Perkembangan Tubuh Laki-Laki Dewasa

Mengenal Perkembangan Tubuh Laki-Laki Dewasa dan Cara Memaksimalkan Pertumbuhannya

Mengenal Perkembangan Tubuh Laki-Laki Dewasa dan Cara Memaksimalkan Pertumbuhannya
Mengenal Perkembangan Tubuh Laki-Laki Dewasa dan Cara Memaksimalkan Pertumbuhannya

JAKARTA - Banyak laki-laki bertanya-tanya apakah tinggi badan masih bisa bertambah ketika memasuki usia 21 tahun. 

Pertanyaan ini muncul wajar, terutama ketika melihat teman sebaya yang tampak terus bertambah tinggi. Secara umum, pertumbuhan tinggi badan melambat drastis menjelang akhir masa remaja, tetapi kenyataannya tidak sesederhana itu.

Tinggi badan ditentukan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik berperan hingga delapan puluh sampai sembilan puluh persen terhadap tinggi akhir seseorang. Artinya, riwayat tinggi dalam keluarga sangat memengaruhi potensi pertumbuhan individu. 

Sebagian besar laki-laki memang mencapai tinggi badan dewasa pada umur sekitar 18 tahun, namun sebagian kecil tetap memiliki kesempatan untuk bertambah tinggi di awal 20-an. Hal ini berkaitan dengan kapan lempeng pertumbuhan di ujung tulang panjang menutup sepenuhnya.

Selama lempeng pertumbuhan belum menyatu, tubuh masih bisa mengalami pertambahan tinggi, meski biasanya sangat kecil. 

Setelah lempeng pertumbuhan menutup, pertumbuhan tinggi badan berhenti total. Variasi individu membuat sebagian laki-laki masih bisa bertambah tinggi hingga usia 21 tahun, tetapi penambahan tersebut jarang signifikan.

Faktor Genetik dan Lingkungan yang Menentukan Tinggi

Pertumbuhan tinggi badan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan yang saling terkait. Genetik menjadi faktor utama, karena tinggi badan ditentukan oleh banyak gen dari kedua orangtua. 

Nutrisi juga memiliki peran penting; kekurangan gizi pada masa kanak-kanak atau saat kehamilan bisa membatasi pertumbuhan sehingga tinggi badan lebih pendek.

Kualitas tidur juga memberi kontribusi terhadap pertumbuhan. Beberapa penelitian menunjukkan tidur yang tidak cukup selama masa pubertas dapat mengurangi potensi tinggi, meski bukti ilmiah masih beragam. 

Obat-obatan tertentu, seperti stimulan untuk ADHD, dapat memengaruhi laju pertumbuhan di awal, tetapi dampaknya terhadap tinggi akhir masih belum jelas.

Status ekonomi keluarga turut memengaruhi, karena anak-anak dari keluarga yang lebih mampu cenderung memiliki akses nutrisi yang cukup. 

Kondisi ini mendukung pertumbuhan optimal dibanding mereka yang mengalami keterbatasan gizi. Kombinasi berbagai faktor ini menjelaskan mengapa pertumbuhan tinggi badan berbeda-beda pada setiap individu.

Kondisi Kesehatan yang Memengaruhi Tinggi Akhir

Selain genetik dan lingkungan, kondisi kesehatan juga dapat menentukan tinggi badan seseorang. Beberapa kondisi genetik, seperti Marfan syndrome, dapat membuat seseorang lebih tinggi, sementara Down syndrome atau Turner syndrome dapat membatasi pertumbuhan.

Ketidakseimbangan hormon juga memengaruhi tinggi badan. Hipotiroidisme atau hipopituitarisme, misalnya, mengurangi produksi hormon pertumbuhan sehingga menghambat pertambahan tinggi. Penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, atau artritis dapat menurunkan laju pertumbuhan.

Kondisi tulang dan sendi, yang dikenal sebagai skeletal dysplasia, serta pubertas dini, juga ikut menentukan tinggi akhir. Pubertas sebelum usia sembilan tahun dapat menyebabkan pertumbuhan cepat di awal tetapi melambat lebih cepat, sehingga tinggi dewasa lebih pendek dibanding rata-rata. 

Faktor kesehatan ini menjadi alasan mengapa pertumbuhan tinggi badan dapat berbeda meski faktor genetik serupa.

Potensi Pertumbuhan Setelah Usia 18 Tahun

Meskipun mayoritas laki-laki berhenti tumbuh antara usia 14 hingga 19 tahun, beberapa orang masih bisa mengalami pertumbuhan di usia awal 20-an. Hal ini biasanya terkait dengan keterlambatan penutupan lempeng pertumbuhan. 

Kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan pertumbuhan berlanjut, misalnya gigantisme, akromegali, atau defisiensi aromatase. Hemokromatosis, yang menyebabkan penumpukan zat besi berlebih, dapat memberi efek tambahan terhadap tinggi badan pada sebagian individu.

Jadi, pertanyaan apakah laki-laki umur 21 tahun masih bisa tinggi memiliki jawaban: masih mungkin, tetapi peluangnya kecil. Faktor terbesar tetaplah genetik dan status penutupan lempeng pertumbuhan. 

Di usia ini, fokus sebaiknya dialihkan pada postur tubuh, olahraga, nutrisi, dan gaya hidup sehat. Strategi ini lebih realistis dibanding berharap pertumbuhan tinggi signifikan.

Memperhatikan postur tubuh dan membiasakan gaya hidup sehat akan membuat tubuh lebih proporsional dan nyaman. Walaupun tinggi mungkin tidak bertambah banyak, tubuh dapat tampak lebih tegap dan kuat. 

Dengan pola hidup yang baik, penampilan fisik tetap dapat optimal meski tinggi badan sudah tidak berkembang secara signifikan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index