JAKARTA - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengambil langkah strategis dengan memasukkan koding dan kecerdasan artifisial (AI) sebagai mata pelajaran baru di sekolah. Langkah ini menjadi bagian dari transformasi kurikulum yang ditujukan untuk menjawab tantangan perkembangan zaman dan revolusi industri 4.0. Menurut Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikdasmen, Maulani Mega Hapsari, penguatan materi ini penting agar generasi muda Indonesia siap menghadapi persaingan global.
Ia menjelaskan bahwa seluruh ekosistem pendidikan—dari pemerintah pusat, dinas pendidikan, sekolah, guru, hingga siswa—harus bersikap adaptif dan inovatif. Dengan kemampuan adaptasi yang kuat, menurutnya, pendidikan Indonesia dapat bersaing secara internasional, sekaligus mencetak lulusan yang memiliki kemampuan teknis dan literasi digital memadai.
AI Dapat Mempercepat Proses Belajar Mengajar
Pemanfaatan AI dalam pendidikan diyakini bisa meningkatkan efisiensi guru dalam menangani tugas-tugas administratif yang bersifat repetitif. Hal ini memberi peluang bagi guru untuk lebih fokus pada interaksi langsung dengan siswa, pengembangan metode pengajaran kreatif, serta evaluasi hasil belajar yang lebih mendalam.
AI juga dapat diintegrasikan sebagai asisten digital dalam kelas, membantu guru memantau kemajuan siswa secara real-time. Dengan demikian, guru memiliki lebih banyak waktu untuk merancang strategi pembelajaran yang tepat, sesuai dengan kebutuhan unik setiap murid.
Selain itu, penggunaan AI memungkinkan adanya pembelajaran yang bersifat personalisasi. Siswa dapat menerima materi yang disesuaikan dengan kemampuan, minat, dan gaya belajar masing-masing, sehingga proses belajar lebih efektif dan menarik.
Dukungan Legislator untuk Adaptasi Teknologi
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menekankan bahwa pemanfaatan AI harus dijalankan secara bijak. Ia melihat AI sebagai alat pendukung yang memperkuat peran guru, bukan sebagai pengganti. Menurutnya, kecerdasan buatan bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan konten pembelajaran yang lebih kaya dan relevan.
Hetifah menilai, teknologi ini membuka peluang bagi guru untuk menciptakan materi yang lebih kreatif, sekaligus memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa. Lebih jauh, AI juga bisa berfungsi sebagai asisten virtual bagi siswa di luar jam pelajaran, memberikan bimbingan tambahan, menjawab pertanyaan, dan menyediakan sumber belajar interaktif.
Dukungan legislatif ini menjadi sinyal penting bahwa Indonesia serius mempersiapkan generasi muda menghadapi era digital, sekaligus memastikan bahwa guru tetap menjadi pusat pengajaran yang kreatif dan inovatif.
AI sebagai Alat Penilaian dan Umpan Balik Otomatis
Selain mendukung guru dalam pengajaran, AI juga memiliki peran penting dalam proses evaluasi. Kecerdasan buatan mampu memberikan asesmen otomatis terhadap hasil kerja siswa, sekaligus memberi umpan balik secara langsung. Dengan sistem ini, guru dapat segera mengetahui aspek yang perlu diperbaiki oleh siswa, sehingga proses belajar menjadi lebih responsif dan tepat sasaran.
Kemampuan AI dalam menilai pekerjaan siswa memungkinkan guru untuk memantau perkembangan setiap murid secara lebih akurat. Hal ini juga membantu menciptakan pendekatan pengajaran yang lebih personal, di mana intervensi atau bimbingan dapat diberikan sesuai kebutuhan masing-masing siswa.
Dengan integrasi koding dan AI di sekolah, siswa tidak hanya belajar tentang teknologi, tetapi juga diasah kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Langkah ini diyakini akan menyiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin berbasis digital, sekaligus menjadi modal penting bagi Indonesia dalam persaingan global.
Menuju Pendidikan yang Adaptif dan Inovatif
Secara keseluruhan, memasukkan koding dan AI ke kurikulum menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyiapkan generasi muda menghadapi era teknologi. Semua pihak di sektor pendidikan diminta bekerja sama secara adaptif dan inovatif, memastikan bahwa setiap siswa memiliki bekal kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Selain mempersiapkan literasi digital, pengenalan AI juga mengajarkan tanggung jawab, etika digital, dan kemampuan memanfaatkan teknologi secara bijak. Dengan begitu, siswa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu mengembangkan solusi kreatif untuk berbagai tantangan masa depan.
Para ahli pendidikan menilai, langkah ini bisa menjadi titik awal bagi revolusi pembelajaran di Indonesia, di mana inovasi, teknologi, dan kreativitas menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan formal. Integrasi koding dan AI di sekolah diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri, kesiapan menghadapi tantangan global, dan daya saing bangsa di masa depan.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                  