JAKARTA - Obesitas dan diabetes menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Saat ini, prevalensi menunjukkan bahwa banyak orang dewasa menghadapi risiko kesehatan serius akibat kondisi ini.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, menyoroti bahwa usia onset diabetes cenderung semakin muda, beralih dari usia 50-an menjadi 30-an tahun, seiring meningkatnya angka obesitas.
Obesitas tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga memberi beban ekonomi yang besar. Pengeluaran untuk penyakit kardiovaskular yang terkait obesitas dan diabetes mencapai puluhan triliun rupiah setiap tahunnya.
Hal ini mencakup biaya untuk perawatan penyakit jantung, stroke, dan komplikasi lainnya. Dengan menekan angka obesitas, beban ekonomi nasional dapat berkurang secara signifikan.
Peningkatan prevalensi obesitas dan diabetes juga menimbulkan dampak sosial. Kualitas hidup menurun, produktivitas berkurang, dan masyarakat menghadapi risiko penyakit kronis lebih dini. Hal ini menegaskan perlunya strategi pencegahan yang terpadu, bukan sekadar pengobatan setelah penyakit muncul.
Pencegahan Sejak Usia Dini
Pencegahan sejak usia dini menjadi langkah krusial dalam mengendalikan obesitas dan diabetes. Data menunjukkan prevalensi diabetes pada anak meningkat setiap tahun.
Kondisi ini mendorong pemerintah untuk menekankan strategi promotif dan preventif, termasuk program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah menjangkau jutaan penduduk.
Selain itu, edukasi pola hidup sehat melalui program CERDIK dan GERMAS membantu menanamkan kebiasaan sehat sejak kecil. Rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) juga diharapkan menjadi salah satu intervensi untuk mengurangi konsumsi gula berlebih di masyarakat.
Pencegahan pada anak-anak bukan hanya soal kesehatan fisik. Dengan mengajarkan pola makan seimbang, olahraga teratur, manajemen stres, dan tidur berkualitas, generasi muda dapat mengembangkan kebiasaan yang menurunkan risiko obesitas dan diabetes di masa depan.
Peran Perubahan Gaya Hidup
Mengubah gaya hidup menjadi kunci utama dalam mengatasi obesitas dan diabetes. Pola makan yang bergizi, aktivitas fisik rutin, manajemen stres, dan tidur cukup adalah fondasi penting. Perawatan kesehatan individual dan pemeriksaan rutin membantu memantau kondisi tubuh secara berkala.
Prof. Dante menegaskan, tindakan preventif lebih efektif daripada pengobatan. Menjaga pola hidup sehat tidak hanya mengurangi risiko penyakit, tetapi juga mencegah komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, dan gangguan metabolisme.
Selain itu, perubahan gaya hidup berkelanjutan memberi manfaat jangka panjang bagi kualitas hidup. Individu yang mampu menerapkan pola sehat memiliki energi lebih, konsentrasi optimal, dan daya tahan tubuh lebih baik.
Perubahan kecil sehari-hari, seperti memilih makanan bergizi dan berolahraga ringan, dapat berdampak besar jika dilakukan secara konsisten.
Kolaborasi Seluruh Lapisan Masyarakat
Menghadapi obesitas dan diabetes membutuhkan partisipasi semua pihak. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri; masyarakat, institusi pendidikan, perusahaan, dan komunitas harus turut aktif. Kesadaran kolektif menjadi kunci keberhasilan strategi pencegahan.
Prof. Dante menegaskan bahwa mencegah obesitas hari ini berarti menyelamatkan generasi mendatang dari diabetes dan penyakit kardiovaskular. Dukungan masyarakat terhadap program kesehatan, pola makan sehat, aktivitas fisik, dan kebijakan publik berkontribusi langsung terhadap penurunan prevalensi penyakit.
Setiap individu diharapkan berperan aktif dalam pengendalian faktor risiko. Dengan kolaborasi yang solid, target menurunkan obesitas dan diabetes dapat tercapai, beban ekonomi berkurang, dan kualitas hidup masyarakat meningkat. Pencegahan yang konsisten dari berbagai pihak menjadi fondasi untuk generasi sehat di masa depan.