Penyebab sakit jantung bisa beragam, mulai dari faktor genetik, gaya hidup tidak sehat, hingga kondisi medis tertentu yang memengaruhi fungsi jantung.
Jantung, yang terbagi menjadi empat ruang, memiliki peran vital dalam mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Sakit jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terganggu atau terjadi masalah pada katup jantung.
Untuk mencegah penyebab penyakit jantung, penting untuk menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stres dengan baik.
Pencegahan dini menjadi langkah utama untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit jantung di masa depan. Penyebab sakit jantung dapat dikendalikan dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Apa Itu Sakit Jantung?
Penyakit jantung merujuk pada kondisi di mana fungsi jantung terganggu, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan memerlukan penanganan yang berbeda.
Umumnya, gejala sakit jantung meliputi nyeri dada dan sesak napas baik saat beraktivitas maupun beristirahat, meskipun beberapa jenis penyakit jantung mungkin memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Secara umum, beberapa jenis penyakit jantung meliputi:
Penyakit jantung koroner, yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung.
Penyakit jantung bawaan, yang sudah ada sejak lahir dan salah satu bentuk yang sering ditemukan adalah kebocoran katup jantung.
Infeksi jantung (endokarditis), yang disebabkan oleh infeksi pada lapisan dalam jantung.
Gagal jantung, yang terjadi ketika otot jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup efektif ke seluruh tubuh.
Aritmia, yang merupakan gangguan irama jantung yang mengakibatkan denyut jantung tidak teratur.
Penyebab Sakit Jantung
Penyebab sakit jantung umumnya berkaitan dengan kerusakan, penyumbatan, peradangan, atau kelainan yang memengaruhi jantung, otot, atau pembuluh darah di sekitarnya.
Salah satu penyebab utama adalah penyumbatan pada pembuluh darah jantung yang sering terjadi akibat penumpukan plak pada arteri yang rusak. Plak ini bisa mulai terbentuk sejak masa kanak-kanak, dan seiring waktu, plak tersebut dapat mengeras.
Kondisi ini menyebabkan penyempitan arteri koroner, yang mengurangi pasokan darah kaya oksigen ke jantung dan memicu nyeri dada atau angina.
Jika plak tersebut pecah, kepingan darah yang disebut platelet akan menempel pada area cedera, membentuk gumpalan darah yang dapat semakin mempersempit arteri koroner.
Jika gumpalan darah cukup besar, hal ini dapat menyebabkan arteri koroner tersumbat total, yang mengarah pada serangan jantung.
Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan sakit jantung termasuk gangguan pada perkembangan jantung, infeksi, atau gangguan dalam aliran darah yang kaya oksigen menuju jantung. Inilah beberapa penyebab penyakit jantung yang perlu diwaspadai:
Usia
Seiring bertambahnya usia, risiko terkena penyakit jantung semakin meningkat. Menurut Health Line, khususnya setelah usia 40 tahun, seseorang berisiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
1. Riwayat Keluarga
Berdasarkan informasi dari American Heart Association, riwayat keluarga dapat menjadi faktor risiko penyakit jantung yang sulit dihindari. Oleh karena itu, mengetahui apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit jantung sangat penting.
Meskipun riwayat keluarga tidak dapat diubah, kita tetap dapat menurunkan risiko dengan menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko lainnya.
2. Jenis Kelamin
Pria umumnya memiliki risiko lebih besar terhadap penyakit jantung. Namun, setelah menopause, wanita juga berisiko lebih tinggi. Hal ini disebabkan penurunan hormon estrogen yang berfungsi melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
3. Kurang Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner. Kebiasaan ini dapat menyebabkan obesitas, yang pada gilirannya memperburuk kinerja otot jantung, meningkatkan potensi masalah jantung.
4. Stres
Menurut Medical News Today, stres yang berkepanjangan bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena peningkatan produksi hormon adrenalin. Oleh karena itu, stres harus dikelola dengan baik agar tidak memengaruhi kesehatan jantung.
