Sindrom Koroner Akut

Langkah Cepat Mengenali Sindrom Koroner Akut untuk Pencegahan Serius

Langkah Cepat Mengenali Sindrom Koroner Akut untuk Pencegahan Serius
Langkah Cepat Mengenali Sindrom Koroner Akut untuk Pencegahan Serius

JAKARTA - Suatu sore, nyeri dada muncul tiba-tiba, terasa berat dan menekan dari dalam. 

Banyak orang menganggapnya sepele atau mengira hanya kelelahan biasa, padahal nyeri dada mendadak bisa menjadi tanda sindrom koroner akut (SKA). Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, bahkan mereka yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

SKA harus selalu dianggap sebagai darurat medis. Semakin cepat pasien mendapatkan penanganan, semakin besar peluang untuk selamat. 

Sebaliknya, keterlambatan dapat menimbulkan kerusakan jantung permanen atau bahkan kematian mendadak. Sindrom koroner akut terjadi ketika aliran darah ke otot jantung berkurang atau terhenti akibat penyempitan atau sumbatan arteri koroner.

Di Indonesia, SKA termasuk penyebab utama kematian akibat penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, mengenali gejala sejak dini menjadi langkah penting untuk menyelamatkan nyawa.

Jenis dan Gejala Sindrom Koroner Akut

Ada tiga jenis utama SKA: STEMI, Non-STEMI, dan angina tidak stabil. STEMI terjadi saat aliran darah tersumbat secara mendadak dan cukup lama, menyebabkan kerusakan luas pada otot jantung. Pada EKG, terlihat segmen ST yang meningkat, dan tes darah menunjukkan kerusakan jantung.

Non-STEMI muncul ketika aliran darah tersumbat sebagian atau sementara, kerusakan otot jantung lebih kecil dibanding STEMI. Angina tidak stabil adalah nyeri dada yang berubah dari biasanya: muncul lebih sering, lebih berat, atau berlangsung lama.

Gejala khas SKA adalah nyeri dada mendadak, terasa seperti ada benda berat menekan dada, bisa menetap atau datang dan pergi, sering menjalar ke lengan kiri, rahang, leher, punggung, atau ulu hati. 

Sesak napas, keringat dingin, pusing, mual, dan rasa hampir pingsan juga sering menyertai. Banyak orang keliru menganggap gejala ini sebagai “masuk angin,” sehingga penanganan tertunda.

Diagnosis dan Penanganan Medis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mendengarkan suara jantung dan paru, serta menanyakan riwayat kesehatan. Tes penting meliputi EKG untuk merekam aktivitas listrik jantung, tes darah untuk menilai kerusakan jantung, ekokardiogram untuk melihat kondisi jantung, dan angiografi koroner untuk memeriksa aliran darah. 

Tes lain yang mungkin dilakukan termasuk exercise stress test, nuclear stress test, dan stress echocardiography.

Pengobatan SKA bisa berupa obat-obatan, angioplasti, atau operasi bypass, tergantung kondisi pasien dan tingkat sumbatan arteri. Obat-obatan seperti aspirin, beta-blocker, statin, atau trombolitik membantu mencegah bekuan darah dan menstabilkan jantung. 

Angioplasti membuka arteri tersumbat dengan kateter dan stent, sementara operasi bypass membuat jalur baru aliran darah. Keberhasilan pemulihan sangat bergantung pada seberapa cepat arteri tersumbat dibuka dan tingkat kerusakan jantung yang terjadi.

Pencegahan dan Tindakan Cepat

SKA dapat menimbulkan komplikasi serius seperti gagal jantung, aritmia, syok kardiogenik, ruptur otot atau katup jantung, hingga kematian mendadak. Pencegahan menjadi kunci utama. 

Mengendalikan tekanan darah, gula darah, kolesterol, berhenti merokok, rutin olahraga, pola makan sehat, dan pemeriksaan rutin dapat menurunkan risiko serangan jantung.

Segera hubungi tenaga medis jika muncul gejala nyeri dada mendadak, sesak napas, pusing, keringat dingin, atau ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga. 

Bertindak cepat sangat penting setiap menit berharga untuk menyelamatkan nyawa. SKA bukan kondisi yang bisa diabaikan atau ditunggu hilang sendiri; penanganan segera dapat mencegah kerusakan jantung permanen dan komplikasi serius.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index