JAKARTA - Solo dikenal sebagai kota yang memelihara tradisi kuliner bakmi Jawa dengan cita rasa otentik.
Aroma anglo tanah liat, asap tipis dari arang, serta rasa gurih-manis yang khas menjadikan bakmi Jawa di Solo berbeda dari kota lain. Sejak beberapa dekade lalu, warung-warung bakmi telah menjadi bagian identitas gastronomi kota Bengawan, di mana resep turun-temurun dijaga agar tetap kaya rasa dan autentik.
Para penikmat kuliner dari berbagai kota datang ke Solo untuk merasakan sensasi bakmi yang tak hanya lezat, tetapi juga mengandung nilai sejarah. Dari bakmi godog, bakmi goreng, hingga bakmi nyemek, setiap sajian menghadirkan kenikmatan klasik yang memanjakan lidah, sekaligus memberikan pengalaman makan yang unik.
Bakmi Legendaris dan Populer di Solo
Bakmi Bu Pawiro, berdiri sejak 1950, menjadi ikon kuliner Solo yang telah melegenda. Dari gerobak sederhana hingga warung permanen, cita rasa bakmi tetap dipertahankan menggunakan anglo dan arang, menghasilkan aroma smokey yang kuat.
Menu favorit seperti bakmi godog, bakmi goreng, serta topping ati ampela, kulit goreng, dan lidah goreng menghadirkan pengalaman makan otentik. Selain bakmi, tersedia juga nasi goreng, capcay, dan bihun goreng.
Bakmi Jowo Bu Citro yang beroperasi sejak 1980-an, juga menjadi favorit pengunjung karena keaslian rasanya yang tetap dipertahankan. Penggunaan anglo tanah liat membuat aroma bakmi lebih smokey dan nikmat.
Menu unggulannya antara lain bakmi godog, bakmi goreng, dan bakmi nyemek, dengan topping beragam seperti ceker, brutu, kepala ayam, bakso, dan ati ampela. Minuman tradisional seperti wedang jahe dan beras kencur menambah pengalaman makan yang hangat dan lengkap.
Bakmi Jawa Pak Met yang berdiri sejak 1999 menyajikan mi yang lebih besar dan kenyal, serta tetap menggunakan arang dalam proses masaknya. Aroma bakmi Jawa terasa kuat dan autentik.
Pilihan topping mencakup babat, uritan, sayap, dan aneka lauk lain. Selain bakmi, menu tambahan seperti bihun, capcay, dan nasi goreng melengkapi pengalaman kuliner yang sederhana tetapi memuaskan.
Bakmi Tradisional dengan Sentuhan Modern
Warung Bakmi Pak H. Dul, hadir sejak 1980-an, menyajikan bakmi godog tradisional dengan mi kuning, kol, sawi hijau, ayam kampung suwir, bawang goreng, dan seledri. Racikan kaldu ayam kampungnya menghasilkan rasa gurih yang khas.
Tempatnya nyaman untuk keluarga atau teman, meski sederhana, menjadi destinasi favorit para pecinta bakmi.
Bakmi Jowo Koeno Mbah Mangoen, meski baru berdiri sejak 2017, menawarkan konsep joglo Jawa yang tradisional dan nyaman. Penggunaan rempah alami tanpa MSG membuat sajian bakmi lebih sehat tanpa mengurangi cita rasa.
Menu utama seperti bakmi godog, bihun goreng, nasi goreng, dan ayam goreng diolah dengan arang, memberikan aroma smokey yang khas.
Bakmi Jawa Pak Kempet, meski berada sedikit di luar Solo, tetap ramai dikunjungi karena rasa gurih, porsi pas, dan harga terjangkau.
Menu bakmi godog, bakmi goreng, bihun godog, dan bihun goreng disajikan dengan atmosfer tradisional. Warung ini menjadi pilihan ideal bagi warga Solo yang ingin menikmati bakmi Jawa dengan harga bersahabat.
Bakmi Sederhana Namun Menggugah Selera
Pondok Bakmi Sederhana yang berdiri sejak 1986, menawarkan pengalaman kuliner sederhana namun kaya rasa.
Sajian bakmi godog, bakmi goreng, bihun, capcay, paklay, serta magelangan disajikan dengan porsi besar dan harga terjangkau, cocok untuk pengunjung yang ingin kenyang. Warung ini menjadi salah satu bakmi kaki lima paling populer di Solo karena kualitas rasa yang konsisten dan harga yang bersahabat.
Kuliner bakmi di Solo menunjukkan perpaduan antara tradisi dan cita rasa, dari warisan legendaris hingga inovasi modern dengan rempah alami.
Setiap warung memiliki karakter tersendiri yang memanjakan lidah dan menghadirkan pengalaman makan yang berbeda. Baik untuk santap malam, makan siang, atau sekadar menikmati camilan hangat, Solo menjadi destinasi utama bagi pecinta bakmi Jawa yang mencari kelezatan autentik.