Dark Showering

Dark Showering, Tren Mandi Minim Cahaya Bantu Tidur Nyenyak

Dark Showering, Tren Mandi Minim Cahaya Bantu Tidur Nyenyak
Dark Showering, Tren Mandi Minim Cahaya Bantu Tidur Nyenyak

JAKARTA - Dark showering atau mandi dalam gelap menjadi tren baru yang ramai diperbincangkan. 

Kebiasaan ini melibatkan mandi di malam hari dengan pencahayaan minimal atau bahkan tanpa lampu sama sekali. Meskipun terdengar sederhana, metode ini disebut mampu membantu tubuh dan pikiran beristirahat lebih baik.

Psikiater Daniel Amen menjelaskan bahwa cahaya memiliki pengaruh besar terhadap otak manusia, termasuk jam biologis utama tubuh. 

“Pencahayaan redup ibarat menurunkan radar ancaman otak,” ujarnya. Ketika cahaya berkurang, tubuh mengirim sinyal aman ke sistem saraf parasimpatis, membantu menenangkan diri dan mempersiapkan tubuh untuk beristirahat.

Banyak orang yang mencoba dark showering melaporkan merasa lebih rileks dan jernih setelah mandi sebelum tidur. Rutinitas ini membantu otak mengurangi rangsangan visual dan beban sensorik, sehingga bagian otak yang mengatur rasa takut dan stres dapat lebih tenang.

Cara Praktis Melakukan Dark Showering

Untuk memulai, Daniel menyarankan tidak langsung mandi dalam gelap total. Sebaiknya, redupkan cahaya 60–90 menit sebelum tidur atau gunakan lampu berwarna lembut. 

Di kamar mandi, matikan ponsel dan musik keras yang dapat mengganggu suasana tenang. Aroma terapi seperti minyak esensial lavender atau frankincense juga dianjurkan untuk menenangkan pikiran.

Suhu ruangan sejuk sekitar 18–20°C mendukung relaksasi tubuh. Durasi mandi cukup 15–20 menit agar memberikan efek menenangkan setelah seharian beraktivitas. Kunci dari dark showering adalah konsistensi dan prediktabilitas. “Otak berkembang dengan rutinitas yang bisa ditebak,” jelas Daniel.

Kegiatan ini bukan sekadar mandi, tetapi menjadi bentuk self-care pasif. Tubuh dan pikiran secara alami menenangkan diri, menciptakan transisi dari kondisi kewaspadaan menuju ketenangan sebelum tidur.

Efek Kesehatan Mental dan Manfaat Tambahan

Dark showering efektif membantu mereka yang mengalami kecemasan, ADHD, atau insomnia. Dengan mengurangi cahaya dan suara, sistem saraf menerima lebih sedikit rangsangan, sehingga tingkat kewaspadaan dan stres menurun. 

“Ketika kita mengurangi masukan visual, beban sensorik otak juga berkurang, itu berarti bagian otak yang mengatur rasa takut dan stres punya lebih sedikit hal untuk direspons,” jelas Daniel.

Ritual ini menciptakan ketenangan eksternal yang menular menjadi ketenangan internal. Bagi individu dengan riwayat trauma atau depresi, disarankan menggunakan lampu lembut, musik pelan, atau aroma menenangkan agar tetap aman.

Alternatif lain bagi yang tidak bisa melakukan mandi malam adalah mandi air dingin di pagi hari. Mandi dingin menstimulasi saraf vagus, mengurangi peradangan, dan mengaktifkan bagian otak yang menenangkan tubuh setelah stres. Jika dilakukan malam hari, disarankan diakhiri dengan air hangat agar tidur tetap nyenyak.

Dark Showering Sebagai Bentuk Terapi Sederhana

Kedua kebiasaan ini, baik dark showering maupun cold shower, melibatkan stimulasi alami yang membantu otak menyesuaikan kondisi tubuh. Satu untuk bersiap memulai hari, satunya untuk bersiap beristirahat.

Tren ini menyoroti bagaimana kebiasaan sederhana bisa berdampak besar pada kesejahteraan mental dan fisik. Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi, memberi waktu bagi diri sendiri untuk mandi dalam ketenangan mungkin menjadi bentuk terapi paling mudah dilakukan di rumah.

Dengan ritual sederhana seperti ini, individu dapat menciptakan momen self-care yang efektif, menenangkan pikiran, dan mempersiapkan tubuh untuk tidur yang lebih nyenyak. Dark showering membuktikan bahwa kebiasaan kecil bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan kualitas tidur.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index