Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi

Konsumsi Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi Bisa Berisiko Serius bagi Tubuh

Konsumsi Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi Bisa Berisiko Serius bagi Tubuh
Konsumsi Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi Bisa Berisiko Serius bagi Tubuh

JAKARTA - Ikan menjadi sumber protein yang baik untuk tubuh, membantu membangun jaringan, memproduksi enzim dan hormon, serta memperkuat sistem imun melalui pembentukan antibodi. 

Sayangnya, tidak semua ikan aman dikonsumsi dalam jumlah banyak karena kandungan merkuri yang bervariasi. Merkuri adalah unsur alami yang hadir di udara, air, dan tanah, tetapi juga bisa dilepaskan melalui aktivitas industri maupun peristiwa alam.

Hampir semua jenis ikan mengandung merkuri, tetapi beberapa memiliki kadar tinggi sehingga perlu diwaspadai. Jenis ikan ini sering hadir dalam santapan sehari-hari dan populer di kalangan masyarakat. 

Di antaranya adalah tuna, king mackerel, tuna mata besar, lobster, ikan todak, hiu, tilefish, orange roughy, marlin, dan barramundi. Konsumsi ikan bermerkuri tinggi secara berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh, terutama sistem saraf dan organ vital.

Beberapa ikan memiliki kadar merkuri yang cukup tinggi seperti ikan todak dan hiu, yang merupakan predator laut besar. Ikan seperti tuna albacore dan king mackerel juga masuk kategori berisiko tinggi karena ukuran dan usia ikan memengaruhi akumulasi logam berat. 

Sedangkan lobster, barramundi, dan beberapa jenis tuna memiliki kadar merkuri sedang, sehingga konsumsi dalam jumlah terbatas dianjurkan.

Dampak Merkuri bagi Tubuh Manusia

Metilmerkuri, bentuk organik merkuri, mudah terakumulasi di rantai makanan laut, terutama pada ikan besar dan predator. Saat dikonsumsi manusia, logam ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan otak. Anak-anak dan janin paling rentan mengalami dampak negatif karena sistem saraf mereka masih dalam tahap perkembangan.

Penelitian menunjukkan bahwa paparan merkuri berkorelasi dengan penurunan keterampilan motorik halus, ketangkasan, memori, dan perhatian pada orang dewasa. Selain itu, paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan neurologis seperti Alzheimer, Parkinson, autisme, depresi, dan kecemasan.

 Dampak pada sistem kardiovaskular juga terlihat, termasuk tekanan darah tinggi, peningkatan risiko serangan jantung, dan kadar kolesterol LDL yang meningkat.

Konsumsi ikan bermerkuri tinggi sebaiknya dibatasi, terutama bagi ibu hamil, anak-anak, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu. 

Sementara ikan dengan kandungan merkuri sedang atau rendah tetap aman dikonsumsi secara wajar, namun tetap dianjurkan untuk menjaga porsi agar tidak menumpuk akumulasi logam berat dalam tubuh.

Tips Aman Konsumsi Ikan

Memilih ikan yang rendah merkuri menjadi strategi penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Ikan yang lebih kecil, cepat tumbuh, atau hidup lebih dekat permukaan laut umumnya memiliki kadar merkuri lebih rendah dibanding predator besar yang hidup lama. 

Misalnya, ikan sardine, salmon, dan trout cenderung lebih aman dibandingkan tuna mata besar atau todak. Selain memilih jenis ikan yang tepat, mengatur frekuensi konsumsi juga penting. 

Konsumsi ikan bermerkuri tinggi sebaiknya dibatasi menjadi satu hingga dua kali sebulan, sedangkan ikan rendah merkuri dapat dikonsumsi beberapa kali seminggu. Memasak ikan dengan cara yang benar, seperti dikukus atau dipanggang, membantu mengurangi risiko kontaminasi tambahan.

Selain itu, memperhatikan variasi sumber protein juga membantu mengurangi risiko akumulasi merkuri. Mengombinasikan konsumsi ikan dengan protein nabati seperti kacang-kacangan, tempe, atau tahu bisa menjadi alternatif seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi tanpa risiko logam berat berlebih.

Kesadaran dan Perlindungan Kesehatan

Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran terkait konsumsi ikan bermerkuri tinggi agar kesehatan jangka panjang tetap terjaga. Mengedukasi diri sendiri tentang jenis ikan yang aman, frekuensi konsumsi, serta tanda-tanda paparan merkuri dapat membantu mengurangi risiko komplikasi kesehatan.

Selain itu, pemeriksaan rutin untuk memantau kadar merkuri dalam tubuh bisa menjadi langkah preventif. Kombinasi kesadaran, pengaturan pola makan, dan gaya hidup sehat membantu tubuh tetap optimal dan terhindar dari efek buruk logam berat. 

Anak-anak, ibu hamil, dan individu rentan lainnya perlu perhatian khusus agar dampak merkuri tidak menimbulkan gangguan perkembangan atau kesehatan jangka panjang.

Dengan strategi konsumsi ikan yang tepat, manfaat protein dan nutrisi lain tetap bisa diperoleh tanpa harus mengorbankan kesehatan. Kesadaran akan risiko merkuri dan penerapan langkah-langkah pencegahan merupakan kunci agar menikmati ikan tetap aman, sehat, dan bermanfaat bagi tubuh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index