BBM

Harga BBM Pertamina Tetap Stabil, Bukti Komitmen Pemerintah Jaga Ekonomi Rakyat

Harga BBM Pertamina Tetap Stabil, Bukti Komitmen Pemerintah Jaga Ekonomi Rakyat
Harga BBM Pertamina Tetap Stabil, Bukti Komitmen Pemerintah Jaga Ekonomi Rakyat

JAKARTA - Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi sebagai upaya menjaga keseimbangan harga energi nasional di tengah dinamika pasar global. 

Kebijakan ini dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang menjadi perubahan atas formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran BBM jenis bensin dan minyak solar yang disalurkan melalui stasiun pengisian bahan bakar umum.

Dalam kebijakan tersebut, Pertamina menegaskan bahwa penyesuaian harga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasar minyak dunia, kurs rupiah terhadap dolar AS, serta efisiensi operasional perusahaan. 

Adapun penyesuaian terbaru berlaku sejak awal Oktober, dengan perubahan pada beberapa produk nonsubsidi seperti Pertamina Dex dan Dexlite yang mengalami kenaikan harga.

Untuk wilayah dengan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen, seperti DKI Jakarta dan sekitarnya, harga Dexlite naik menjadi Rp13.700 per liter dari sebelumnya Rp13.600 per liter. 

Sementara Pertamina Dex meningkat dari Rp13.850 menjadi Rp14.000 per liter. Kenaikan ini diimbangi dengan upaya pemerintah memastikan stabilitas pasokan dan kualitas layanan bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

Harga BBM Subsidi Tetap Demi Menjaga Daya Beli

Berbeda dengan produk nonsubsidi, pemerintah menegaskan bahwa harga bahan bakar bersubsidi seperti Pertalite dan Bio Solar tidak mengalami perubahan. Pertalite masih dijual Rp10.000 per liter, sedangkan Bio Solar tetap berada di angka Rp6.800 per liter. 

Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah situasi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil.

Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengedepankan keseimbangan antara keberlanjutan fiskal dan kesejahteraan rakyat. 

Dengan mempertahankan harga BBM bersubsidi, sektor transportasi publik dan aktivitas ekonomi masyarakat diharapkan tetap terjaga tanpa lonjakan biaya operasional yang memberatkan.

Selain itu, upaya pemerintah ini juga didukung dengan berbagai program efisiensi energi dan dorongan terhadap penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Hal ini tercermin dari kebijakan pengembangan BBM campuran etanol, yang diharapkan dapat menurunkan kandungan sulfur serta mendukung transisi menuju energi bersih.

Rincian Harga BBM di Berbagai Wilayah

Penyesuaian harga BBM Pertamina berlaku merata di seluruh wilayah Indonesia, dengan perbedaan harga antarprovinsi menyesuaikan dengan tarif PBBKB dan biaya distribusi. 

Di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, harga Pertamax tetap Rp12.200 per liter, Pertamax Turbo Rp13.100 per liter, dan Pertamax Green 95 Rp13.000 per liter.

Sementara itu, di wilayah Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan Bengkulu, harga Pertamax berada di Rp12.800 per liter, Pertamax Turbo Rp13.700, Dexlite Rp14.300, dan Pertamina Dex Rp14.600. 

Adapun untuk wilayah Kalimantan Selatan, harga Pertamax juga mencapai Rp12.800 per liter dengan produk Dexlite dan Pertamina Dex masing-masing dibanderol Rp14.300 dan Rp14.600 per liter.

Khusus di kawasan Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua, harga cenderung lebih tinggi karena faktor logistik dan jarak distribusi. Pertamax dijual Rp12.500 per liter, sementara Dexlite dan Pertamina Dex berada di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.300 per liter. 

Meskipun terdapat perbedaan harga, Pertamina menjamin ketersediaan BBM tetap merata hingga ke daerah-daerah terpencil untuk mendukung aktivitas ekonomi nasional.

Stabilitas Energi Nasional di Tengah Dinamika Global

Penyesuaian harga BBM yang dilakukan Pertamina dinilai sebagai langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan bisnis sekaligus memastikan ketahanan energi nasional.

Dengan mempertimbangkan fluktuasi harga minyak dunia dan faktor geopolitik, kebijakan ini menjadi bukti keseimbangan antara kebutuhan korporasi dan perlindungan terhadap masyarakat.

Pertamina juga terus memperkuat infrastruktur distribusi energi, termasuk meningkatkan efisiensi rantai pasok agar harga tetap kompetitif. Selain itu, pengembangan energi baru terbarukan, seperti bahan bakar berbasis etanol dan biodiesel, menjadi langkah nyata untuk menekan ketergantungan terhadap minyak mentah impor.

Langkah penyesuaian harga BBM ini juga mendukung target pemerintah menuju transisi energi berkelanjutan. Dengan memperluas akses energi bersih dan menjaga keterjangkauan harga, Indonesia diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index