underlying asset adalah

Underlying Asset adalah: Syarat hingga Contoh-contohnya

Underlying Asset adalah: Syarat hingga Contoh-contohnya
underlying asset adalah

Underlying asset adalah istilah yang merujuk pada aset dengan nilai ekonomi yang menjadi dasar dalam penerbitan instrumen investasi. 

Meskipun mungkin masih asing bagi sebagian orang, penting untuk memahami konsep ini jika kamu tertarik untuk berinvestasi dan mencari keuntungan melalui instrumen keuangan tertentu.

Secara sederhana, underlying asset adalah objek yang mendasari harga instrumen derivatif, seperti kontrak yang digunakan dalam transaksi atas aset tertentu. 

Instrumen derivatif ini bergantung pada perubahan nilai underlying asset untuk menentukan harganya.

Jika kamu ingin tahu lebih dalam mengenai peran dan pentingnya underlying asset dalam dunia investasi, keuangan, atau perbankan, yuk teruskan membaca artikel ini!

Underlying Asset adalah

Underlying asset adalah aset yang menjadi dasar atau referensi bagi instrumen keuangan seperti kontrak derivatif. 

Dalam produk keuangan seperti opsi (option) atau kontrak berjangka (futures), underlying asset berfungsi sebagai acuan yang menentukan nilai dari kontrak tersebut.

Oleh karena itu, perubahan harga atau kinerja dari underlying asset akan mempengaruhi nilai dari kontrak derivatif yang terkait.

Sebagai contoh, dalam opsi saham, underlying asset merupakan saham dari suatu perusahaan, sehingga nilai opsi tersebut akan bergerak mengikuti perubahan harga saham tersebut. 

Demikian pula, dalam kontrak berjangka komoditas, underlying assetnya bisa berupa komoditas seperti emas, minyak, atau gandum, yang juga akan memengaruhi nilai kontraknya.

Pengertian Underlying Asset Menurut OJK

OJK, sebagai lembaga pengatur dan pengawas di Indonesia, memiliki peran dalam mengawasi pasar modal dan produk keuangan, termasuk derivatif. 

Dalam hal ini, mereka memahami konsep underlying asset sebagai aset yang menjadi dasar bagi nilai kontrak derivatif atau instrumen keuangan lainnya.

Istilah underlying asset juga digunakan dalam instrumen investasi sukuk. Berdasarkan penjelasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), underlying asset merupakan aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk tersebut.

Sesuai dengan peraturan OJK Nomor 18/POJK.04/2015 mengenai penerbitan dan persyaratan sukuk, instrumen ini harus didukung oleh underlying asset yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan bagi para investor. 

Keberadaan underlying asset memastikan keamanan dan nilai dari sukuk yang tercermin dari aset dasar tersebut. Fungsi underlying asset sangat penting dalam memberikan jaminan bagi investasi yang lebih aman. 

Hal ini disebabkan karena adanya aset riil yang menjadi dasar dalam transaksi investasi. Biasanya, underlying asset ada pada instrumen investasi seperti sukuk dan kontrak derivatif. 

Dengan dukungan dari underlying asset, investor merasa lebih yakin karena investasi mereka didukung oleh aset yang memiliki nilai nyata dan dapat dijadikan jaminan.

Syarat Underlying Asset untuk Sukuk

Penting untuk memahami mengapa underlying asset dalam sukuk perlu dipahami dengan baik. Sukuk adalah instrumen keuangan syariah yang mirip dengan obligasi konvensional, tetapi mengikuti prinsip-prinsip syariah. 

Sukuk dianggap sebagai alternatif investasi yang sesuai dengan ajaran Islam karena tidak melibatkan riba (bunga) atau transaksi haram lainnya.

Syarat underlying asset dalam sukuk bervariasi tergantung pada jenis sukuk yang diterbitkan. Secara umum, underlying asset dalam sukuk sering kali berupa aset riil atau proyek nyata yang menghasilkan pendapatan atau aliran kas yang halal.

Sukuk berperan mirip dengan Surat Utang Negara, tetapi dengan persyaratan khusus yang berbeda, karena berdasarkan prinsip syariah. 