5. Kolesterol Tinggi
Tingginya kadar kolesterol jahat (LDL) dapat memicu penyakit jantung koroner. Kolesterol jahat akan menumpuk di dinding arteri, membentuk plak yang mempersempit arteri dan mengurangi elastisitas pembuluh darah.
6. Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat memengaruhi jantung secara signifikan. Kondisi ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang dapat menyebabkan pembesaran otot jantung kiri, mengganggu efisiensi pemompaan darah, dan merusak jantung.
7. Merokok
Merokok mengandung nikotin yang merusak elastisitas pembuluh darah, yang lama kelamaan menyebabkan pengerasan pembuluh darah. Ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan kardiovaskular lainnya.
8. Diabetes Mellitus
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang berpotensi menjadi penyebab utama penyakit jantung dan stroke. Menjaga gula darah tetap terkendali sangat penting untuk mencegah masalah jantung.
9. Obesitas
Obesitas dapat memperburuk kondisi aterosklerosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah akibat penumpukan plak. Selain itu, obesitas juga menambah beban kerja jantung, yang dapat memperburuk fungsinya.
Penyebab Penyakit Jantung pada Usia Muda
1. Kurang Olahraga
Olahraga berperan penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Mereka yang jarang berolahraga atau tidak aktif berisiko lebih tinggi terhadap penyebab penyakit jantung, bahkan di usia muda.
Pekerjaan yang menuntut banyak waktu, seperti jam kerja yang panjang, bisa mengurangi kesempatan untuk berolahraga dan meningkatkan risiko sakit jantung.
Selain itu, kebiasaan bermalas-malasan, seperti menonton TV atau bermain game terlalu lama, juga berkontribusi pada peningkatan risiko jantung.
Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu agar tetap bisa berolahraga, meskipun dalam kesibukan yang padat.
2. Malas Gerak atau Terlalu Sering Duduk
Duduk terlalu lama, bahkan bagi mereka yang sudah rutin berolahraga, tetap bisa meningkatkan risiko sakit jantung, termasuk di usia muda.
Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan gangguan pada kadar lemak dan gula darah, yang pada akhirnya berkontribusi pada penyumbatan pembuluh darah.
Dianjurkan untuk sering bergerak, seperti berjalan-jalan sejenak atau berdiri setelah lama duduk, guna mengurangi risiko tersebut.
3. Kegemukan
Obesitas adalah faktor utama penyebab penyakit jantung di usia muda. Faktor penyebab obesitas beragam, termasuk pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.
Untuk mencegah obesitas, perlu perubahan gaya hidup, seperti memperhatikan pola makan, menghindari makanan tidak sehat, serta meningkatkan aktivitas fisik secara teratur.
4. Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama penyakit jantung, bahkan di usia muda.
Jika tidak dikelola dengan baik, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pengerasan pembuluh darah, yang meningkatkan beban kerja jantung dan memperburuk aliran darah.
Oleh karena itu, penting untuk rutin memeriksa tekanan darah dan menjaga agar tetap dalam batas normal.
5. Kebiasaan Merokok atau Vape
Merokok adalah salah satu faktor penyebab penyakit jantung di usia muda, karena tembakau dan nikotin merusak pembuluh darah dan jantung. Nikotin meningkatkan tekanan darah, sementara karbon monoksida mengurangi kadar oksigen dalam darah.
Perokok pasif juga berisiko terkena dampak yang sama. Oleh karena itu, menghindari rokok dan vape sangat penting untuk mencegah masalah jantung.
6. Kolesterol Tinggi
Kolesterol tinggi adalah salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung, terutama di usia muda.
Tingginya kadar kolesterol bisa menyebabkan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah, yang mempersempit aliran darah dan meningkatkan risiko serangan jantung.
Mengontrol kadar kolesterol secara rutin adalah langkah penting dalam mencegah gangguan jantung.
Sebagai penutup, mengenali penyebab sakit jantung sejak dini dan menjaga gaya hidup sehat sangat penting untuk mencegah risiko penyakit jantung yang lebih serius.