JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan pergerakan dinamis di awal perdagangan Kamis pagi 16 Oktober 2025. Setelah sempat terkoreksi 0,2%, indeks berhasil bangkit dan menguat 0,5% ke level 8.091 pada pukul 09.10 WIB.
Penguatan ini menandai kembalinya minat beli investor terhadap saham-saham berkapitalisasi besar setelah beberapa hari terakhir IHSG bergerak dalam pola konsolidasi.
Sebanyak 299 saham tercatat menguat, sedangkan 182 saham melemah, dan 159 saham lainnya stagnan. Meski belum ada katalis besar dari faktor eksternal, pelaku pasar tampak mulai melakukan bargain hunting terhadap saham-saham yang sempat terkoreksi sebelumnya.
Saham Big Cap Jadi Penopang Utama
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar bergerak bervariasi namun cenderung positif. Saham Barito Renewables Energy (BREN) naik 0,79%, sementara Chandra Asri Pacific (TPIA) turut menguat 0,35%.
Dua emiten besar di sektor tersebut menjadi sorotan karena tren harga minyak dunia yang cenderung stabil dan ekspektasi peningkatan permintaan energi pada kuartal IV/2025. Penguatan pada saham energi dan petrokimia ini turut menopang IHSG agar tetap berada di zona hijau.
Di sisi lain, saham Bank Central Asia (BBCA) bergerak flat dan sedikit tertekan akibat aksi ambil untung investor setelah penguatan dalam beberapa sesi terakhir.
Namun, saham Dian Swastatika Sentosa (DSSA) masih melanjutkan reli dengan penguatan 1,53%, menambah dorongan positif terhadap pergerakan indeks.
Top Gainers Didominasi Emiten Menengah
Pada perdagangan pagi ini, saham-saham top gainers antara lain KICI, BLUE, MBTO, dan MORA. Keempat saham tersebut mencatat lonjakan harga berkat sentimen teknikal jangka pendek serta aksi beli spekulatif dari investor ritel.
Sementara itu, emiten seperti TEBE, PGUN, UANG, JARR, dan PGLI menempati posisi saham dengan kenaikan terbesar lainnya. Pergerakan cepat saham-saham tersebut menunjukkan bahwa investor masih aktif mencari peluang di sektor-sektor tertentu meski kondisi pasar belum sepenuhnya stabil.
Aktivitas ini menggambarkan bahwa pelaku pasar mulai berani mengambil risiko kembali, terutama setelah IHSG bertahan di atas level psikologis 8.000 selama beberapa sesi terakhir.
Sektor Energi dan Infrastruktur Masih Jadi Fokus
Kinerja saham-saham energi, pertambangan, dan infrastruktur masih menjadi motor utama penggerak indeks. Penguatan pada sektor ini sejalan dengan ekspektasi pemulihan permintaan energi global serta sentimen positif terhadap proyek-proyek strategis nasional.
Selain itu, prospek kenaikan harga batu bara dan gas alam juga memberikan sentimen tambahan terhadap saham-saham seperti DSSA dan TEBE.
Investor memandang sektor energi masih memiliki potensi pertumbuhan, terutama dengan adanya dorongan dari transisi energi dan permintaan industri dalam negeri yang terus meningkat.
Sementara itu, saham-saham teknologi dan telekomunikasi seperti MORA juga mulai menunjukkan pemulihan. Sektor ini mendapat dukungan dari perkembangan jaringan digital nasional serta peningkatan kebutuhan data center di berbagai kota besar.
Investor Menanti Sentimen Domestik dan Global
Meskipun IHSG berhasil menguat di awal sesi, para analis memperkirakan pergerakan indeks pada perdagangan hari ini masih akan fluktuatif.
Minimnya katalis global membuat arah pergerakan pasar lebih banyak ditentukan oleh faktor domestik, seperti laporan kinerja emiten kuartal ketiga dan kebijakan pemerintah menjelang akhir tahun.
Investor juga mencermati kemungkinan adanya arus dana asing yang kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Jika sentimen positif terhadap sektor energi dan perbankan terus berlanjut, IHSG berpeluang menembus level resistensi baru di atas 8.100.
Namun, sebagian pelaku pasar memilih untuk tetap berhati-hati, mengingat volatilitas masih cukup tinggi dan potensi koreksi teknikal bisa terjadi sewaktu-waktu.
Optimisme Pasar Jelang Akhir Tahun
Secara keseluruhan, penguatan IHSG di sesi pagi menunjukkan adanya optimisme investor terhadap prospek ekonomi Indonesia di kuartal IV/2025.
Kinerja sejumlah emiten besar yang stabil, disertai prospek pertumbuhan kredit dan konsumsi domestik, memberi sinyal positif bagi keberlanjutan reli pasar saham hingga akhir tahun.
Sejumlah analis memproyeksikan IHSG berpotensi menguat secara bertahap menuju level 8.200–8.300 jika dukungan dari sektor energi, keuangan, dan infrastruktur terus berlanjut.
Meski pergerakan harian masih fluktuatif, tren jangka menengah dinilai tetap positif selama aliran modal asing tidak mengalami pembalikan besar.
Bagi investor ritel, momen seperti ini sering kali dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi bertahap, khususnya pada saham-saham berfundamental kuat yang sempat terkoreksi.
Dengan dukungan sentimen positif dari berbagai sektor dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang tetap solid, pasar modal Indonesia diperkirakan akan tetap menjadi tujuan menarik bagi investor sepanjang sisa tahun ini.