Salah satu syarat utama dalam penerbitan sukuk adalah keberadaan underlying asset atau jaminan aset yang mendasari nilai penerbitannya. Underlying asset ini harus memenuhi beberapa karakteristik penting:

1. Memiliki Nilai Ekonomi

Underlying asset harus memiliki nilai ekonomis yang jelas atau dapat diidentifikasi aliran penerimaan kasnya. 

Aset ini bisa berbentuk fisik, seperti tanah, gedung, atau bangunan lainnya, atau berbentuk tidak berwujud seperti manfaat dari proyek yang sedang atau akan dibangun.

2. Sesuaikan dengan Prinsip Syariah

Penting bagi penerbit sukuk untuk memastikan bahwa underlying asset tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Setiap aset harus mematuhi aturan syariah dan tidak melibatkan transaksi yang haram menurut Islam.

3. Bukan Aset Terlarang

Underlying asset harus bebas dari hal-hal yang terlarang menurut syariah. Aset yang terkait dengan zat haram, atau barang dan jasa yang merusak moral, harus dihindari.

Contohnya, pabrik minuman keras atau rokok tidak dapat menjadi underlying asset karena terkait dengan hal-hal yang dilarang dalam Islam.

Contoh Underlying Asset

1. Contoh Underlying Asset dalam Sukuk

Berbagai jenis underlying asset digunakan dalam sukuk, tergantung pada jenis sukuk yang diterbitkan. Berikut adalah beberapa contoh umum underlying asset dalam sukuk:

a. Sukuk Ijarah

Underlying assetnya berupa aset fisik atau properti, seperti tanah, gedung, pabrik, atau infrastruktur lainnya. Penerbit sukuk menyewakan aset tersebut kepada investor sukuk dan membayar sewa (ijarah) secara berkala sebagai imbalan atas kepemilikan sukuk.

b. Sukuk Musharakah

Underlying assetnya adalah kepemilikan bersama atas suatu proyek atau usaha. Dalam hal ini, investor sukuk berbagi risiko dan imbal hasil dari proyek atau usaha tersebut sesuai dengan porsi kepemilikan masing-masing. 

Contoh sukuk musharakah bisa berbentuk kepemilikan bersama atas sebuah perkebunan atau proyek konstruksi.

c. Sukuk Mudharabah

Underlying assetnya adalah dana yang diinvestasikan oleh investor sukuk dalam proyek atau bisnis tertentu. 

Manajemen proyek dilakukan oleh mitra kerja (mudarib), dan bagi hasil dari proyek atau bisnis tersebut dibagi antara investor dan mudarib sesuai kesepakatan. 

Misalnya, sukuk mudharabah dapat digunakan untuk investasi dalam industri pertanian atau usaha lainnya.

d. Sukuk Murabahah

Underlying assetnya berupa komoditas atau barang tertentu yang menjadi objek jual-beli antara penerbit sukuk dan investor. 

Penerbit sukuk membeli komoditas atau barang tersebut dan menjualnya kembali kepada investor dengan markup harga. Sukuk murabahah sering digunakan dalam pembiayaan aset seperti kendaraan, mesin, atau peralatan.

e. Sukuk Wakalah

Underlying assetnya berupa aset keuangan atau dana yang dipegang oleh wakil (wakeel) atas nama investor sukuk. Wakil ini kemudian berinvestasi atau melakukan transaksi sesuai prinsip syariah, dan hasilnya diberikan kepada investor sukuk.

2. Contoh Underlying Asset dalam Saham

Meskipun istilah "underlying asset" tidak digunakan secara langsung dalam saham, terdapat keterkaitan erat antara saham dan instrumen keuangan yang melibatkan underlying asset, seperti opsi saham dan kontrak berjangka saham. 

Berikut adalah beberapa contoh instrumen keuangan yang berkaitan dengan saham dan menggunakan underlying asset:

a. Opsi Saham

Opsi saham merupakan kontrak yang memberi hak (bukan kewajiban) kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual saham pada harga tertentu (harga strike) dalam periode waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini, saham itu sendiri adalah underlying asset dari opsi saham. 

