Sembako

Fluktuasi Harga Sembako di Jakarta: Cabe dan Kedelai Meroket, Buah-Buahan Turun

Fluktuasi Harga Sembako di Jakarta: Cabe dan Kedelai Meroket, Buah-Buahan Turun
Fluktuasi Harga Sembako di Jakarta: Cabe dan Kedelai Meroket, Buah-Buahan Turun

JAKARTA - Harga berbagai kebutuhan pokok di wilayah DKI Jakarta mengalami perubahan signifikan dibandingkan hari sebelumnya. 

Beberapa komoditas tercatat mengalami kenaikan yang cukup mencolok, sementara sebagian lainnya justru menunjukkan penurunan harga. Kondisi ini menggambarkan dinamika pasar yang terus bergerak dipengaruhi oleh faktor permintaan dan pasokan harian.

Di antara komoditas yang naik, cabe merah keriting mencatat lonjakan harga cukup tinggi. Komoditas tersebut kini dibanderol rata-rata Rp64.017 per kilogram, naik sebesar Rp2.886 atau 4,72 persen dari harga sebelumnya. 

Harga tertinggi cabe merah keriting ditemukan di Pasar Kalideres mencapai Rp80.000 per kilogram, sedangkan harga terendah tercatat di Pasar Klender SS hanya Rp4.000 per kilogram. 

Selain cabe merah, harga kedelai juga menunjukkan peningkatan signifikan. Harga rata-rata kedelai kini mencapai Rp19.667 per kilogram, naik Rp2.500 atau sekitar 14,56 persen.

Sementara itu, komoditas beras jenis Muncul I turut mengalami kenaikan dengan harga rata-rata Rp15.075 per kilogram atau naik Rp1.361 atau 9,92 persen. Kenaikan harga juga terjadi pada ayam broiler yang kini dijual rata-rata Rp44.017 per ekor, meningkat sebesar 2,78 persen. 

Beberapa produk lain yang ikut naik di antaranya cabe rawit hijau besar, ikan lele, gas elpiji 3 kilogram, serta minyak goreng curah dengan kenaikan bervariasi antara 0,3 hingga 2 persen.

Cabe Merah Jadi Komoditas Termahal, Kedelai dan Beras Ikut Naik

Kenaikan harga yang paling mencolok masih didominasi kelompok bahan pangan segar, terutama cabe merah keriting. Lonjakan harga cabe merah kerap menjadi indikator utama fluktuasi harga di pasar, mengingat komoditas ini memiliki permintaan tinggi di kalangan rumah tangga dan pelaku usaha kuliner. 

Selain itu, harga kedelai yang naik cukup tajam juga menjadi perhatian, karena berdampak langsung terhadap biaya produksi tahu dan tempe.

Beras jenis Muncul I menjadi salah satu komoditas strategis yang menunjukkan tren kenaikan harga. Dengan rata-rata harga Rp15.075 per kilogram, kenaikan tersebut turut menekan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. 

Sementara itu, ayam broiler atau ayam ras mengalami penyesuaian harga dengan rata-rata Rp44.017 per ekor. Kenaikan tersebut masih dalam batas wajar, mengikuti peningkatan permintaan menjelang akhir bulan.

Kenaikan yang lebih kecil terlihat pada komoditas seperti cabe rawit hijau besar dengan harga Rp40.000 per kilogram, naik tipis sekitar 2,13 persen. Ikan lele juga mencatatkan kenaikan kecil menjadi Rp29.933 per kilogram, sementara gas elpiji ukuran 3 kilogram dan minyak goreng curah hanya naik kurang dari 1 persen. 

Secara keseluruhan, kelompok pangan segar cenderung mengalami kenaikan moderat, sedangkan bahan pokok kemasan relatif stabil.

Penurunan Harga Terjadi pada Semangka dan Bahan Pokok Lain

Berbeda dengan kelompok bahan pangan yang naik, beberapa komoditas justru mencatat penurunan harga. Penurunan paling terlihat pada semangka yang turun tipis 0,10 persen dengan harga rata-rata Rp12.583 per kilogram. 

Harga tertinggi semangka berada di Pasar Pluit sebesar Rp17.000 per kilogram, sedangkan yang terendah hanya Rp1 di Pasar Pramuka. Meskipun penurunannya tidak signifikan, tren ini menunjukkan perbaikan pasokan buah lokal.

Selain semangka, beberapa komoditas lain yang turun meliputi garam dapur, telur ayam ras, gula pasir, beras medium, serta tepung terigu. Penurunan harga tersebut berkisar antara 0,2 hingga 2 persen. 

Untuk produk lauk-pauk, ikan mas turun menjadi Rp38.750 per kilogram, sementara daging kambing dan kentang juga mengalami koreksi harga ringan. Bawang merah dan bawang putih, dua komoditas utama dapur rumah tangga, juga turun masing-masing 3,75 persen dan 4,17 persen.

Penurunan harga paling besar terjadi pada minyak goreng kemasan premium yang anjlok 16,79 persen menjadi Rp22.050 per kilogram. Sementara itu, beberapa jenis beras seperti IR 64, Setra Premium, dan Pera juga mencatat penurunan antara 2 hingga 9 persen. 

Komoditas daging sapi dan ikan kembung turut melemah cukup signifikan, masing-masing turun sekitar 5 hingga 7 persen.

Konsumen Diminta Cermat Hadapi Fluktuasi Harga Pasar

Fluktuasi harga sembako di DKI Jakarta kali ini menunjukkan adanya pergerakan alami antara permintaan dan pasokan di pasar. Kenaikan pada beberapa komoditas seperti cabe dan kedelai dipicu oleh peningkatan permintaan, sementara penurunan pada buah, beras, dan minyak goreng disebabkan oleh melimpahnya pasokan. 

Pemerintah daerah diharapkan terus memantau perkembangan harga agar stabilitas ekonomi masyarakat tetap terjaga.

Bagi konsumen, kondisi ini menjadi pengingat penting untuk berbelanja secara cermat dan menyesuaikan kebutuhan rumah tangga dengan kondisi pasar terkini. Di sisi lain, para pedagang diharapkan mampu beradaptasi terhadap perubahan harga dengan menjaga ketersediaan barang dan tetap memberi pelayanan terbaik bagi pembeli.

Dengan adanya dinamika harga ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi lonjakan harga di minggu berikutnya. 

Pemantauan rutin melalui data resmi pemerintah dapat membantu konsumen membuat keputusan lebih bijak, menjaga stabilitas pengeluaran, serta mendukung keberlangsungan aktivitas ekonomi lokal di tengah perubahan pasar yang terus terjadi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index