membeli.

Lewat Social Bread, Edho telah membantu banyak anak muda membangun merek pribadi dan bisnis berbasis digital. Fokus strategi mereka mencakup konten kreatif, pemasaran media sosial, dan tren live shopping—semuanya relevan dengan perubahan perilaku konsumen saat ini.

“Beautiverse dapat menjadi batu loncatan bagi brand lokal untuk menunjukkan kualitas dan keunikan mereka, tidak hanya di pasar domestik tetapi juga internasional,” lanjut Edho.

Menurut data East Ventures, nilai pasar industri kecantikan Indonesia diproyeksikan mencapai 10 miliar dolar AS pada 2027. Lonjakan ini dipicu oleh pertumbuhan kelas menengah, daya beli masyarakat yang meningkat, serta pengaruh besar dari media sosial dan beauty influencer yang membentuk opini publik.

Beauty creator tidak hanya menjadi wajah dari suatu brand, tetapi juga agen edukasi yang mendorong tren positif dalam perawatan diri dan gaya hidup sehat. Hal ini membuka peluang besar bagi generasi muda untuk berinovasi dan terlibat dalam industri yang inklusif dan dinamis.

"Potensi pasar sangat besar. Dengan pendekatan kreatif dan digital, anak muda bisa membangun bisnis yang berdampak," kata Edho.

Sektor kecantikan Indonesia juga dinilai inklusif karena mayoritas pelaku usahanya merupakan UMKM. Data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PERKOSMI) menunjukkan bahwa usaha kecil dan menengah mendominasi industri kosmetik nasional. Ini menandakan bahwa peluang terbuka luas bagi siapa saja, termasuk pemula dan kreator independen.

Pemerintah turut memberikan dukungan terhadap perkembangan industri ini melalui berbagai inisiatif. Salah satunya adalah Industrial Festival 2024, yang menggelar diskusi tematik tentang sinergi industri kesehatan dan kecantikan dalam konteks inovasi dan dampak berkelanjutan.

Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk menjadikan industri kecantikan sebagai salah satu penopang ekonomi kreatif Indonesia. Tantangan seperti digitalisasi, perubahan gaya hidup, dan kompetisi global direspons melalui sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas muda.

Keterlibatan tokoh seperti Edho Zell menjadi inspirasi tersendiri bagi anak muda yang ingin terjun ke industri ini. Keberhasilan Edho mendampingi ratusan kreator dan pengusaha lokal membuktikan bahwa inovasi dan semangat kolaborasi dapat membuka jalan menuju pertumbuhan berkelanjutan.

“Dengan semangat kolaboratif dan keberanian untuk berubah, generasi muda bisa menjadi ujung tombak transformasi industri kecantikan Indonesia,” tutup Edho.

Melalui Beautiverse dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia tengah menciptakan fondasi kuat untuk menjadikan industri kecantikan sebagai kekuatan baru di pasar global. Anak muda tidak hanya menjadi konsumen tren, tetapi juga pencipta masa depan yang lebih inovatif dan inklusif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index