Menjaga Usus Sehat

Tips Menjaga Usus Sehat: Kurangi Konsumsi Makanan Ultra Olahan Sehari-hari

Tips Menjaga Usus Sehat: Kurangi Konsumsi Makanan Ultra Olahan Sehari-hari
Tips Menjaga Usus Sehat: Kurangi Konsumsi Makanan Ultra Olahan Sehari-hari

JAKARTA - Kanker usus besar atau kanker kolorektal kini tidak hanya menjadi perhatian bagi lansia, tetapi juga meningkat di kalangan dewasa muda. 

Penyakit ini berkembang di jaringan usus besar atau rektum dan sering dimulai dari polip kecil non-kanker yang lama-kelamaan bisa berubah menjadi kanker.

Penelitian terbaru menunjukkan konsumsi makanan ultra olahan menjadi salah satu faktor risiko signifikan. Makanan ini diproses secara industri, mengandung banyak bahan tambahan, pengawet, maupun zat kimia lain yang dapat memicu peradangan dan kerusakan DNA pada lapisan usus. 

Kebiasaan mengonsumsi jenis makanan siap saji ini tanpa disadari meningkatkan risiko kanker kolorektal, khususnya bagi generasi muda yang gemar praktis namun kurang memperhatikan kualitas gizi.

Selain itu, perubahan pola makan modern dan gaya hidup serba cepat turut memperburuk risiko. Orang dewasa muda sering mengandalkan minuman manis, makanan beku, dan camilan instan, yang semuanya masuk kategori ultra processed food (UPF). 

Kombinasi rendah serat, tinggi gula, dan zat tambahan ini berdampak negatif pada mikrobioma usus, memengaruhi kesehatan pencernaan jangka panjang.

Jenis Makanan Ultra Olahan yang Perlu Diwaspadai

Daging olahan menjadi salah satu risiko tertinggi, termasuk sosis, bacon, ham, dan hot dog. Jenis makanan ini kaya nitrit dan pengawet, yang dapat memicu kerusakan DNA dan peradangan usus. 

Penelitian jangka panjang menunjukkan konsumsi daging olahan terkait erat dengan kanker kolorektal pada pria, menjadikannya salah satu UPF yang paling berbahaya.

Minuman manis seperti soda dan jus kemasan juga termasuk kategori UPF yang meningkatkan risiko. Konsumsi tinggi minuman manis memicu obesitas, stres metabolik, dan gangguan mikrobioma usus, yang berkontribusi pada perkembangan kanker. 

Sementara itu, makanan beku siap saji seperti pizza, burger, dan hidangan cepat saji lainnya mengandung lemak tidak sehat, karbohidrat olahan, garam, dan berbagai zat aditif yang merusak kesehatan usus.

Selain itu, roti kemasan dan produk roti olahan, sereal sarapan manis, serta mi instan dan camilan siap saji menjadi kelompok lain yang wajib diwaspadai. 

Banyak dari produk ini rendah serat, mengandung pengawet, pengemulsi, dan pati olahan yang dapat memicu iritasi usus dan peradangan. Konsumsi berlebihan dari makanan ini meningkatkan risiko prakanker dan kanker kolorektal di usia muda.

Strategi Mengurangi Risiko Kanker Kolorektal

Langkah pertama untuk mencegah risiko adalah membatasi konsumsi makanan ultra olahan. Mengutamakan makanan segar, tinggi serat, dan alami seperti sayur, buah, dan biji-bijian dapat menjaga mikrobioma usus tetap sehat. 

Perubahan pola makan ini juga membantu menurunkan beban glikemik dan mengurangi peradangan, dua faktor yang terkait dengan kanker kolorektal.

Selain itu, menyesuaikan porsi makanan dan rutin melakukan aktivitas fisik juga berperan penting. Kebiasaan ini membantu mengontrol berat badan dan metabolisme, sekaligus mengurangi efek buruk konsumsi UPF. 

Pola hidup sehat ini mendukung fungsi sistem pencernaan yang optimal dan menekan risiko prakanker berkembang menjadi kanker.

Langkah ketiga adalah lebih cermat membaca label makanan. Memilih produk rendah pengawet, tanpa pemanis buatan, dan mengutamakan bahan alami bisa mengurangi paparan zat kimia berbahaya. 

Membiasakan diri memasak di rumah juga menjadi strategi efektif untuk memastikan kualitas gizi dan mengurangi ketergantungan pada makanan ultra olahan.

Jenis UPF dengan Risiko Lebih Rendah

Menariknya, tidak semua UPF sama berisiko. Beberapa makanan olahan berbasis susu, seperti yogurt rasa atau puding rendah lemak, menunjukkan risiko kanker kolorektal lebih rendah, terutama pada wanita. 

Meskipun tetap mengandung pemanis buatan dan pengemulsi, produk ini relatif aman jika dikonsumsi secara moderat dan dikombinasikan dengan pola makan sehat.

Selain itu, keberadaan produk-produk rendah pengawet dan tambahan zat kimia mulai banyak ditemukan di pasaran. Pilihan ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin tetap praktis namun menjaga kesehatan pencernaan. 

Dengan memahami jenis UPF yang dikonsumsi dan membatasinya, risiko prakanker dan kanker kolorektal dapat ditekan.

Secara keseluruhan, perhatian terhadap jenis makanan yang dikonsumsi, keseimbangan pola makan, dan gaya hidup aktif menjadi kunci mencegah kanker usus besar.

Kesadaran dini akan risiko UPF dan langkah proaktif menjaga kesehatan usus akan membantu generasi muda terhindar dari penyakit yang dulu dianggap hanya mengintai lansia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index