BRI

BRI Pacu Pertumbuhan Kredit dan Perkuat Dukungan bagi UMKM

BRI Pacu Pertumbuhan Kredit dan Perkuat Dukungan bagi UMKM
BRI Pacu Pertumbuhan Kredit dan Perkuat Dukungan bagi UMKM

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran sebagai motor penggerak perekonomian nasional melalui penyaluran kredit produktif. 

Hingga September 2025, BRI berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 6,3 persen secara tahunan (year on year/yoy), menandakan ketahanan bisnis di tengah dinamika ekonomi yang menantang.

Laju pertumbuhan tersebut memang sedikit di bawah rata-rata pertumbuhan industri perbankan yang berada di kisaran 7 persen, namun tetap mencerminkan kinerja positif dan terkendali. 

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, total portofolio kredit BRI mencapai Rp 1.438 triliun, naik dari Rp 1.353 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagai lembaga keuangan yang dikenal fokus melayani masyarakat kecil, BRI tetap menjadikan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung bisnis. 

Sekitar Rp 1.150 triliun atau 80 persen dari total kredit BRI disalurkan ke sektor UMKM. Angka ini menegaskan komitmen bank dalam memperluas akses pembiayaan untuk sektor produktif yang menjadi penopang ekonomi nasional.

Meski porsi kredit UMKM mengalami sedikit penurunan dibandingkan 81,7 persen pada periode sebelumnya, kontribusi sektor ini masih menjadi yang terbesar dalam struktur penyaluran kredit BRI. 

Penurunan marginal tersebut dipandang wajar karena adanya penyesuaian portofolio guna menjaga keseimbangan antara ekspansi dan risiko pembiayaan di tengah kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih.

Kualitas Aset Tetap Terjaga dan Manajemen Risiko Kuat

Kinerja positif BRI juga tercermin dari kemampuan menjaga kualitas aset di tengah peningkatan aktivitas penyaluran kredit. Perusahaan mencatat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,29 persen, naik tipis dari 3,04 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kendati terjadi sedikit kenaikan, tingkat NPL tersebut masih dalam batas wajar dan terkendali berkat strategi pencadangan yang kuat. Rasio NPL coverage BRI tercatat di level 183,09 persen, menunjukkan kebijakan manajemen risiko yang konservatif dan kesiapan bank menghadapi potensi risiko kredit di masa mendatang.

Langkah mitigasi risiko yang dilakukan BRI menjadi kunci dalam menjaga stabilitas kinerja keuangan. Pendekatan berbasis data dan analisis sektor usaha juga memperkuat keandalan penyaluran kredit BRI, terutama di sektor-sektor dengan produktivitas tinggi seperti perdagangan, pertanian, dan industri kecil menengah.

Kualitas kredit yang tetap terjaga menunjukkan bahwa ekspansi yang dilakukan BRI tidak bersifat agresif, melainkan terukur dan disesuaikan dengan kapasitas debitur. Hal ini sekaligus mencerminkan filosofi kehati-hatian BRI dalam mengelola risiko kredit di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Pencapaian tersebut juga menjadi bukti kemampuan BRI menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis. Dengan rasio pencadangan yang tinggi, bank memiliki ruang yang cukup untuk menanggung potensi risiko tanpa mengganggu profitabilitas.

Likuiditas Kuat Dukung Ekspansi Pembiayaan

Selain mencatatkan pertumbuhan kredit, BRI juga memperkuat likuiditas untuk menjaga fleksibilitas ekspansi pembiayaan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp 1.474 triliun, naik dari Rp 1.362 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BRI yang terus meningkat.

Dengan pertumbuhan DPK yang solid, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI tercatat turun dari 89,6 persen menjadi 87,05 persen. Penurunan ini menandakan posisi likuiditas yang lebih longgar, sehingga memberikan ruang lebih besar bagi bank untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor strategis.

Ketersediaan likuiditas yang memadai juga memperkuat posisi BRI dalam menjaga stabilitas keuangan, terutama di tengah fluktuasi ekonomi global dan domestik.

Dengan fondasi pendanaan yang kuat, bank memiliki kapasitas lebih besar untuk berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya melalui pembiayaan UMKM dan sektor riil lainnya.

Langkah ini sejalan dengan strategi BRI dalam memperluas akses keuangan inklusif, terutama di daerah-daerah yang belum sepenuhnya terlayani oleh lembaga keuangan formal. 

Dengan digitalisasi layanan dan inovasi produk, BRI berupaya memperluas jangkauan pembiayaan hingga ke pelosok negeri, memperkuat posisi sebagai bank yang paling dekat dengan rakyat.

Komitmen Jangka Panjang pada Sektor UMKM

BRI terus menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap pemberdayaan sektor UMKM, yang menjadi penopang utama ekonomi nasional. Melalui berbagai inisiatif pembiayaan, pendampingan, dan digitalisasi, BRI berupaya memperkuat daya saing pelaku usaha kecil agar mampu naik kelas dan beradaptasi dengan perubahan ekonomi global.

Pertumbuhan kredit BRI yang stabil hingga September 2025 menjadi refleksi dari keberhasilan strategi bisnis yang berorientasi pada keberlanjutan. Fokus pada sektor produktif, kualitas aset yang sehat, dan pengelolaan likuiditas yang baik menjadi fondasi utama untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

Dalam jangka panjang, BRI bertekad untuk terus meningkatkan peran dalam memperluas inklusi keuangan, mendorong pemerataan ekonomi, dan memperkuat ketahanan nasional melalui dukungan nyata terhadap pelaku UMKM. 

Dengan kombinasi antara strategi bisnis yang solid dan digitalisasi yang progresif, BRI optimistis mampu menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index