Sebagai contoh, pemegang opsi panggilan (call option) memiliki hak untuk membeli saham pada harga strike yang ditentukan, sementara pemegang opsi jual (put option) memiliki hak untuk menjual saham pada harga strike yang telah ditentukan.

b. Kontrak Berjangka Saham

Kontrak berjangka saham adalah kesepakatan yang mengatur pembelian atau penjualan saham pada tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang disepakati saat ini.

Saham yang akan ditransaksikan di masa depan merupakan underlying asset dalam kontrak berjangka saham ini.

c. Exchange-Traded Funds (ETF)

ETF adalah jenis reksa dana yang diperdagangkan di bursa saham seperti saham biasa. ETF sering kali mencerminkan atau mengikuti kinerja indeks pasar saham tertentu.

Dalam hal ini, underlying asset dari ETF adalah kumpulan saham yang ada dalam indeks yang diikuti. Sebagai contoh, ETF yang mengikuti indeks S&P 500 memiliki underlying asset berupa saham-saham yang terdaftar dalam indeks tersebut.

Meski istilah "underlying asset" jarang digunakan dalam konteks saham secara langsung, konsep ini sangat relevan untuk instrumen keuangan yang berhubungan dengan saham, seperti opsi saham dan kontrak berjangka saham. 

Dalam instrumen tersebut, saham yang menjadi dasar nilai dan performa dari kontrak atau instrumen tersebut dapat dianggap sebagai underlying asset.

3. Contoh Underlying Asset dalam Reksadana

Dalam reksadana, istilah "underlying asset" merujuk pada aset-aset yang menjadi komponen utama dalam portofolio reksadana. 

Reksadana sendiri merupakan wadah yang mengumpulkan dana dari berbagai investor untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan sesuai dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa contoh underlying asset dalam reksadana:

a. Saham

Reksadana saham memiliki underlying asset berupa saham-saham dari berbagai perusahaan yang terdaftar di pasar saham. 

Portofolio reksadana saham dapat mencakup saham dari berbagai sektor industri dan perusahaan dengan berbagai ukuran kapitalisasi pasar.

b. Obligasi

Reksadana obligasi memiliki underlying asset berupa obligasi atau surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan.

Surat utang tersebut bisa berupa obligasi jangka pendek, menengah, atau panjang dengan tingkat risiko dan imbal hasil yang bervariasi.

c. Pasar Uang

Reksadana pasar uang memiliki underlying asset berupa instrumen keuangan jangka pendek seperti deposito, surat berharga pasar uang, sertifikat bank, dan instrumen lainnya dengan jatuh tempo singkat.

d. Campuran (Ekuitas dan Obligasi)

Reksadana campuran menggabungkan saham dan obligasi dalam portofolionya. Komposisi antara saham dan obligasi dalam reksadana campuran bisa bervariasi tergantung pada strategi investasi dan tujuan pengelolaan dana.

e. Real Estate

Reksadana real estate atau properti memiliki underlying asset berupa investasi dalam properti atau proyek real estat, seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, atau proyek properti lainnya.

f. Komoditas

Beberapa reksadana berfokus pada komoditas sebagai underlying asset, seperti emas, perak, minyak, dan logam lainnya. 

Reksadana komoditas dapat membeli instrumen derivatif atau kontrak berjangka yang mencerminkan pergerakan harga komoditas tersebut.

Reksadana menawarkan cara efisien bagi investor untuk mendiversifikasi portofolio mereka dan mengakses berbagai kelas aset tanpa harus membeli aset tersebut secara langsung. 

Dengan berinvestasi di reksadana, investor dapat memiliki eksposur terhadap underlying asset yang sesuai dengan tujuan investasi yang diinginkan. 

Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam reksadana, penting bagi investor untuk memahami tujuan, risiko, dan strategi pengelolaan dana dari reksadana yang dipilih.

Sebagai penutup, underlying asset adalah komponen penting yang mendasari nilai dan potensi keuntungan dalam berbagai instrumen keuangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index